Kisah Nabi Muhammad Membawa Berkah Melimpah untuk Ibu Susuanya Halimah As-Sa’diyyah

Selasa, 04 Oktober 2022 | 20:05
Pixabay

Kisah Nabi Muhammad SAW membawa berkah melimpah dan keajaiban luar biasa bagi Halimah As-Sa’diyyah, ibu susuanya.

Sosok.ID - Kisah Nabi Muhammad SAW membawa berkah melimpah bagi Halimah As-Sa’diyyah, ibu susuanya.

Kisah Nabi Muhammad SAW selalu memberikan teladan bagi kehidupan manusia.

Rasulullah SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah ke bumi untuk menyebarkan agama Islam.

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabi'ul Awal di Tahun Gajah. Kelahirannya sangat istimewa, yang mana kejadian-kejadian luar biasa mengiringi kelahiran Rasulullah SAW.

Dalam satu riwayat Imam al-Baihaqi disebutkan:

“Pada malam kelahiran Nabi Muhammad saw, balkon istana Kisra runtuh, 14 gereja runtuh, api (sesembahan Majusi) di Persia padam yang sebelumnya menyala selama 1000 tahun, dan gereja Bahira ambles ke tanah.”

Setelah dilahirkan oleh ibunya Sayyidah Aminah, Nabi Muhammad SAW disusui oleh Halimah As-Sa’diyyah.

Masyrakat di daerah perkotaan Arab pada masa itu memiliki tradisi menitipkan bayi-bayi mereka ke perempuan-perempuan desa demi mencegah tertularnya penyakit, dan agar bayi-bayi tersebut tumbuh sehat dan kuat.

Ibu susuan Nabi Muhammad SAW adalah Halimah As-Sa’diyyah binti Abu Dzuaib, seorang perempuan desa dari kabilah Sa’ad bin Bakr yang juga pernah menjadi ibu susuan paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib.

Dilansir dari jabar.nu.or.id, Halimah Sa'diyyah memiliki tiga orang anak, yakni Abdullah bin Harits, Anisah binti Harits dan Hudzafah atau Judzamah binti Harits (yang dijuluki asy-Syima’).

Dua orang anaknya masih kecil dan membutuhkan ASI. Namun air susu Halimah tak mau keluar.

Halimah yang hidup di perkampungan kabilah Sa’ad bin Bakr yang dikenal sangat tandus dan sedang dilanda paceklik, mengalami kesulitan ekonomi.

Hewan ternaknya kering dan kurus, dua bayinya terus menangis karena air susu Halimah tidak keluar.

Suatu ketika Halimah pergi ke kota Mekah dan menawarkan jasa ASI ditemani sang suami Haritsah dan dua anaknya yang masih bayi.

Mereka mengendarai keledai betina berwarna putih kehijauan dan seekor unta yang sudah tua (dalam versi lain unta berusia dua tahun).

Perjalanan Halimah dipenuhi kesengsaraan. Kendaraan mereka lemah, dua bayinya terus menangis, malam tak bisa tidur dan air susunya tak keluar sama sekali.

Setibanya di Mekah, ketika perempuan-perempuan lain dari kampung kabilah Sa'ad telah mendapatkan bayi untuk disusui, tidak ada yang memilihnya.

Begitu pula Rasulullah SAW yang masih bayi diabaikan karena statusnya sebagai anak yatim membuat banyak yang takut jika mereka tak diupah.

Singkat cerita, Halimah menjemput Nabi Muhammad SAW yang masih kecil ke rumahnya, lalu membawanya ke kampung untuk dijadikan anak susuannya.

Saat itulah keajaiban-keajaiban menghampiri Halimah As-Sa'diyyah secara tiba-tiba.

Ketika ia membawa Rasulullah SAW di pangkuannya, tiba-tiba air susunya yang semula kering menjadi penuh. Ia bisa menyusui Muhammad kecil, sekaligus menyusui dua bayinya yang sebelumnya terus menangis.

Bukan itu saja, keledai dan unta tua mereka yang lemah juga mendadak berlari kencang. Bahkan mengalahkan unta merah yang dikenal berkualitas sangat baik.

Tak sampai di situ, kendaraan mereka yang sebelumnya juga tak bisa mengeluarkan air susu kini penuh. Halimah dan suami bisa memeras susu unta dan mengenyangkan perut mereka.

Setibanya di kampung, keajaiban-keajaiban yang dialami keluarga Halimah tak kunjung berhenti.

Paceklik parah yang terjadi di desa membuat warga kesulitan mencari rumput untuk hewan ternak, sehingga tak ada hewan ternak yang bisa diperah air susunya.

Namun sejak membawa Muhammad kecil, kambing Halimah mengeluarkan susu yang sangat banyak dan bisa diperas berkali-kali.

Banyak warga yang heran dan memutuskan untuk selalu mengikuti kambing Halimah, namun nihil. Hanya milik Halimah lah yang mengeluarkan banyak air susu.

Lantas ketika Nabi Muhammad SAW berusia dua tahun, Halimah membawa kembali Rasulullah ke ibunya, Siti Aminah.

Namun ia menawar dan membujuk agar Aminah memberi izin untuk Muhammad tinggal lebih lama dengannya.

“Saya berharap engkau berkenan jika anak ini aku rawat sampai besar. Sebab, aku khawatir dia akan terserang penyakit menular yang biasa menjangkiti kota Makkah,” bujuk Halimah.

Bujukan itu berhasil, Halimah pun kembali merawat Nabi Muhammad SAW.

Halimah As-Sa'diyyah diriwayatkan menyusui Nabi Muhammad SAW hingga usia 4 tahun. Ada pula yang menyebut hingga usia 5 tahun.

Saat Nabi Muhammad SAW belum lama kembali kepada Siti Aminah, Ibundanya meninggal ketika Nabi berusia 6 tahun. Nabi lantas diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. (*)

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad: 4 Keajaiban di Hari Kelahirannya

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya