Geger Hacker Bjorka, Mengapa Sosok Hacker Anonim Itu Jadikan Indonesia Sebagai Sasaran Peretasan?

Rabu, 14 September 2022 | 08:59
Bjorka/Bjork

Bjorka ternyata mengambil inspirasi foto dari album Bjork.

Sosok.ID -Sepak terjang hacker Bjorka masih jadi perbincangan hangat publik.

Hacker Bjorka berhasil meretas dan membocorkan data sejumlah pejabat.

Sampai saat ini penanganan pemerintah masih sejauh memanfaatkan Twitter untuk menangguhkan akun-akunnya.

Namun, Bjorka sering muncul dengan akun baru.

Ia pertama muncul dengan akun @bjorkanism, kemudian muncul lagi dengan @bjorxanism, lalu @bjorkanesian.

Akhirnya Bjorka jadi sorotan publik karena sepak terjangnya.

Bjorka juga kerap memberi sindiran terhadap sejumlah pejabat seperti Puan Maharani, Erick Thohir, Luhut Pandjaitan, Denny Siregar, sampai Mahfud MD.

Bjorka sempat mengaku dirinya berdomisili di Warsawa, Polandia, dan memiliki teman asal Indonesia.

Hal ini disampaikannya di unggahan Twitternya @bjorkanism.

Namun akun tersebut kini sudah ditangguhkan.

Meski begitu, teman yang ia sebut itu tidak berstatus WNI karena menjadi tapol (tahanan politik) tahun 1965, dan tidak bisa kembali ke Indonesia meskipun sebenarnya itulah keinginannya.

"Saya punya teman orang indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya," ujar Bjorka dalam bahasa Inggris, dikutip pada Minggu (11/9/2022) dilansir dari tribunnews.com.

Menurut akun @bjorkanism, temannya itu adalah sosok yang sangat jenius dan berkeinginan untuk memperbaiki Indonesia melalui teknologi.

Sayang, teman akun @bjorkanism itu urung kembali ke Indonesia dan meninggal dunia tahun lalu.

"Tahun lalu dia baru saja meninggal. Orang tua ini merawat saya sejak saya lahir. Dia ingin kembali dan melakukan sesuatu dengan teknologi meskipun dia melihat betapa sedihnya menjadi seorang Habibie. Dia tidak punya waktu melakukannya sampai akhirnya dia meninggal dengan tenang," ujarnya.

Akun @bjorkanism gagal membantu sosok yang disebut temannya ini untuk kembali ke Indonesia, dan sebagai gantinya dia meretas siber Indonesia.

Peretasan ini disebutnya sebagai cara agar Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," tambahnya.

Bjorka mengaku ingin menunjukkan bahwa keamanan siber yang dimiliki Indonesia sangat lemah dan mudah dibobol.

"Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah," tulis Bjorka.

Akun baru Bjorka

Selasa (13/9/2022) Bjorka mengklaim kembali muncul dengan akun baru di Twitter @bjorkanesian lengkap dengan grup Telegramnya.

Baru-baru ini Bjorka bocorkan data pribadi yang diduga milik Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Sosok akun @bjorkanesian itu juga memberikan pesan kepada Mahfud MD.

"How are you sir? are you sure no important databases is leaked?" tulis Bjorka di laman Telegram miliknya.

(Apa kabar pak? Yakin tidak ada database penting yang bocor?)

Mahfud MD sebelumnya membenarkan memang ada kebocoran data, tapi dia menyebut jika data yang tersebar bukan data yang penting, bahkan bukan data rahasia.

"Soal bocornya data negara, saya pastikan itu memang terjadi. Saya dapat laporannya dari BSSN dan analisis Deputi VII saya. Terjadi di sini di sini di sini,"

"Tapi itu bisa juga sebenarnya bukan data yang cukup rahasia yang bisa diambil dimana-mana, cuma kebetulan sama."

"Barangkali dokumen biasa yang terbuka. Tapi itu memang terjadi, misalnya di Dukcapil ada, di beberapa tempat," kata Mahfud, Senin (12/9/2022) dalam tayangan YouTube KompasTv.

Mahfud MD juga menyebut data yang bocor bukan hal yang membahayakan.

"Belum ada yang membahayakan, dari isu-isu yang muncul yang ada di koran, kan cuma itu-itu aja. Enggak ada yang rahasia negara yang beredar itu."

"Oleh sebab itu masih akan didalami, masih akan dirapatkan lagi," kata Mahfud.

Baca Juga: Tanggapi Klaim Hacker Bjorka Ungkap Kasus Pembunuhan Munir, Komnas HAM Tak Bisa Lakukan Pemeriksaan: Kami Bergerak dari Fakta

Editor : May N

Baca Lainnya