Sosok.ID - Dunia kesehatan, kembali melaporkan ditemukannya varian baru Covid-19.
Sejauh kemunculannya sejak akhir tahun 2019, virus corona baru memang telah meresahkan manusia.
Sampai saat ini, varian-varian baru Covid-19 terus bertambah, di mana terbaru ditemukan varian Omicron.
Omicron atau varian baru virus corona B.1.1.529 diduga memiliki kemampuan transmisi penularan lebih tinggi dibandingkan varian lainnya.
Baca Juga: Jokowi Imbau Masyarakat Waspadai Varian Mu, Disebut Kebal Vaksin, Begini Faktanya!
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Kemungkinan besar dia lebih cepat penularannya," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Minggu (28/11/2021), dikutip dari Kompas.com.
Menkes mengatakan, belum ditemukan indikasi bahwa varian Omicron bisa meningkatkan keparahan.
Mengingat ini varian baru, efek semacam itu belum teridentifikasi.
Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Kembali Muncul di Dunia, Disebut Varian Lambda
Namun perlu diwaspadai, sebab varian baru ini kemungkinan besar bisa menurunkan kemampuan antibodi seseorang.
Menurunnya antibodi dapat terjadi kepada orang yang sudah melakukan vaksinasi, maupun orang orang yang sudah memiliki antibodi karena terinfeksi covid-19 sebelumnya.
"Kemungkinan besar iya. Balik lagi, belum dikonfirm," katanya.
Menkes Budi Gunadi masih belum bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai varian ini, sebab masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.
Meski demikian, dia menjelaskan kemungkinan tiga bahaya dari virus corona varian Omicron.
"Jadi ada tiga kelompok bahaya, meningkatkan keparahan, meningkatkan tranmisi, menurunkan kemampuan dari antibodi dari infeksi dan vaksinasi," kata Budi.
"Untuk yang pertama belum ada konfirmasi, untuk kedua dan ketiga kemungkinan besar iya. Tapi belum konfirmasi, sekali lagi. Karena, sedang diteliti terus oleh parah ahlinya," imbuh dia.
Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Lebih Mewabah, Kemenkes : Akan Cepat Penularannya
Sekedar informasi, virus corona varian Omicron diumumkan oleh pejabat Afrika pada Kamis (26/11/2021).
Varian B.1.1.529 yang terdeteksi kali pertama di Botswana diketahui membawa banyak mutasi virus corona.
Menurut National Institute for Communicable Diseases (NICD) yang dikelola pemerintah setempat mengatakan, terjadi peningkatan penyebaran yang cepat di tiga provinsi di negara itu.
(*)