Relasi Kuasanya Tak Cocok, Mayoritas Publik Tak Percaya Sama Sekali Sosok Brigadir J Berani Lecehkan Istri Ferdy Sambo

Jumat, 26 Agustus 2022 | 12:39
YouTube TV Polri dan IST

Irjen Ferdy Sambo saat jalani sidang kode etik dan profesi terkait kasus pembunuhan Brigadir J di Gedung TNCC, Mabes Polri, Kamis (25/8/2022)

Sosok.ID -Mayoritas publik tidak percaya sama sekali jika Brigadir Yosua atau Brigadir J mengancam dan melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Hal ini berdasarkan pada hasil survei Indikator Politik Indonesia terkini.

"Mayoritas tidak percaya sama sekali dengan berita tersebut (52,6 persen), dan sekitar 33,8 persen kurang percaya," demikian informasi dalam rilis yang diterima, Jumat (26/8/2022).

Survei Indikator memperlihatkan, mayoritas warga tahu pemberitaan bahwa Brigadir Yosua dituduh melakukan pengancaman dan pelecehan kepada Putri. Mayoritas itu sebesar 65,4 persen.

Sisanya yaitu 34,6 persen masyarakat, mengaku tidak tahu mengenai pemberitaan ini.

Kemudian dari hasil survei, hanya 1,9 persen yang sangat percaya jika ada ancaman dan pelecehan yang dilakukan Brigadir Yosua.

Mereka yang mengaku cukup percaya ada sebanyak 7.9 persen, dan responden yang tidak tahu atau tidak menjawab ketika ditanya hal ini sebanyak 3,7 persen.

Tidak hanya itu saja, survei Indikator tunjukkan bahwa 81.8 persen responden mnilai Brigadir Yosua sengaja dibunuh karena alasan tertentu.

Hanya ada 10 persen yang berpendapat jika Brigadir Yosua tewas terbunuh akibat adu tembak lantaran didapati melakukan pengancaman dan pelecehan seksual terhadap Putri.

Indikator juga menyoroti simpang siurnya motif pembunuhan di kasus ini.

Sehingga, Indikator meminta masyarakat berpendapat mengenai pengungkapan motif pembunuhan.

Hasilnya, mayoritas atau 65,6 persen masyarakat mengatakan agar motif atau alasan pembunuhan segera diungkap ke publik.

"29,7 persen (berpendapat) untuk menjaga perasaan semua pihak yang terkait, motif atau alasan pembunuhan tidak diungkap oleh kepolisian saat ini, pengungkapan akqn dilakukan di masa persidangan," ujar Indikator.

Survei dilakukan dengan 1.229 responden, dipilih lewat proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, lalu screening.

Margin of error survei kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random simpling.

Motif pembunuhan Brigadir J

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ferdy Sambo janjikan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) akan terbebas dari status tersangka pembunuh Brigadir Yosua dan kasusnya akan dihentikan jika terungkap ke publik.

Hal ini pertama kali diketahui dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPR dan Kapolri, Rabu (24/8/2022) kemarin.

Bharada E adalah salah satu dari lima tersangka pembunuhan Brigadir Yosua.

Dia mengaku dijanjikan SP3 atau penghentian kasus oleh Irjen Ferdy Sambo.

Janji ini yang membuat Bharada Eliezer menyebut adanya peristiwa tembak-menembak dengan Yosua.

Kapolri sendiri menyebut keterangan Bharada Eliezer berubah setelah ditetapkan jadi tersangka.

Perubahan ini yang kemudian membuat skenario Ferdy Sambo runtuh dan dia ditetapkan jadi tersangka pembunuhan berencana 9 Agustus 2022 lalu.

Gugurnya tuduhan pelecehan seksual

Salah satu motif yang disebut oleh Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J adalah karena Brigadir Yosua melecehkan Putri Candrawathi, istrinya sendiri.

Namun banyak pihak yang meragukan Brigadir J melakukan aksi tersebut.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Profesor Adrianus Meliala, meminta penyidik Polri eksplorasi kemungkinan adanya perselingkuhan di balik kasus tewasnya Brigadir Yosua, seperti disampaikannya dalam Program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV Selasa, (9/8/2022).

Adrianus Meliala berpendapat tidak mungkin Brigadir Yosua melecehkan istri Ferdy Sambo.

“Rasanya enggak mungkin itu adalah pelecehan seksual dari sisi itu,” kata Adrianus Meliala.

“Bagaimana kalau kita pindah ke yang lainnya, yakni bahwa ini ada suatu situasi perselingkuhan. Bisa kan? Yang kalau kemudian lalu dilihat oleh orang atau oleh suami, jadi kita bicara mengenai kayanya-kayanya, lalu menimbulkan suatu kemarahan yang luar biasa, ini juga satu hal yang perlu dieksplorasi penyidik.”

Adrianus mengingatkan pelecehan seksual itu bersifat relasi kuasa.

Dalam hal ini, pemegang kuasanya adalah Putri Candrawathi, bukan Brigadir Yosua.

Pasalnya, Brigadir Yosua adalah ajudan Putri Candrawathi.

“Pelecehan seksual itu umumnya bersifat relasi kuasa ya, bersifat nonseksual interest sebetulnya, jadi antara atasan dan bawahan,” ucap Andrianus.

Baca Juga: Terkuak Ini Dia Sosok Anggota Polri yang Pertama Sambangi TKP Pembunuhan Brigadir J, Diperintah Ferdy Sambo

Editor : May N

Baca Lainnya