Sosok.ID - Hari ini, Jumat (10/4/2020), DKI Jakarta resmi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Seperti diketahui, hingga saat ini Jakarta merupakan episentris sebaran virus corona alias Covid-19 di Indonesia.
Jumlah pasien positif hingga Kamis (9/4) sore di Ibu Kota Indonesia ini telah mencapai 1706 orang.
Sementara Indonesia melaporkan sebanyak 3.293 kasus infeksi Covid-19 per Kamis kemarin.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan terkait PSBB setelah Kementrian Kesehatan menyetujuinya.
Pembatasan ini dilakukan guna memutus mata rantai sebaran virus corona yang masih merebak di Indonesia.
PSBB Jakarta diterpakan selama 14 hari dari 10 April 2020 sampai 23 April 2020 dan memungkinkan untuk diperpanjang, tergantung dari situasi Jakarta di 14 hari ke depan.
Terkait penerapan PSBB, Jakarta harus siap menghadapi beberapa dampak negatif pada sektor perekonomian.
Melansir Kompas.com, Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno mengatakan, angka perekonomian di DKI Jakarta perlu sedikit dikorbankan jika ingin menyelamatkan nyawa penduduknya.
"Dampak ekonomi tak terelakkan karena fokus utama adalah memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19," ujar Eddy dalam keterangan tertulis, Kamis (9/4/2020), seperti dikutip Sosok.ID, dilansir dari Kompas.com.
"Geliat perekonomian di Jakarta harus dikorbankan demi keselamatan warga," lanjutnya
Eddy mengatakan, sektor perdagangan, konstruksi, dan jasa, merupakan aktivitas perekonomian di Jakarta yang menyumbang sekitar 17 persen dari total perekonomian nasional.
Diterapkannya PSBB akan mempengaruhi pelemahan ekonomi Ibu Kota yang kemungkinan besar berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi keseluruhan.
"Dengan kata lain, Jakarta harus bersiap menelan pil pahit terlebih dahulu demi keselamatan penduduknya sebelum nanti bangkit kembali menuju motto 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'," katanya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini juga menyebutkan, jika Jakarta berhasil menahan laju sebaran virus SARS-CoV-2, maka dampak positif pada pemulihan ekonomi nasional akan terlihat.
Berhentinya mobilitas warga, kata Eddy bakal menghentikan kegiatan ekonomi Jakarta.
"Berbagai ekses negatif akan terlihat seperti PHK, usaha gulung tikar dan tenaga kerja pendatang akan kembali ke kampungya dengan tidak membawa THR dan oleh-oleh lebaran," ujarnya.
Mantan Bankir Profesional di Merril Lynch ini menjelaskan, adanya pergerakan lalu lintas masyarakat akan menciptakan arus ekoni.
Sehingga pembatasan lewat PSBB akan berdampak di sektor tersebut.
Kendati demikian, hal itu dianggap sebagai langkah paling tepat sebab angka pasien meninggal dunia di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 8,5 persen. (*)