Terkuak Senjata Ketiga Pembunuhan Brigadir J, Senjata Api Jenis Luger Ini Disebut Sosok Pengacara Penuh Kontroversi Ini Milik Ferdy Sambo, Asal Usul Senjata Jadi Sorotan

Jumat, 16 September 2022 | 11:44
TRIBUNNEWS/JEPRIMA

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak

Sosok.ID -Senjata pembunuhan Brigadir Yosua menjadi sorotan.

Sebelumnya disebut senjata pembunuhan adalah senjata api jenis Glock 17 dan HS 9.

Kini terkuak senjata ketiga yang diduga dipakai menembak Brigadir J.

Ialah senjata api jenis Luger yang menjadi senjata ketiga pembunuhan Brigadir Yosua, didasarkan dari amunisi senpi Luger.

Amunisi didasarkan uji balistik dan autopsi pada tubuh Brigadir Yosua.

Kamaruddin Simanjuntak kuasa hukum keluarga Brigadir J, menduga pemilik senpi Luger adalah Ferdy Sambo.

Dugaannya didasarkan dari tidak semua orang mengerti dan bisa memiliki senpi Luger.

Pistol Luger disebut-sebut adalah pistol antik buatan Jerman, hanya mungkin dimiliki orang yang cukup lama berkecimpung di persenjataan.

Hal ini seperti disampaikan Kamaruddin Simanjuntak dalam program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (14/9//2022).

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” kata Kamaruddin Simanjuntak.

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990," ujar Kamaruddin Simanjuntak.

Namun setelah ditelusuri, pernyataan Kamaruddin kurang tepat.

Sosok ayah Ferdy Sambo bukanlah seorang jenderal polisi.

Dilansir dari bangkapos.com, banyak yang beranggapan sosok eks Jenderal Pieter Sambo adalah ayah dari Ferdy Sambo.

Hal ini ternyata bermula karena keduanya sama-sama bernama Sambo.

Padahal, Sambo adalah nama marga sebuah suku di Toraja, sehingga Ferdy Sambo dan Pieter Sambo tidak punya hubungan darah tapi hanya sama-sama jenderal polisi yang berasal dari Toraja.

Isdar Yusuf, orang dekat Mayjen Pieter Sambo, menegaskan jika Ferdy Sambo bukan anak Pieter Sambo.

“Yang saya tahu, dua anak dari almarhum Mayjen Pieter Sambo tak ada yang jadi polisi,” kata pengacara asal Makassar yang kini bermukim di Jakarta via telepon, Minggu (24/7/2022) silam dilansir dari bangkapos.com.

Ayah Ferdy Sambo sesungguhnya bernama William Sambo, yang disebut bekerja atau pernah bekerja sebagai PNS di Dinas Peternakan Kota Makassar.

Meskipun pernyataan Kamaruddin tentang sosok orang tua Ferdy Sambo salah, belum ada yang meralatnya.

Lebih lanjut, pengacara itu menyebut pembunuhan berencana Brigadir J perlu melibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI.

"Mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja.

"Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.

“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak (mendapatkan) jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.

“Oleh karena itu, ayo dong kalau memang mau membebaskan polisi dari tangan mafia, ayo dong kita tolong polisi ini, karena sangat banyak polisi yang baik-baik.

Terkait senjata Luger, pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyebut Luger adalah jenis senjata api produksi lama, nyaris tidak digunakan oleh perwira Polri.

“Ini senjata lama seperti itu, nyaris tidak digunakan kawan-kawan kepolisian.

"Artinya, ini bisa jadi senjata-senjata koleksi seperti itu,” ujar Bambang.

“Siapa yang memiliki Luger ini sangat penting, karena tidak semua orang bisa memiliki senjata yang antik seperti itu, kecuali orang-orang yang memiliki aset dan memiliki kesenangan tersendiri terkait koleksi senjata,” katanya dilansir dari tribunnews.com.

Lebih lanjut Bambang mengharapkan penyidik Mabes Polri memeriksa dengan cermat kepada sejumlah tersangka kasus obstruction of justice kematian Brigadir Yosua.

Pemeriksaan ini bisa jadi kunci mengetahui siapa pemilik senjata api jenis Luger, selain dua Glock 17 dan HS 9.

“Saksi-saksi bukan hanya dari pelaku yang sudah ditersangkakan, tapi juga para pelaku obstruction of justice, ini yang mungkin bisa lebih dikembangkan,” ucap Bambang Rukminto.

“Tanpa itu, kelihatannya akan kesulitan sekali, karena CCTV maupun TKP sudah sangat rusak dalam hal ini apalagi banyak hal yang janggal dan tidak nyambung dalam penanganan kasus Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh Polri.

“Terkait dengan kasus ini kan banyak hal yang masih janggal dan masih tidak nyambung ya, konstruksi peristiwanya dan bukti-bukti di lapangan itu tidak nyambung gitu,” ucap Bambang Rukminto.

“Makanya memang penyidik ini, memang harus bekerja lebih keras lagi untuk mencari siapa itu (yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J).”

Baca Juga: Tak Lagi Takut dengan Ferdy Sambo, Sosok Ajudan Putri Candrawathi Ini Gugurkan Motif Pelecehan Seksual, Refly Harun: Tidak Mau Ditelusuri Lebih Lanjut oleh Pihak Kepolisian

Editor : May N

Baca Lainnya