Sosok.ID -Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina dikahwatirkan dapat memicu konflik besar yang menyaingi Perang Dunia II.
Demikian disampaikan Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Laksamana Tony Radakin dalam pidatonya pada Rabu (8/12/2021).
“Signifikansi skenario terburuk dalam invasi penuh ke Ukraina adalah skala besar di Eropa sejak Perang Dunia II,” kata Radakin sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada Sky News bahwa akan ada banyak tentara Rusia yang tewas jika Presiden Rusia Vladimir Putin nekat menyerang negaranya.
“Mereka (sekutu) dapat menyerang secara ekonomi. Kami akan bertempur di lapangan. Saya minta maaf, tetapi akan ada banyak tentara Rusia yang tewas, dan kami berharap Presiden Putin tidak menginginkan itu terjadi,” tutur Kuleba.
Kuleba menambahkan, negaranya telah bekerja sama dengan para sekutunya untuk mencegah Moskwa menyerang Ukraina.
Meski demikian, dia menggarisbawahi bahwa tentara Ukraina akan mampu mempertahankan tanah air mereka jika ada invasi.
Sementara itu, mengacu pada tantangan China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, Radakin menekankan bahwa lanskap keamanan saat ini lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan 30 tahun terakhir.
Dia menuturkan, krisis yang disebabkan oleh pengerahan 90.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina sangat mengkhawatirkan.
Baru-baru ini memang Rusia dilaporkan telah mengerahkan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
Tindakan Rusia itu telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Rusia mungkin melancarkan agresi militer.
Menurut pejabat Ukraina, Moskwa dapat memicu eskalasi skala besar pada Januari.
Pada 2014, Rusia dituding mulai mendukung pasukan separatis di Ukraina timur melawan pemerintah pusat.
Dukungan tersebut dipertahankan selama tujuh tahun terakhir.
Uni Eropa sendiri telah menerapkan langkah-langkah pembatasan dalam menanggapi krisis Ukraina sejak 2014.
Saat ini, sebanyak 185 orang dan 48 entitas masuk dalam daftar hitam atau blacklist Uni Eropa karena melanggar integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.
Uni Eropa juga menerapkan berbagai sanksi karena Moskwa karena enggan menerapkan Protokol Minsk 2014 sepenuhnya yang dimaksudkan untuk membangun perdamaian di Ukraina timur.
Baca Juga: Tensi Meninggi, Militer AS Lacak Pergerakan Rusia Memicu Perang di Dekat Ukraina
(*)