Dari Sopir Truk, Tasdi Jadi Bupati dan Terjerat Korupsi Hingga Buat Megawati Nangis

Senin, 13 Maret 2023 | 16:48
Tangkapan layar Instagram @undercover.id

Sosok Tasdi, mantan sopir truk yang jadi Bupati hingga ditangisi Ketua PDI-P, Megawati Soekarnoputri

Sosok.ID - Mantan Bupati Purbalingga, Jawa Tengah, Tasdi kini jadi sorotan di media sosial usai disebut menjabat sebagai staf khusus (stafsus) Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

Di awal kariernya terjun ke politik, Tasdi memang sempat disoroti oleh banyak pihak termasuk Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Berbeda dengan politisi lain, Tasdi mengawali kariernya justru sebagai sopir truk.

Ia pun kemudian terjun ke politik dengan menjadi kader PDIP hingga akhirnya melenggangkan dirinya sebagai Bupati Purbalingga.

Di awal kepemimpinannya, Tasdi cukup disoroti lantaran dari kalangan masyarakat biasa.

Namun hal tersebut berubah ketika Tasdi terjerat operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekitar empat tahun silam.

Tasdi kedapatan menerima suap megaproyek Islamic Center Purbalingga kala itu.

Hingga pada 6 Februari 2019 silam, pengadilan memvonis Tasdi hukuman 4 tahun penjara atas kasus dugaan korupsi tersebut.

Di tahun 2022 lalu, Tasdi diputus bebas bersyarat usai jalani hukuman penjara 3,5 tahun.

Nama Tasdi pun sempat menjadi sorotan di tengah perayaan HUT ke-50 PDI-P usai disebut oleh Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya.

Tepatnya dalam perayaan HUT PDI-P ke-50 yang digelar pada Selasa (10/2023) lalu nama Tasdi disebut Megawati dalam pidatonya.

Bukan tanpa alasan, menurut Megawati nama Tasdi bisa dikenal meski mengawali karier sebagai sopir truk tak lain karena kader PDI-P itu dicintai oleh rakyat.

Hal itulah yang membuat Tasdi dari seorang sopir truk bisa menjadi Bupati Purbalingga.

Saat menceritakan perjalanan karier politik Tasdi, Megawati bahkan sampai meneteskan air mata.

"Ada sopir truk, dia bisa jadi bupati karena dicintai rakyat, namanya Tasdi. Itu bonding-nya," kata Megawati sambil suaranya bergetar.

Melansir dari Wartakota, Tasdi sebelum terjun ke dunia politik hanyalah seorang pegawai serabutan.

Hingga pada tahun 1990-an, Tasdi akhirnya memilih untuk menjadi sopir truk.

Usai era Reformasi, Tasdi akhirnya memutuskan terjun ke politik dengan menjadi kader PDI-P.

“Tasdi waktu Orde Baru sempat jadi sopir truk, ngangkut sayur dari kaki Gunung Slamet dibawa ke pasar, sering ngompreng (menjadi sopir ompreng) juga,” kata Wakil Ketua Bidang Kaderisasi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Purbalingga Tongat, diberitakan Kompas.com, (5/6/2018).

Cukup mengejutkan, baru mengawali karier politik, Tasdi langsung terpilih menjadi anggota DPRD Purbalingga pada tahun tersebut.

Karier Tasdi pun sangat mulus hingga mampu kembali terpilih sebagai anggota DPRD Purbalingga periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Keberuntungan pun berangsur-angsur menghampiri Tasdi di masa-masa itu.

Tasdi terpilih sebagai Wakil Bupati Purbalingga pada 2013.

Saat itu, kursi Wakil Bupati Purbalingga kosong setelah Sukento Ridho Marhaendrianto naik kursi Bupati Purbalingga.

Sukento menggantikan Heru Sujatmoko yang mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2013.

“Dengan mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) dari partai pengusung (PDI-P), Tasdi dipilih DPRD sebagai wakil bupati mendampingi Sukento Ridho Marhaendrianto,” ujar Tongat.

Tasdi pun kembali mencoba keberuntungan di pilkada selanjutnya sebagai calon Bupati Purbalingga.

Tasdi memberanikan diri maju sebagai calon bupati Purbalingga melalui Pilkada Kabupaten Purbalingga 2015.

“Tasdi dicalonkan oleh PDI-P sebagai bupati dan terpilih bersama Dyah Hayuning Pratiwi untuk periode 2016-2021,” ungkap Tongat.

Akhirnya Tasdi kembali menduduki kursi Bupati Purbalingga kali ini melalui Pilkada.

Sosok yang dikenal disiplin tersebut justru tergelincir di tahun ketiga ia memimpin Purbalingga.

Tepatnya usai 2,5 tahun menjadi Bupati Purbalingga, Tasdi terjerat OTT KPK.

Akibatnya, usai ditetapkan sebagai bersalah atas dugaan korupsi, Tasdi harus menerima nasib dipecat dari PDI-P.

"Dipecat, seperti biasa, yang kena OTT (operasi tangkap tangan) nggak ada bantuan hukum ke yang bersangkutan," kata Ketua DPP PDI-P bidang hukum saat itu, Trimedya Pandjaitan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Terungkap bahwa Tasdi menerima suap sebesar Rp 115 juta dari Rp 500 juta yang dijanjikan dalam proyek pembangunan Islamic Center Purbalingga.

Selain itu, dia juga terbukti menerima gratifikasi.

Hukuman pun telah dijalani oleh Tasdi, namun siapa sangka usai keluar dari penjara, ia kembali bisa terjun ke politik.

Kali ini jabatan Tasdi pun tak main-main, ia dipilih menjadi stafsus Mensos Risma.

Hal itu diungkap sendiri oleh Tasdi seperti yang dikutip dari akun sosmed @undercover.id, Sabtu (11/3/2023).

“Alhamdulilah, saya dipercaya jadi staf khusus Mensos Risma. Mohon doa restunya,” kata Tasdi tulis admin @undercover.id.

“Jadi sekarang saya lebih banyak di Jakarta, untuk membantu Mensos. Terkadang keliling Indonesia,” ucap mantan ketua DPC PDIP Purbalingga itu.

Tak sedikit netizen yang mempertanyakan pengangkatan eks napi korupsi itu sebagai staf Mensos.

"SKCK menangis membaca berita ini," tulis admin @undercover.id.

(*)

Baca Juga: Duka di Balik Kebesaran Megawati Sebagai Ketua PDIP dan Presiden ke-5!

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya