28 Tahun Hilang, Gamelan Era Majapahit Tiba-tiba Muncul Lagi!

Jumat, 24 Februari 2023 | 15:51
tribunmadura.com

Muncul kembalinya gamelan yang diklaim era Kerajaan Majapahit, kini dihargai Rp 7,5 miliar

Sosok.ID - Tercatat sebagai salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Indonesia, Majapahit meninggalkan berbagai macam peninggalan.

Bahkan peninggalan era Kerajaan Majapahit sampai dihargai miliaran rupiah.

Beberapa tahun lalu kemunculan salah satu peninggalan era Kerajaan Majapahit mengegerkan masyarakat di Jawa Timur.

Salah satu peninggalan tersebut merupakan seperangkat alat musik tradisional, yakni gamelan.

Kemunculan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut terjadi pada tahun 2019 silam.

Melansir dari Tribun Madura, kemunculan gamelan yang diklaim peninggalan era Kerajaan Majapahit itu tepat di sebuah acara yang diadakan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).

Tepatnya dalam acara pengukuhan UWKS sebagai kampus budaya kemajapahitan dan pemecahan rekor MURI, kemunculan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu membuat heboh.

Pada Senin (9/12/2019), kemunculan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu mencuri perhatian publik.

Gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu terdiri dari 16 instrumen.

Instrumen gamelan itu terdiri dari Bonang Barung, Bonang Panembuh, Kenong, Gendang, sampai Gong.

Hal itu dibeberkan oleh Ketua Yayasan UWKS, Soedijatmiko.

"Dalam penyerahan rekor MURI ini, kami juga mendatangkan gamelan kuno asli Kerajaan Majapahit yang dibuat kira-kira tahun 1200-an."

"Ada 16 alat gamelan yang didatangkan yang terdiri dari bonang barung bonang panembung, kenong, gendang dan juga gong," paparnya.

Lantas siapakah pemilik dari gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut?

Dikutip dari Tribunnews.com, pemilik gamelan yang diperkiraan sudah ada sejak tahun 1200-an atau abad ke 13 itu adalah kepunyaan seorang kolektor asal Surabaya.

Sosok kolektor pemilik gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu merujuk pada pada Yohanes Wong.

Dalam kesempatan yang sama, Yohanes Wong pun juga mengungkap terkait keberadaan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu merupakan benda langka.

Bahkan sebelum kemunculan kali ini, gamelan tersebut telah 24 tahun tak pernah terlihat.

Tepatnya gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu muncul terakhir kalinya dalam upacara TNI.

Yohanes Wong mengatakan bahwa gamelan itu terakhir kali dipertontonkan pada acara hari jadi TNI di Kodam V Brawijaya tahun 1995.

Lantas dimanakah keberadaan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu sekarang?

Seorang Youtuber baru-baru ini mengungkap keberadaan gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut.

Dalam tayangan YouTube Ethnic Indonesia Channel, (9/2/2023) gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit itu kembali dipertontonkan.

Gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut kini berpindah pemilik.

Kini sosok yang merawat adalah anak dari Yohanes Wong, Yung Yau.

Gamelan itu kini berada di sebuah lokasi milik Yung Yau di wilayah Surabaya Timur.

Tak hanya gamelan, ternyata Yung Yau juga mengoleksi berbagai benda bersejarah.

Di lokasi tersebut bahkan ada tiga set gamelan yang dirawat oleh Yung Yau.

"Ada tiga set gamelan, yang dua itu juga lama. Yang satu itu tinggalan Majapahit," ungkap Yung Yau dikutip dari YouTube Ethnic Indonesia Channel.

Pembaca acara dalam tayangan YouTube itupun sempat menerangkan ketiga set gamelan yang dikoleksi oleh Yung Yau.

Selain gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit, Rivo Cahyono sang pembawa acara mengungkap menemukan ukiran model Kerajaan Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Cirebon di dua set gamelan di sana.

"Saya melihat ada ciri khas Cirebon (menunjuk satu set gamelan) dan ada ciri khas Jawa Tengah-an juga, Pakubuwono ya? Surakarta, Pakubuwono ya" ungkap Rivo Cahyono.

