Didatangi Menlu AS, Indonesia Diberitahu Kenekatan Militer Tiongkok di Laut China Selatan Termasuk di Wilayah RI: Kesepakatan yang Dibuat Tidak Disetujui

Rabu, 15 Desember 2021 | 14:14
Kolase SCMP/Kompas

(ilustrasi) Didatangi Menlu AS, Indonesia Diberitahu Kenekatan Militer Tiongkok di Laut China Selatan Termasuk di Wilayah RI: Kesepakatan yang Dibuat Tidak Disetujui

Sosok.ID - Sudah bukan rahasia lagi, memanasnya kawasan Laut China Selatan memang telah berlarut-larut cukup lama.

Bahkan beberapa kali perseteruan terjadi di kawasan yang menjadi perbatasan sejumlah negara di Asia Tenggara tersebut dengan China.

Tak sampai di situ saja, ketegangan antar beberapa negara di ASEAN dengan Tiongkok pun sempat tak terhindarkan.

Termasuk dengan Indonesia, provokasi yang hampir berujung dengan konfrontasi juga pernah dialami oleh Indonesia di perbatasan wilayahnya di Laut China Selatan.

Baca Juga: Kapok! AS dan UE Kongkalikong Ingin 'Pecundangi' China atas Klaim di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Selat Taiwan

Hal itu disebut-sebut lantaran kenekatan Tiongkok dalam mengambil sikap di kawasan yang cukup padat dengan perjalanan laut tersebut.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken yang datang ke Indonesia pun membuka sebuah fakta mengejutkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, China disebut Blinken telah nekat melakukan hal yang cukup membahayakan di kawasan Laut China Selatan.

Bahkan secara terang-terangan Tiongkok tak mengindahkan kesepakatan yang telah dibuat di kawasan tersebut.

Baca Juga: Tiongkok Senggol Indonesia Lagi, Xi Jinping Kirim Surat Ancam RI Gegara Ganti Nama Laut China Selatan Dengan Laut Natuna, Ancaman Perang?

Dalam pidatonya mengenai apa yang terjadi di kawasan Indo-Pasifik, Blinken pun membeberkan kebobrokan tindakan Tiongkok.

Dia berbicara itu ketika AS berusaha untuk meningkatkan aliansi melawan kekuatan China yang meningkat.

Dalam pidatonya di Indonesia, Selasa (14/12/2021), Blinken mengatakan Washington akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan dan negara-negara harus memiliki hak untuk memilih jalan mereka sendiri.

Itulah mengapa ada begitu banyak kekhawatiran dari Asia Timur Laut hingga Asia Tenggara dan dari Sungai Mekong hingga Kepulauan Pasifik tentang tindakan agresif Beijing.

Baca Juga: Pembual? Obok-obok Laut China Selatan hingga Indonesia Kebakaran Jenggot, Beijing Klaim Ogah Dominasi Asia Tenggara

US Embassy in Moscow via Tribunnews
US Embassy in Moscow via Tribunnews

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony J Blinken.

"(China) Mengklaim laut lepas sebagai miliknya. Mendistorsi pasar terbuka melalui subsidi kepada perusahaan milik negara. Menolak ekspor atau mencabut kesepakatan untuk negara-negara yang kebijakannya tidak disetujui," kata Blinken seperti dikutip dari Kantor Berita AFP, Selasa.

Bahkan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara pun sebenarnya telah bertindak agar China tak lagi semena-mena.

Namun hal itu agaknya tak diindahkan oleh pemerintahan Xi Jinping saat ini yang masih nekat bertindak berlebihan.

Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri, Muak dengan China, Australia Sembur Api

Tetapi, AS berjanji bertekad untuk memastikan kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

Selain itu ia menambahkan tindakan Beijing saat ini sudah sangat mengancam pergerakan perdagangan yang bisa mencapai nilai 3 triliun dollar AS setiap tahunnya di kawasan tersebut.

Semua itu bermula dari klaim Tiongkok atas batas wilayah di kawasan Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan sebagian besar negara di ASEAN.

(*)

Baca Juga: Baru Menjabat Jadi Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Tangkap Sinyal Ancaman di Laut China Selatan, Apa yang Terjadi di Natuna?

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, afp

Baca Lainnya