Disebut-sebut Punya Mesin Politik Besar Jika Tiga Partai Ini Bersatu, Sosok Anak SBY Tidak Dideklarasi Jadi Capres di Rapimnas

Sabtu, 17 September 2022 | 14:39
KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/5/2021).

Sosok.ID -Mesin politik besar dinilai bisa didapat oleh Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono jika duet di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.

Dia mengatakan keduanya besar kemungkinan diusung oleh Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hal ini didasarkan karena ketiga partai sudah lama menjalin komunikasi intens.

"Pasangan Anies-AHY bisa memiliki bekal mesin politik yang prima dan kompetitif dalam pertarungan Pilpres 2024," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (16/9/2022).

Kemudian jika berkongsi, ketiga partai disebut Umam bisa membentuk koalisi dengan dukungan jumlah kursi partai terbesar jika dibanding gerbong koalisi lainnya, yaitu 28,50%.

Rinciannya adalah Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, lalu PKS 50 kursi.

Kemudian selain mesin politik besar, pasangan Anies-AHY bisa mempertemukan tiga poros tokoh besar.

Antara lain Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ayah AHY, Jusuf Kalla mentor politik Anies Baswedan, dan Surya Paloh sebagai king maker perkawinan politik Anies-AHY.

"Prospeknya menjanjikan," ucap Umam.

Tidak adanya deklarasi nama capres dan cawapres

Sementara itu, saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tidak ada deklarasi nama capres dan cawapres.

Namun menurut Umam dengan tidak adanya deklarasi nama capres dan cawapres dalam Rapimnas Demokrat itu membuka ruang negosiasi sosok kandidat yang akan diusung Demokrat.

Walaupun kader Demokrat mendorong pencapresan AHY, Umam menilai ruang diskusi terkait itu masih terbuka lebar.

Demokrat sendiri harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung capres dan cawapres.

Nama kandidat tidak bisa ditentukan sepihak saja.

Pidato AHY yang menyebut mengenai perubahan dan perbaikan mengenai kriteria capres dan cawapres mereka disebut Umam sebagai kode keras dari Demokrat untuk mengusung Anies dan AHY.

Hal itu karena narasi perubahan dan perbaikan hanya dapat direpresentasikan oleh kekuatan politik yang berbeda dengan rezim kekuasaan saat ini.

"Untuk itu, dari berbagai kemungkinan capres-cawapres yang ada, nama pasangan Anies-AHY menjadi yang paling representatif untuk narasi perubahan dan perbaikan ini," ujar Umam.

"Kemungkinan mewujudkan pasangan Anies-AHY ini semakin terbuka," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Adapun dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat yang digelar Jumat (16/9/2022) AHY mengatakan, partainya mengusung kriteria "perubahan dan perbaikan" untuk mencalonkan presiden pada Pilpres 2024.

Kemudian kriteria capres-cawapres Demokrat harus memiliki integritas dan mengantongi dukungan kuat dari masyarakat.

Serta syarat lainnya sosok pasangan pimpinan itu harus punya hubungan yang baik dan rasa saling percaya.

“Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan saling percaya, saling menguatkan, saling melengkapi,” kata AHY di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat.

Sebagian besar kadernya mendorong pencapresan AHY, diklaim oleh Demokrat.

Meski begitu, partai yang turut dibesarkan oleh SBY juga mempertimbangkan nama-nama lainnya, tidak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Memang (nama Anies) sudah sebagian beredar. Beliau punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY. Tapi, ini masih taraf finalisasi," kata Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan.

Baca Juga: Panasnya Bursa Pemilu 2024, Sosok Anak Presiden Ini Sindir Jokowi Tinggal Gunting Pita Proyek Ayahnya, Tagar Kasus Kontroversial Langsung Mencuat

Editor : May N

Baca Lainnya