Masih Jadi Pertanyaan Dunia, Akhirnya Terbongkar Alasan Rusia Nekat Lawan PBB Demi Bumi Hanguskan Ukraina!

Sabtu, 26 Februari 2022 | 18:54
Haaretz

Masih Jadi Pertanyaan Dunia, Akhirnya Terbongkar Alasan Rusia Nekat Lawan PBB Demi Bumi Hanguskan Ukraina!

Sosok.ID - Konflik yang pecah hingga menimbulkan perang antara Rusia dan Ukraina akhirnya terjadi pada Kamis (24/2/2022).

Serangan demi serangan lewat udara, darat, dan laut dilakukan oleh Rusia untuk menghancurkan Ukraina, negara demokrasi Eropa yang berpenduduk 44 juta orang tersebut.

Sudah bukan rahasia lagi, selama beberapa bulan ini,Presiden Vladimir Putin telah menyangkal bahwa Rusia akan menyerang Ukraina.

Namun nyatanya Putin membatalkan kesepakatan damai hingga mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur dan selatan Ukraina.

Dalam sejumlah serangan terhadap Ukraina yang menimbulkan korban jiwa beberapa hari ini, Putin pun dituduh menghancurkan perdamaian di Eropa.

Baca Juga: Halangi Rusia, Seorang Tentara UkrainaMengorbankan Diri Meledak Bersama Jembatan untuk Hentikan Langkah Tentara Putin

Bahkan apa yang dilakukan oleh Putinselanjutnya dapat membahayakan seluruh struktur keamanan benua itu.

Beberapa saat sebelum invasi dimulai, Presiden Putin di TV menyatakan bahwa Rusia tidak dapat merasa "aman, berkembang, dan eksis" karena apa yang disebutnya sebagai ancaman konstan dari Ukraina modern.

Banyak dari argumennya dinilai salah atau tidak rasional.

Merangkum Reuters, Putin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.

Nyatanya, tidak ada genosida di Ukraina.

Baca Juga: Indonesia Disebut Jadi Kunci Untuk Meredam Perang Rusia-Ukraina, Pernyataan Presiden Jokowi Sampai Jadi Sorotan: Saatnya RI Tampil

Ukraina menjadi negara demokrasi yang hidup yang dipimpin oleh seorang presiden yang beragama Yahudi.

"Bagaimana saya bisa menjadi seorang Nazi?" kata Presiden Volodymr Zelensky, yang menyamakan serangan gencar Rusia dengan invasi Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Presiden Putin telah sering menuduh Ukraina diambil alih oleh para ekstremis, sejak presidennya yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, digulingkan pada 2014 setelah berbulan-bulan protes terhadap pemerintahannya.

Rusia kemudian membalas dengan merebut wilayah selatan Crime dan memicu pemberontakan di timur, mendukung separatis yang telah memerangi pasukan Ukraina dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.

Pada akhir tahun 2021, Putin diketahui mulai mengerahkan sejumlah besar pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Dunia Langsung Ketar-ketir, Vladimir Putin Telepon Xi Jinping din Tengah Invasi Rusia di Ukraina, Ini yang Dibahas!

Kemudian pada minggu ini, Putin membatalkan kesepakatan damai 2015 untuk wilayah timur dan mengakui wilayah di bawah kendali pemberontak sebagai wilayah yang merdeka, yakni Donetsk dan Luhansk.

Melansir dari Kompas.com, Rusia memang telah lama menolak langkah Ukraina menuju Uni Eropa dan aliansi militer pertahanan Barat NATO.

Saat pengumuman pertama invasi Rusia, dirinya menuduh NATO mengancam "masa depan bersejarah kami sebagai sebuah bangsa".

Dalamserangan Rusia ke Ukraina, Kamis (24/2/2022) tersebut, sejumlah tempat-tempat vital berhasil dihancurkan.

Seperti bandara dan markas militer menjadi sasaran dalam serangan pertama, di dekat kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk bandara internasional utama Boryspil di Kiev.

Baca Juga: Kengerian Perang Rusia - Ukraina, Vladimir Putin Sebar Pasukannya Lewat Darat, Laut, dan Udara

Ukraina kemudian melaporkan iring-iringan tank dan pasukan Rusia meluncur ke Ukraina di timur laut, dekat Kharkiv, sebuah kota berpenduduk 1,4 juta orang.

Selain itu, pasukan meluncur ke timur dekat Luhansk, dari tetangga Belarus di utara, dan Crimea di selatan.

Pasukan terjun payung Rusia telah merebut pangkalan udara utama di luar Kiev dan pasukan Rusia juga dilaporkan sudah mendarat di kota pelabuhan besar Ukraina, Odesa, dan Mariupol.

(*)

Baca Juga: Gelegar Ledakan Usai Pidato Putin, Ukraina Dibombardir Serangan Rudal, Rusia Ancam Negara-negara yang Coba Menghalanginya

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Reuters

Baca Lainnya