KH Idris kemudian mengganti namanya dengan Ibnu Masngud (Mas'ud), artinya anak beruntung.
Masngud memang merasa sangat beruntung. Ia bersyukur memperoleh nikmat yang tiada tara, yakni iman kepada Allah.
Karenanya, ia tak memberati dunia lagi setelah beriman.
Ia tak segan menceraikan istri tercinta yang telah puluhan tahun menemani hidupnya.
Ia pun ikhlas melepas darah dagingnya.
Alasannya, mereka enggan mengikuti ajakannya untuk memeluk agama Islam.
Baginya iman tak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini, bahkan keluarga sekalipun.
Karenanya ia tak ragu berucap selamat tinggal kepada orang-orang tercinta.
Bukan hanya keluarga, Masngud meninggalkan segala hasil jerih payahnya.