Curiga Brigadir J Pergoki Perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf, Terungkap Pengakuan Bharada E Soal Insiden di Magelang

Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:56
IST dan Instagram @danunyinyir9reborn999

Bharada E curiga Brigadir J persgoki perselingkuhan Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Sosok.ID - Bharada E curiga Brigadir J dibunuh lantaran mengetahui perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'rufsaat di Magelang.

Kecurigaan itu baru-baru ini diungkap oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Seperti yang diketahui, hingga kini motif pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat belum terungkap ke publik.

Kabar simpang siur terkait motif itu sendiri terus beredar seiring dengan berjalannya kasus.

Terbaru, muncul dugaan motif tersebut dilatarbelakangi oleh perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf.

Dugaan motif itu sendiri diutarakan Bharada E atau Bharada Richard Eliezer kepada Deolipa Yumara.

"JadiBharadaEliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang itu si Kuat ada main sama Putri'.

Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8/2022), seperti dikutip via TribunStyle.com.

Dugaan perselingkuhan itu pula yang diduga dipergoki oleh Brigadir J.

Diduga, Putri dan Kuat kongkalingkong mengarang cerita bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Bharada E atau Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu usai dimintai keterangan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022)

"Jangan sampai motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu.

Yang ada adalah saat itu Kuat dan Putri lagi making love, ketahuan Yosua. Makanya Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.

Deolipa menyebut, hal itu yang kemudian melatarbelakangi Putri menghubungi dua tersangka lain, yakni Bharada E dan Bripka RR.

Sementara di sisi lain, Kuat menelepon tersangka Irjen Ferdy Sambo.

"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR dan Kuwat nelepon ke Sambo.

Tujuannya menyamakan persepsi mereka di sana, agar hubungan Kuat dan Putri gak tercium, dan seolah-olah Yosua pelaku pelecehannya. Jadi Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.

Kecurigaan itu diperkuat oleh lamanya masa Kuat Ma'ruf bekerja sebagai ART di keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

"Kuat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejakFerdySambomasih AKBP. Kuat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.

Menurut Deolipa, aduan soal pelecehan itu membuat Ferdy Sambo buta mata sehingga berbuat nekat.

"Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.

Lebih lanjut, Deolipa juga menyinggung soal rekonstruksi pembunuhan Brigadir J yang digelar hari ini, Selasa (30/8/2022) mulai dari pukul 10.00 WIB.

"Yang direkonstruksi di sana, adalah terjadinya penembakan seperti yang ada di BAP dan melihat kesesuaiannya antara keterangan 5 tersangka. Tapi tidak akan mengungkap motif," kata Deolipa.

Istimewa

Mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Deolipa beraharap motif pelecehan yang dituduhkan pada Brigadir J tak terbukti.

"Motif tidak terlalu penting, tapi bisa ada untuk menguatkan. Asal saja, jangan sampai motifnya karena pelecehanBrigadirJke Putri. Karena itu sangat tidak mungkin," kata Deolipa.

Ia menegaskan bahwa Brigadir J telah menjadi kambing hitam dalam tuduhan pelecehan tersebut.

"Karena ketahuan Joshua, pada akhirnya Joshua yang jadi korban," katanya.

Menurutnya, tuduhan pelecehan yang dilayangkan pada Brigadir J sebenarnya dilakukan oleh Kuat Ma'ruf.

"Yang terjadi sebenarnya justru sebaliknya. Kuat membopong Putri, tapi diketahuiBrigadirJ," tandasnya.

Sekadar informasi, Brigadir J dan Bharada E merupakan ajudan dari Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Sementara Kuat Ma'ruf adalah ART keluarga Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca Juga: Saat di Magelang, Kuat Ma'ruf Sempat Halangi Bharada E Temui Putri Candrawathi: Jangan Ikut Campur

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya