Satu-satunya Alasan Pede Lepas dari Indonesia, Timor Leste Hadapi Nasib Pahit, China Batalkan Kerjasama Setelah Sadari Hal Ini

Selasa, 09 November 2021 | 16:49
Mercado.co.ao

Tawaran kerjasama Timor Leste ditolak China

Sosok.ID -Timor Leste sangat bergantung pada satu-satunya sumber penghasilan utama negara mereka yakni tambang minyak dan gas.

Berlimpahnya ladang minyak dan gas itu juga yang jadi alasan Timor Leste nekat lepas dari Indonesia.

Meski memiliki sumber daya alam yang melimpah di seluruh negeri, nyatanya SDM negara itu masih bahwa rata-rata.

Tak mengherankan jika pemimpin Timor-Leste begitu putus asa untuk membangun pabrik darat.

Baca Juga: Cadangan Minyak Makin Habis, Timor Leste Ngaku Nyesel Nekat Merdeka Dari Indonesia? Analis: Bagaimana Makan Bila Minyak Habis

Tujuannya untuk memproses minyak dan gas yang akan diekstraksi dari ladang gas Greater Sunrise.

Sehingga mereka bisa menjualnya ke China atau negara lain untuk mendapatkan dana.

Akan tetapi, melansir laman Intisari Online, China ternyata menolak gagasan memberikan pinjaman 16 miliar Dollar AS untuk usaha ini.

Dilansir dari thediplomat.com pada Rabu (27/10/2021), penolakan China sungguh di luar dugaan.

Baca Juga: Setahun Terhalang Batas Negara, Krisdayanti Sambut Kepulangan Raul Lemos, Peluk Erat sang Suami: Kau Datang Demi Kebahagiaanku

Pasalnya Negeri Tirai Bambu itu disangka berencana mendekati Timor Leste guna membangun pangkalan militer di sana.

Ini tak lain karena Timor Leste berbatasan langsung dengan Australia yang bermusuhan dengan China sekarang.

Akan tetapi nyatanya China sudah sadar bahwa urusan ladang minyak dan gas Timor Leste begitu rumit.

Di luar besarnya keinginan beberapa orang di Dili agar minyak dan gas diproses di darat, para pejabat mengungkapkan betapa berisikonya usaha itu.

Sebagai contoh, proyek Tasi Mane yang diusulkan senilai 18 miliar Dollar AS (Rp255 triliun).

Baca Juga: Memilih Merdeka dan Lepas Dari Indonesia, Kini Timor Leste Harus Gigit Jari Gegara Perekonomiannya Jauh Dari RI

Proyek itu tidak hanya akan menjadi dorongan signifikan bagi ekonomi lokal dan menciptakan banyak pekerjaan.

Akan tetapi juga merupakan simbolis bahwa Timor Leste mengambil kembali otonomi atas kekayaan alamnya sendiri.

Namun di sisi lain, mitra asing dan kelompok politisi berpendapat bahwa situs darat tidak masuk akal secara finansial atau logistik.

Bukan hanya sangat mahal untuk negara yang sudah kekurangan uang yang PDBnya hanya mencapai 1,6 miliar Dollar AS tahun lalu, secara logistik juga penuh dengan risiko.

Baca Juga: Militer AS dan China Berlomba Berjalan Menuju Perang Taiwan

Dari segi SDM punproyek darat tidak akan menciptakan banyak pekerjaan bagi orang Timor Leste.

Sebab faktanyahanya sedikit warga yang memiliki keterampilan atau pengalaman yang dibutuhkan untuk membangun atau mengoperasikan pipa gas utama dan pabrik pengolahan.

Banyak mitra asing yang menganggap proyek itu adalah kesombongan warga Timor Leste.

Tapi bukannya untung, justru ada kemungkinan malah akan melumpuhkan ekonomi negara selama satu generasi.

Alhasil proyek pemrosesan minyak dan gas Tasi Mane senilai 18 miliar Dollar AS tidak mungkin terwujud.

Penurunan harga minyak dan gas sejak awal pandemi juga tidak membantu.

Malahan Timor Leste harus mau tidak mau melakukan pinjaman internasional untuk mengumpulkan dana untuk proyek tersebut.

Tapi adakah negara yang mau berinvestasi di sana dengan segala kekurangannya?

Baca Juga: Makanya China dan Negara-negara Barat Getol Dekati Sampai Ingin Rebut Laut Natuna, Ternyata Ini Harta Karun yang Tersimpan di Dalam Lautan Tersebut!

(*)

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Intisari Online