53 Tahun Pilih Tinggal di Tengah Hutan, Pasutri Asal Pekalongan Percaya Keluarganya Kena Kutukan: 8 Kakak Saya Setiap Tahun Meninggal

Senin, 15 Juli 2019 | 13:15
Tribunjateng.com/Budi Susanto

53 Tahun Tinggal di Tengah Hutan, Pasutri Asal Pekalongan Percaya Keluarganya Kena Kutukan.

Sosok.ID - Percaya keluarganya telah ditimpa kutukan, pasutri asal Pekalongan, Jawa Tengah pilih mengasingkan diri.

Agar tak menyebarkan kutukan yang dipercaya telah menimpa keluarga mereka, kedua pasutri asal Pekalongan ini putuskan untuk tinggal di tengah hutan.

Tak tanggung-tanggung, pasutri asal Pekalongan ini telah tinggal di tengah hutan selama 53 tahun demi menjauhkan dari kutukan yang menghantui keluargnya.

Baca Juga: Tak Kalah Mapan dengan Sunan Kalijaga, Ayah Taqy Malik, Mansyardin Malik Dikabarkan Miliki Perkebunan dan Tambang Minyak di Kalsel

Melansir Kompas.com, keluarga Dakup telah tinggal di tengah hutan di wilayah Pekalongan, Jawa Tengah sejak tahun 1966.

Lokasi tempat tinggal keluarga Dakup ini pun jauh dari hiruk pikuk perkampungan, terletak jauh di tengah hutan pinus.

Jarak dari rumah keluarga Dakup ke Kecamatan Paninggaran saja bisa mencapai jarak 12 kilometer.

Baca Juga: 3 Hari Meringkuk di Balik Jeruji Besi, Galih Ginanjar Bersedia Minta Maaf ke Fairuz A Rafiq di Depan Media

Tak hanya medan berat ke lokasi yang cukup berat, beberapa hewan liar seperti babi hutan dan kera pun berkeliaran bebas di sekitar rumah keluarga Dakup.

Dilansir Sosok.ID dari Tribun Jateng, sebelumnya keluarga Dakup tinggal di Dukuh Sigintung, Desa Tuwareh, Kecamatan Paninggaran, Pekalongan, Jawa Tengah.

Namun setelah satu per satu anak dari keluarga tersebut meninggal dunia, keluarga Dakup pun memutuskan untuk pindah ke tengah hutan.

Baca Juga: Kisah Pilu Mama Maria yang 6 Tahun Ditinggal Suami Tanpa Nafkah, Hanya Bisa Makan Ubi Demi Hidupi Keluarga

Hal ini dikarenakan keluarga Dakup percaya bila setiap anggota keluarga mereka telah dikutuk penyakit yang aneh.

Semi (75) salah satu anak keluarga Dakup yang masih hidup menjelaskan bahwa orang tuanya sengaja membawanya ke tengah hutan karena dihantui kutukan penyakit aneh.

Buktinya, satu per satu saudara-saudara Semi yang berjumlah 8 orang meninggal dunia tanpa sebab yang jelas.

Baca Juga: Nekat Lompat ke Kapal Selam Penyelundup Narkoba, Tentara Patroli Laut Berhasil Amankan 7,7 Ton Kokain Senilai 3 Triliun Rupiah!

Kini hanya tinggal ia dan saudaranya yang satu lagi yang tersisa dari keluarga Dakup.

“Seperti terkena kutukan kata ayah saya karena kakak saya selalu meninggal.

Kakak saya ada 8 dan setiap tahun meninggal satu per satu. Hanya tersisa dua, termasuk saya,” jelas Semi.

Baca Juga: Sosok Rian Subroto, Pengusaha Tambang Penyewa VA yang Masih Misterius, Vanessa Angel: Potongannya Kayak Polisi!

Mengutip Kompas.com, sang ayah memilih pindah ke tengah hutan karena untuk menghindari kutukan.

“Hingga ayah dan ibu saya meninggal , saya dan suami masih menetap. Kini kami punya dua anak serta tujuh cucu,” lanjut Semi.

Suaminya, Untung (77) bersedia tinggal di tengah hutan pun dikarenakan lokasinya yang damai.

Baca Juga: Sempat Bikin Heboh Gara-gara Isu Donor Sperma, Salmafina Sunan Rupanya Penulis yang Pernah Membukukan Kisah Hidupnya

Ia juga mengiyakan fakta bahwa kedua orang tua istrinya meninggal dunia tanpa alasan sakit yang jelas.

Salah satu warga bernama Jedot yang pernah menjadi petugas Puskesmas Kecamatan Paninggaran pada tahun 1984-1987 mengaku sangat akrab dengan keluarga Dakup.

“Sewaktu bertugas, dulu saya menemukan keluarga yang tinggal di tengah hutan.

Baca Juga: Video Pernikahan Dini Bocah SD dengan Siswa SMP di Musi Banyuasin Viral, DPPPA Ambil Tindakan: Jelas Pernikahannya Langgar Undang-undang!

Hingga kini mereka masih bertahan,” kata Jedot seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribun Jateng.

Berdasarkan pengakuan Jedot, ayah Semi yang bernama Dakup menderita kusta akut hingga beberapa jarinya terputus.

Namun karena pengetahuan masyarakat pada saat itu minim soal penyakit kusta, sehingga wajar bila penyakit itu disebut sebagai kutukan.

Baca Juga: Setahun Cerai dari Salmafina Sunan, Taqy Malik Kini Sukses Jadi Pengusaha Tajir Sampai Bisa Pamer Naik Jet Pribadi

“Waktu itu sekitar tahun 1984 saya datang ke rumah milik ayah Semi. Dia selalu mengeluh akan penyakitnya.

Selain terkena kusta, ayah Semi juga menceritakan bahwa keluarganya terkena kutukan. Maka dari itu ia menetap di tengah hutan,” tutur Jedot.

Kendati tinggal di tengah hutan dan terasing dari keramaian, Jedot menjelaskan bahwa kondisi keluarga Dakup dalam keadaan yang baik.

Baca Juga: Miris! Seorang Bayi Usia 1 Bulan Tewas Usai Dicekoki Miras oleh Kakeknya Hanya Gara-gara Harga Diri

“Kini kondisinya sudah lumayan baik karena air dan listrik sudah masuk walau lokasi tempat tinggalnya berada di tengah hutan.

Kini ada delapan rumah ABG dibangun di sekitar rumah Semi,” pungkasnya.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Tribun Jateng

Baca Lainnya