Galak! Taiwan Tembak Jatuh Pesawat yang Melintas di Langitnya, Buntut Konflik dengan China

Sabtu, 03 September 2022 | 12:00
project2049.net

Militer Taiwan.

Sosok.ID - Ketegangan dengan China semakin memuncak, militer Taiwan menembak jatuh drone pertama di atas pulau Kinmen, Taiwan. Langkah itu dilakukan setelah Taiwan mengatakan akan menggunakan peluru tajam untuk menjatuhkan drone China yang terbang di atas wilayahnya.

Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (3/9/2022), militer Taiwan mengatakan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak sipil tak dikenal.

Pesawat tak berawak itu ditembak di atas pulau terpencil Kinmen di tengah meningkatnya aktivitas militer China di sekitar pulau itu sejak kunjungan kontroversial Ketua DPR AS Nancy Pelosi bulan lalu.

Drone, yang ditembak jatuh pada hari Kamis (1/9/2022), adalah yang pertama ditembak setelah peringatan dari Taiwan bahwa ia akan menggunakan amunisi langsung terhadap drone yang mengudara di atas wilayahnya.

Ancaman itu muncul setelah video tentara Taiwan melemparkan batu ke pesawat tak berawak China menjadi viral.

Penerbangan drone dilaporkan meningkat di dekat Kinmen, yang terletak beberapa kilometer di lepas pantai China, dan di sekitar Kepulauan Matsu di Laut China Timur.

Keputusan untuk menembakkan drone China adalah langkah awal bagi militer Taiwan, kata Yen-Chi Hsu, asisten peneliti di Dewan Studi Strategis dan Wargaming Taiwan.

“Dalam 30 tahun terakhir, tentara nasional yang ditempatkan di Kinmen dan Matsu jarang menggunakan peluru tajam (melawan pesawat dan kapal),” kata Hsu kepada Al Jazeera, dilansir Sosok.ID pada Sabtu.

"Karena sulit untuk menentukan apakah itu untuk penggunaan militer atau tidak," lanjut dia.

Hsu mengatakan, drone hanya bisa menjadi "petualangan sipil".

Militer Taiwan mengatakan China telah menggunakan “pesawat sipil, balon cuaca, perahu nelayan rekreasi dan kapal penelitian kelautan” untuk melawannya, menurut media pemerintah.

Kegiatan semacam itu sering digambarkan sebagai “taktik zona abu-abu” oleh para analis, yang dimaksudkan untuk melecehkan dan mengintimidasi, tetapi tidak termasuk provokasi militer.

“Taktik zona abu-abu” lainnya yakni termasuk kampanye disinformasi dan peretasan.

Diketahui, China mengklaim Taiwan, yang merupakan negara demokrasi yang memerintah sendiri, sebagai wilayah miliknya.

China telah berjanji untuk menyatukan Taiwan dan daratannya dengan perdamaian atau dengan kekerasan, meskipun buku putih China baru-baru ini yang dirilis pada bulan Agustus tampaknya telah memperlunak preferensi yang dinyatakan Beijing untuk solusi non-militer untuk pertanyaan tentang Taiwan.

Perubahan sikap itu menyusul kunjungan Pelosi, pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan dalam seperempat abad.

Beijing telah memperingatkan terhadap kunjungan Pelosi dan sebagai tanda kemarahannya, China mengadakan beberapa hari latihan militer tembakan langsung di sekitar Taiwan, termasuk penggunaan rudal.

Sementara latihan telah berakhir, China terus mengirim sejumlah besar pesawat dan kapal militer ke Taiwan setiap hari.

Militer Taiwan mengatakan pada Agustus bahwa mereka telah melacak hampir 450 serangan pesawat militer China ke zona identifikasi pertahanan udara negara itu sepanjang tahun ini, angka yang hampir dua kali lipat rekor tahun lalu yaitu 196 selama periode tegang pada Oktober.

Militer China mungkin melakukan tes stres internal dengan meningkatnya serangan penerbangan sambil juga membangun "normal baru" untuk Taiwan, kata Kitsch Liao Yen-fan, konsultan militer dan urusan dunia maya untuk lembaga think-tank Taiwan Doublethink Lab. (*)

Baca Juga: Harta Warisan Dorce Gamalama Masih Jadi Rebutan, Sosok Pengacara Hotman Paris Siap Bantu Meski Tak Dibayar

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya