Sosok.ID - Relawan Anies Baswedan di Jawa Tengah tetap optimis jagoannya bisa memenangi Pemilu 2024 meski Jateng disebut-sebut sebagai kandang banteng.
Diketahui, Anies Baswedan sudah resmi dideklarasikan sebagai calon presiden 2024 yang diusung oleh Partai Nasdem.
Selain Anies Baswedan, desas-desus menduga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan dicalonkan oleh partainya, PDI-P.
Namun, hingga saat ini PDI-P yang dikenal sebagai banteng merah, belum mengumumkan calon presiden mereka.
Terlepas dari itu, banyak yang menilai bahwa Jawa Tengah adalah kandangnya PDI-P.
Tapi hal itu tidak membuat relawan yang tergabung dalam Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (Anies), merasa minder.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Anies Korwil Jawa Tengah ditemui setelah pelantikan pengurus DPD Anies Solo, Sapto Widodo menyebut, relawan Anies tetap optimis.
"Sangat (optimis). Karena definisi itu sudah tidak ada dalam konteks kita dengan mengacu pada angka, bukan mengacu psikologis," ujar Sapto di Posko Pemenangan Anies Baswesan di Jalan Dr Radjiman Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/1/2023), dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
"Kalau psikologis bisa macam-macam keadaannya," lanjut Saptoo.
Menurut Sapto, istilah kandang banteng adalah sebuah permainan psikologis.
"Artinya faktual tidak bisa dibantah dan tidak dominan. Kalau dia mau mencalonkan gubernur mungkin bisa. Tapi untuk membuat perda tidak bisa. Artinya itu yang kita lihat."
Ia memaparkan bahwa pejabat DPRD Jawa Tengah 34 persen diisi oleh PDI-P, agaknya Sapto kurang yakin presentasi itu dapat menjadi patokan label 'kandang banteng'.
"Saya tidak terlalu berspekulasi banyak bahwa angkanya segitu. 34 persen adalah kursi DPRD fraksi PDI-P di Jateng. Kalau itu mau disebut kandang banteng ya monggo pilihan. Kalau kandang presentasenya segitu," ungkap dia.
Dia menambahkan, DPRD tingkat kabupaten/kota yang diisi oleh Partai PDI-P adalah 29 persen.
Oleh karena itu Sapto yakin Anies Baswedan bisa memenangi suara di Jawa Tengah.
Sapto meyakini tidak ada yang mustahil, dan bahwa siapapun bisa kalah ataupun menang di pemilihan mendatang.
"Siapa saja bisa menang. Siapa saja bisa kalah. Sepanjang siapa yang menyusun strategi, barisan, dan menyusun isu-isu yang disampaikan masyarakat dengan tepat dia akan memenangkan Jawa Tengah," terangnya.
Sapto pun menerangkan bahwa pihaknya akan melakukan strategi berdasar basis data pemilu sebelumnya dan mencatat siapa-siapa yang menang di TPS atau di daerah pemilihan (dapil).
"Kita tidak dalam rangka mengantisipasi apa yang dilakukan pihak lain. Kita pada tahap menyusun barisan kita dengan strategi dan hitung-hitungan yang sudah kita dapat.
Kita punya data pasti di Jateng ada berapa TPS, siapa yang memenangkan TPS ini, siapa yang memenangkan di dapil ini dan itulah yang akan kita pakai. Karena apa? Pihak lain pasti sudah menghitung juga strateginya," jelas Sapto.
Sapto pun tidak akan diam saja di jeda waktu 2023 ini.
"Maka waktu yang masih setahun ini kita tidak dalam rangka mempertimbangkan apa yang akan dilakukan orang."
"Karena kita juga tidak tahu, karena kita tidak ikut rapat di dalamnya apa yang akan mereka lakukan. Maka apa yang bisa kontrol kita jalankan," tandasnya. (*)
Baca Juga: Imbas Pencalonan Anies Baswedan, 3 Sosok Menteri Jokowi Tanggapi Isu Reshuffle