Usaha Presiden Jokowi Berhasil? Rusia Kini Siap Akhiri Serangan ke Ukraina, Tapi Ada Syaratnya!

Rabu, 29 Juni 2022 | 15:31
Flickr/Efrem Lukatsky, Arsip UNS, Dailymail

Putin, Jokowi, dan Zelensky

Sosok.ID - Baru-baru ini hal keputusan mengejutkan dunia internasional dilakukan oleh sosok Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) soal perang Rusia dengan Ukraina.

Bagaimana tidak? serangan yang diarahkan ke Ukraina oleh Rusia telah berimbas banyak untuk dunia internasional, termasuk Indonesia.

Serangan Rusia ke Ukraina yang berimbas pada perekonomian dunia disebut-sebut menjadi alasan utama Jokowi mengambil keputusan terbang ke wilayah konflik tersebut.

Tak main-main, dalam agenda lawatannya ke Eropa tersebut, Jokowi berencana temui Presiden Ukraina, Zelensky.

Bukan hanya Zelensky, Presiden RI juga bakal menyambangi Rusia untuk berkomunikasi dengan Vladimir Putin.

Hal itu dilakukan Jokowi demi mengupayakan penghentian perang antara Rusia dan Ukraina.

Di tengah kabar kedatangan Jokowi ke Ukraina dan Rusia untuk menemui dua pemimpin negara tersebut, muncul kabar akan berakhirnya serangan Moskow pada Kyiv.

Baru-baru ini sebuah kabar mencuat mengenai Rusia yang menyatakan siap mengakhiri serangan ke Ukraina.

Melansir dari Kompas.com, meski menyatakan bakal menghentikan serangan, Rusia meminta syarat pada Ukraina.

Kremlin mengatakan pada Selasa (28/6/2022), bahwa Rusia akan menghentikan serangannya segera setelah Ukraina menyerah, mendesak Kyiv untuk memerintahkan pasukannya meletakkan senjata mereka.

Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, bahwa agresi dapat berakhir hampir seketika apabila Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan para pejuang untuk meletakkan senjata mereka.

"Pihak Ukraina dapat menghentikan semuanya sebelum akhir hari ini," kata dia, sebagaimana dilansir Kantor Berita Rusia TASS.

"Kami membutuhkan perintah kepada unit nasionalis untuk meletakkan senjata mereka, perintah kepada militer Ukraina untuk meletakkan senjata mereka," tambah Juru Bicara Kremlin, seraya menambahkan bahwa Kyiv harus juga memenuhi daftar tuntutan Federasi Rusia.

"Sisanya adalah pikiran kepala negara Ukraina," ujar dia.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama empat bulan dengan tidak ada pihak yang menyerah.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama empat bulan dengan tidak ada pihak yang menyerah.

Petinggi Rusia telah menyatakan bahwa tidak pernah ada tenggat waktu yang terkait dengan invasi awal.

Peskov mengatakan hal yang sama pada Selasa ketika ditanya apakah ada perkiraan kerangka waktu untuk menyelesaikan operasi militer Rusia di Ukraina. Dia langsung menjawab dengan kata "tidak".

"Kami hanya dipandu oleh pernyataan Presiden kami (Vladimir Putin bahwa) operasi militer khusus berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuannya," tambah Peskov, menurut TASS.

Sementara itu, pada Jumat (24/6/2022), setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dia percaya bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang membangun koalisi untuk kemungkinan berperang dengan Rusia.

Dia bahkan menyinggung soal Adolf Hitler dalam konteks konflik Rusia-Ukraina saat ini.

"Hitler mengumpulkan sebagian besar dari negara-negara Eropa di bawah panjinya untuk perang melawan Uni Soviet," kata Lavrov.

Pada Minggu (26/6/2022), Zelensky sendiri telah mendesak Belarus untuk menghindari terjerat dalam konflik Rusia-Ukraina yang sudah berbulan-bulan.

Dia mengatakan kepada negara itu bahwa Kremlin menganggap "hidup mereka tidak berharga".

"Anda sedang ditarik ke dalam perang. Kremlin telah memutuskan segalanya untuk Anda," kata Zelensky dalam pidato video pada Minggu malam.

"Tapi kamu bukan budak dan umpan meriam. Kamu tidak harus mati," tambah Zelensky.

Kemudian pada Senin (27/6/2022), menyusul serangan rudal Rusia di Kremenchuk di Ukraina tengah yang menyebabkan sedikitnya 15 kematian, para pemimpin dunia di KTT Kelompok Tujuh (G7) di Jerman dengan cepat mengutuk agresi Rusia .

"Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang," kata para pemimpin dalam sebuah pernyataan bersama.

(*)

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Presiden di Dunia yang Datangi Rusia dan Ukraina, Jokowi Dikawal 39 Pasukan Elit Membawa Senjata Tak Biasa!

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, TASS

Baca Lainnya