Pendawa I, Tim Pemburu ABRI yang Buat Sosok Panutan Egianus Kogoya Lari Pontang Panting

Selasa, 14 Februari 2023 | 18:35
Tribunnews

Yonif Linud 330, mereka yang jadi personel Pendawa I

Sosok.ID - Keberadaan pilot Susi Air asal Selandia Baru bernama Philips Mark Mehrtens masih belum diketahui rimbanya saat ini.

Philips diketahui kabur menyelamatkan diri saat pesawat yang dipilotinya dibakar oleh KKB Egianus Kogoya di kabupaten Nduga, Papua baru-baru ini.

Jujur saja aparat TNI-Polri tengah mencari keberadaan sang pilot.

Kemungkinan besar ia ditangkap lantas disandera oleh KKB Egianus Kogoya.

Namun hal ini juga belum pasti lantaran aparat masih menyatakan Philips dalam proses pencarian.

Menyoal sandera menyandera, KKB yang kental dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) memang doyan melakukan hal ini.

OPM pernah menghebohkan dunia internasional karena perbuatan nekatnya menyandera tim ekspedisi penelitian flora-fauna Lorentz 95 pada 8 Januari 1996.

Otak penyanderaan ini ialah sosok pentolan terkenal OPM Kelly Kwalik yang merupakan panutan dari KKB Egianus Kogoya.

Sebab ayah Egianus, Daniel Kogoya merupakan orang kepercayaan Kelly Kwalik.

Kelly menyandera 11 orang. mereka ditawan berhari-hari di tengah hutan.

11 orang itu ialah Daniel Start (22), William "Bill" Oates (23), Annette van der Kolk (22), dan Anna Mclvor (21).

Anggota tim dari Indonesia terdiri dari Navy Panekanan (28), Matheis Y.Lasamalu (30), Jualita Tanasale (30), Adinda Arimbis Saraswati (25).

Awalnya pemerintah Indonesia bersama TNI ingin pembebasan dilakukan secara damai.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 7 Februari 1996 menjadi jembatan pembebasan para sandera.

ICRC bahkan menemui langsung Daniel Kogoya di Kecamatan Tiom, tempat para sandera ditawan.

Para sandera dalam keadaan sehat dan Kogoya menitipkan rol film kepada ICRC terkait foto-foto para sandera untuk disampaikan kepada pihak Indonesia.

Bahkan pemimpin umat Katolik sedunia Paus Johanes Paulus II meminta agar OPM segera membebaskan para sandera.

Moses Weror, pemimpin dewan revolusi OPM di Papua Nugini lantas menyatakan keinginannya untuk membebaskan sandera asalkan ada negosiasi intens dengan pemerintah Indonesia setelah menerima surat dari Paus Johanes Paulus II.

Moses riang usai ada perhatian dari Paus, tujuan utama OPM berhasil yakni menyita perhatian dunia dan meminta agar Kogoya dan Kelly membebaskan sandera.

Tapi dasar otak udang, perintah petinggi OPM tak digubris Kogoya dan Kelly.

Mereka bersikeras akan tetap menahan para sandera, ICRC amat kecewa dengan dipungkirinya perjanjian.

ICRC pada Mei 1996 kemudian menarik diri dari negosiasi damai, terserah Kogoya dan Kelly mau diapakan mereka sudah tak peduli.

ABRI langsung ambil langkah keras menyikapi hal ini.

Tak ada lagi negosiasi mulut, kali ini moncong bedil-lah yang akan berbicara.

Maka dibentuklah tim Pendawa I yang beranggotakan Satgas Rajawali Yonif Linud 330 pimpinan Kapten Inf Agus Rochim yang bertugas di Timor-Timur digeser ke Mapenduma, Papua.

Yonif Linud 330 kenyang pengalaman tempur lantaran sudah berkali-kali menghadapi gerakan separatis Fretilin.

25 orang anggota Pendawa I lantas mengesan jejak hutan lebat Papua yang masih perawan.

Berhari-hari Pendawa I melacak keberadaan sandera ditengah hutan hingga menemukan petunjuk berupa bungkus permen dan pembalut wanita.

Pendawa I kemudian menguntit diam-diam Kelly dan gerombolannya yang merasa keberadaan mereka aman dari pantauan Indonesia.

Pada tanggal 15 Mei 1996, Pendawa I mendapati samar-samar suara orang yang tak lain itu adalah Adinda Saraswati, salah satu anggota tim peneliti.

Seperti dikutip dari Adinda : 130 Hari terperangkap di Mapenduma, setelah melihat ada tentara, ia segera berlari menghampiri para prajurit TNI untuk diselamatkan.

Tak lama kemudian deru helikopter dari tim pemukul Kopassus datang memberi bantuan kepada Pendawa I.

Maka terjadilah pertempuran sengit antara Yon 330 vs OPM Kelly Kwalik.

Hasilnya bisa ditebak, Kelly yang merasa dirinya hebat, ganas lari pontang panting menyelamatkan diri takut disambar peluru aparat Indonesia.

16 Mei 1996 operasi pembebasan sandera Mapenduma berhasil dilakukan meski ada tawanan yang meninggal dibunuh OPM.(*)

Baca Juga: Dikira Alim, Heboh Foto Mesra Mirip Verrell Bramasta dan Natasha Wilona

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Adinda : 130 Hari terperangkap di Mapenduma

Baca Lainnya