Hotman Paris Bersedia Dampingi, Soimah Pilu Tuntut Kebenaran Atas Meninggalnya Sang Putra secara Tak Wajar di Ponpes Gontor

Selasa, 06 September 2022 | 10:52
Instagram @hotmanparisofficial

Hotman Paris didatangi ibu santri yang tewas di Pondok Pesantren Gontor, begini ceritanya.

Sosok.ID -Curhatan pilu seorang ibu bernama Soimah viral usai bertemu langsung dengan Hotman Paris di Palembang, Sumsel, Minggu (4/8/2022).

Soimah kehilangan putra sulungnya, AM yang meninggal tempatnya mengenyam pendidikan yakni Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogi, Jawa Timur.

AM diantarkan pulang oleh perwakilan pihak ponpes Gontor dalam keadaan meninggal tak wajar.

Hotman Paris yang mendapat laporan tersebut pun bersedia mendampingi Soimah untuk mendapat kepastian penyebab meninggalnya sang putra.

Dijelaskan Soimah melalui surat terbuka, pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB, ia mendapat kabar dari pengasuh Gontor 1 yang mengabarkan bahwa AM telah meninggal dunia.

Padahal, menurut Soimah putranya sebelumnya baik-baik saja dan sehat.

Soimah yang terpukul tak bisa berpikir jernih dan hanya berharap jenazah putranya segera tiba di Palembang.

“Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” kata Soimah dalam surat terbuka yang dia buat dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Dalam surat itu, Soimah menulis bahwa perwakilan dari Gontor 1 mengatakan bahwa AM meninggal akibat kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Jika benar karena hal tersebut, Soimah bisa menerimanya.

“Apalagi anak saya dipercaya sebagai Ketua Perkajum. Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ujar Soimah.

Namun, Soimah mendapat laporan dari Wali Santri lain jika AM meninggal bukan karena kelelahan.

Mendapati kabar itu, pihak keluarga memutuskan meminta peti jenazah anaknya dibuka.

Duka semakin mendalam mana kala keluarga mendapati kondisi jenazah yang memunculkan dugaan korban meninggal karena kekerasan.

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.

Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah putranya, mengakui bahwa AM menjadi korban kekerasan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.

Usai mendapatkan pengakuan dari pihak pondok pesantren, Soimah memutuskan untuk tidak jadi melakukan otopsi.

Soimah tak berniat melanjutkan ke jalur hukum dan hanya ingin dipertemukan dengan pelaku.

“Agar anak saya segera bisa dikubur mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan dan saya tidak rela tubuh anak saya diobrak-abrik. Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu sama Kyai di Gontor 1, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja ingin tahu kronologi hingga meninggalnya anak kami,” tulisnya.

Sampai saat ini, Soimah belum lagi mendapatkan kabar apa pun dari pihak Gontor 1 terkait kematian anaknya itu.

"Jangan lagi ada korban-korban kekerasan, bukan hanya di Gontor, tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang. Tidak sebanding dengan harapan para orangtua dan wali santri untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga yang dapat mendidik akhlak para generasi berikutnya," tulis Soimah.

"Semoga tulisan ini membuka mata masyarakat bahwa memperjuangkan kebenaran dibutuhkan keberanian. Dari saya, Soimah, wali santri AM bin Rusdi yang masih berharap ini hanya MIMPI dan merasa anak saya belum pulang menimba ilmu. Palembang, 31 Agustus 2022,” tulis Soimah di akhir surat terbukanya.

Sementara itu, aparat Polres Ponorogo telah menyelidiki dugaan kematian seorang santri Pondok Gontor asal Palembang.

Informasi kematian santri Pondok Gontor asal Palembang itu viral di media sosial, setelah ibu korban mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo menyatakan, polisi sudah menemui pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor terkait kematian AM, santri asal Palembang, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Disebut Tidak Harmonis dengan Bawahannya Sosok yang Sempat Dilaporkan oleh Koalisi Ulama Ini, Perihal Seleksi Masuk Akmil Jadi Penyebab?

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Baca Lainnya