Sosok.ID - Dipanggil polisi atas kasus dugaan KDRT terhadap Lesti Kejora, Rizky Billar mangkir.
Adalah sosok kuasa hukum yang gantikan Rizky Billar penuhi panggilan polisi atas kasus dugaan KDRT terhadap Lesti Kejora.
Rizky Billar diwakili kuasa hukum akhirnya buat pernyataan terkait laporan dugaan KDRT yang dibuat Lesti Kejora.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (6/10/2022) Rizky Billar harusnya jalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan sebagai terlapor atas kasus dugaan KDRT.
Namun Rizky Billar justru tak menunjukkan batang hidungnya.
Panggilan polisi pada hari ini, Kamis (6/10/2022) pun diwakili oleh kuasa hukum Rizky Billar, Ade Erpil Manurung.
Diungkap sang kuasa hukum, Rizky Billar tak bisa hadiri panggilan polisi.
Rizky Billar disebut mangkir lantaran kondisi psikisnya kini sedang terganggu.
Hal ini diduga lantaran narasi di media sosial yang menurut terkesan memojokkan Rizky Billar.
"Terganggu psikisnya, terkait dengan medsos yang ditayangkan,"
"Berita-berita, narasi-narasi yang dibangun yang kurang baik, yang tidak sepantasnya dilakukan oleh para netizen," kata Ade Erpil Manurung dilansir dari YouTube NitNot Media, Kamis (6/10/2022) via Grid.ID.
Penjelasan pengacara Rizky Billar soal kliennya yang tak hadiri pemeriksaan.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (6/10/2022) saat ditanya apakah Rizky Billar mengakui adanya KDRT terhadap Lesti Kejora, sang kuasa hukum membantah.
"Oh itu tidak, itu berlebihan."
"Walaupun visum ada, tapi ini belum ada pemeriksaan. Kita tunggu pemeriksaan minggu depan," jawab Ade Erpil Manurung.
Diketahui, sebelumnya, Lesti Kejora melaporkan Rizky Billar ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (28/10/2022).
Rizky Billar dilaporkan sang istri atas kasus dugaan KDRT.
Menurut dokumen yang diterima Kompas.com, KDRT terjadi sebanyak 2 kali, yakni sekitar pukul 02.30 WIB dan 10.00 WIB.
Diduga, Lesti Kejora memergoki Rizky Billar berselingkuh di belakangnya.
Lesti Kejora lantas minta Rizky Billar untuk memulangkannya ke rumah orang tua.
Permintaan Lesti Kejora diduga buat Rikzy Billar emosi hingga melakukaan tindak dugaan KDRT.
(*)