Abdurrahman Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Berhasil Mendapatkan Pengakuan Kemerdekaan Indonesia Secara De Jure dan De Facto

Selasa, 06 Agustus 2019 | 09:13
Dok Istimewa/Wikipedia via Tribunnews

Abdurrahman Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang berhasil mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia secara de jure dan de facto

Sosok.id - Pada November 2018 lalu, Persiden Joko Widodo menetapkan 6 pahlawan baru.

Salah satunya adalah Abdurrahman Baswedan.

Melansir dari Kompas.com, proses Abdurrahman Baswedan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional sudah dimulai sejak 2012.

Ia diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Yogyakarta.

Baca Juga: Terlalu Tua, Cinta Sang Proklamator Pernah Ditolak Gadis Muda, Soekarno : Kau Tolak Cintaku Karena Umurku

Diketahui, semasa hidup Abdurrahman Baswedan memang menghabiskan waktunya di Yogyakarta.

Walaupun ia lahir di Surabaya, tepatnya pada 9 September 1908.

Ia merupakan keturunan Arab.

Tetapi, ia memiliki prinsip ius soli.

Baca Juga: Malahayati, Sosok Laksamana Laut Wanita Pertama di Dunia Asal Aceh yang Taklukan Belanda dengan Kekuatan Pasukan Janda Perang

Yaitu, di mana saya lahir, di situlah tanah airku.

Pria yang dikenal dengan logat Jawa-Surabaya yang kental ini, pernah menikah dua kali.

Istri pertamanya, Sjaichun, meninggal karena terserang malaria.

Tepatnya pada tahun 1948, di Kota Surakarta.

Baca Juga: Kisah Para Kupu-kupu Malam yang Peran Pentingnya dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Diakui oleh Soekarno

Kemudian, tahun 1950, A.R. Baswedan menikah lagi dengan Barkah Ganis yang merupakan seorang tokoh perempuan.

Dari pernikahannya tersebut, A.R. Baswedan dikaruniai 11 anak dan 45 cucu.

Salah satu cucunya, Anies Baswedan, sekarang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

Baca Juga: Putih, si Gadis Tomboy Penunjuk Jalan Rombongan Gerilya Jenderal Soedirman

Sebagai seorang keturunan Arab, Baswedan turut mengajak golongannya untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Prinsip ius soli yang selalu ia pegang, juga ia terapkan pada mereka.

Ia menjadi peran penting dalam menggerakkan pemuda keturunan Arab untuk ikut berperang melawan Belanda pada era revolusi.

Baswedan juga pernah ditahan oleh penjajah Jepang pada tahun 1942.

Baca Juga: Kisah Gangster Yakuza Mengawal Soekarno Saat Kunjungan ke Jepang Gegara Ada Ancaman Pembunuhan

Bahkan ia berhasil membawa Indonesia diakui sebagai negara yang merdeka baik secara de facto maupun de jure.

Semua itu berkat usahanya pada tahun 1948.

Ia ditunjuk untuk membawa dokumen yang berisi pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia.

Bahkan ia harus melewati hambatan yang cukup besar dan mengorbankan keselamatannya.

Baca Juga: Admiral Isoroku Yamamoto, Otak Serangan Kilat Kekaisaran Jepang Saat Duduki Indonesia Pada Perang Asia Timur Raya

Namun, berkat kecerdasannya ia berhasil membawa dokumen tersebut.

Setelah ia berinisiatif untuk menyelipkan dokumen itu di kaus kaki yang ia kenakan.

Akhirnya dokumen itu sampai ke Indonesia dengan aman.

Karier A.R. Baswedan

Baca Juga: Meriam Si Jagur, Kisah dan Kontroversi Simbol Tangan Mengepal yang Dianggap Vulgar

Baswedan dikenal sebagai orang yang senang mempelajari hal secara otodidak.

Begitupun dengan kemampuan menulis, hingga ia bertemu dengan seorang jurnalis bernama Salim Maskati.

Ia adalah wartawan keturunan Arab di Hindia Belanda.

Berkat bantuannya, Baswedan dinobatkan sebagai Sekretaris PAI.

Baca Juga: Kisah Perjuangan, Memotong Rel Kereta Api Sepanjang 20 Meter Demi Balas Dendam Kematian Kawan Seperjuangan

Bahkan A.R. Baswedan dinobatkan sebagai salah satu dari 111 perintis pers nasional yang tangguh dan berdedikasi.

Persatoean Arab Indonesia (PAI) kemudian menjadi awal karir politik Baswedan.

Setelah itu ia diangkat sebagai anggota Chou Sangi In (Dewan Penasihat Pusat).

Hingga menjelang kemerdekaan Indonesia, ia dilibatkan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Baca Juga: Silas Papare, Mantan Mata-mata Amerika Asal Papua yang Jadi Pahlawan Nasional Atas Usahanya Bawa Bumi Cendrawasih Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi

Setelah kemerdekaan, ia juga menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Sementara pada era republik baru, Baswedan diangkat menjadi Menteri Muda Penerangan.

A.R. Baswedan juga dikenal sebagai seorang mubaligh.

Ia berkeliling untuk berdakwah usai mengenal KH. Mas Mansoer.

Baca Juga: Ir Sutami, Menteri Segala Zaman Paling 'Kere' Indonesia, Listrik Rumahnya Diputus PLN Gegara Tak Mampu Bayar Tagihan

Selain berdakwah melalui pidato, ia juga berdakwah melalui tulisannya.

Karena profesinya yang seorang jurnalis.

Tulisannya itu dimuat di koran-koran dan majalah Islam.

Hingga ia akhirnya dinobatkan sebagai ketua Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) cabang Yogyakarta.(*)

Tag

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber Kompas.com, tribunnews