Awalnya, gamelan yang diklaim peninggalan Majapahit itu disebut oleh Yung Yau ditemukan oleh seorang dalang keturunan China bernama Ki Sapto.

"Ditemukan di sini, dan dikenalkan oleh dalang Ki Sapto. Dalang keturunan orang Cina." Ujar Yung Yau.

Rivo mengaku saat mendengar lantunan nada dari gamelan yang ditabuh dan melihat ia mengaku bahwa aura mistis alat musik tradisional itu terasa.

"Waktu saya lihat foto-fotonya, itu saya langsung waahh takjub banget. Lalu saat saya melihat langsung di sini aura mistisnya terasa," ungkap Rivo.

"Tadi tuh saya waktu duduk di sini seperti dibawa ke masa lalu."

"Suaranya juga luar biasa," pungkasnya.

Yung Yau mengatakan bahwa sang ayah membeli gamelan ini pada tahun 1980-an.

"Waktu itu kira-kira papa itu belinya tahun 80-an," kata Yung Yau.

Tak hanya membeli gamelan yang diklaim peninggalan Kerajaan Majapahit saja, Yung Yau juga mengatakan bahwa sang ayah juga harus membeli rumah joglo tempat menyimpan alat musik tradisional tersebut.

"Dulu itu gamelan ini ada joglonya, ada rumahnya."

"Sama rumah joglonya sama gamelannya ikut diboyong. Mungkin kepengen (gamelan) rumah lama."

Meski mengoleksi banyak barang peninggalan masa lalu, Yung Yau mengatakan keluarganya tidak pernah menjualnya.

Kini gamelan tersebut setiap tahun dipinjamkan ke UWKS untuk ditampilkan.

Selain itu Yung Yau juga menambahkan bahwa gamelan tersebut juga pernah dicari dan dipinjam oleh sebuah paguyuban di Trowulan, Mojokerto untuk dimainkan di lokasi yang diklaim sebagai Istana Majapahit di sana.

"Setelah 25 tahun menghilang, gamelan ini sekarang setiap tahun dipinjam oleh UWKS."

"Juga pernah sebuah paguyuban di Trowulan Mojokerto mencari dan menemukan gamelan ini kemudian dipinjam untuk dimainkan di tempat petilasan Kerajaan Majapahit," sebut Yung Yau.

Kini Yung Yau mendapat mandat dari sang ayah untuk mencari orang yang tepat untuk merawat gamelan tersebut.

"Orang tua saya berkata memang sudah waktunya dilestarikan saja kepada orang yang sungguh-sungguh berjodoh sama gamelan ini," ungkap Yung Yau.

Terkait proses memperoleh gamelan tersebut, Yung Yau mengatakan bahwa ayahnya yang mengawalinya.

Di saat masih muda, ayah Yung Yau bertemu dengan orang yang sebelumnya mengoleksi gamelan-gamelan tersebut.

Meski meneruskan untuk merawat gamelang tersebut, ayah Yung Yau juga harus merogoh kantong dalam-dalam kala itu.

"Waktu papa beli dulu itu gamelan dari Majapahit, tahun 1200-an itu harganya udah Rp 250 juta," ungkap Yung Yau.

"Terus yang gamelan lain itu, per-set-nya dibeli Rp 80 juta, Rp 80 juta."

"Terus rumah (joglo tempat menyimpan gamelan) itu juga ikut dijual, dilestarikan sama papa. Orangnya (kolektor sebelumnya) minta Rp 80 juta,"

"Totalnya itu ada 3 set gamelan dan rumah joglo itu Rp 400-an juta," pungkasnya.

Kini sang kolektor mengaku akan menjual gamelan kepada yang berminat dengan mahar Rp 7,5 miliar.

(*)

Baca Juga: Sumpah Palapa Bukan yang Pertama, Gajah Mada Ternyata Tiru Tujuan Sosok Ini Untuk Satukan Nusantara di Bawah Majapahit!

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya