Sosok.ID - Kejadian mengerikan dialami seorang wanita yang menjadi korban pemerkosaan di sebuah kereta api baru-baru ini terjadi.
Lebih parahnya, penumpang lain yang melihat aksi bejat tersebut bukan menolong tetapi justru merekam.
Hal itupun membuat geger seantero negaranya.
Kepolisian di Philadelphia, Amerika Serikat (AS) langsung turun tangan menyelidiki kasus tersebut.
Otoritas Transportasi Philadelphia Tenggara (SEPTA) menyatakan, ada saksi yang malah mengarahkan ponselnya saat korban diperkosa daripada menelepon 911.
Namun demikian ada seorang penumpang yang justru mengarahkan kamera ponselnya saat kejadian pemerkosaan tersebut terjadi.
Pihak berwenang menyatakan telah menahan Fiston Ngoy, yang dituding sebagai pelaku pemerkosaan di kereta SEPTA.
"Saya bisa mengatakan bahwa ada yang sengaja mengarahkan ponsel ke arah korban saat diserang," kata Kepala Polisi SEPTA Thomas J Nestel III Senin (18/10/2021).
Pelaku adalah seorang gelandangan yang akhirnya dijerat pasal pemerkosaan dan penyerangan.
Dirinya pun ditahan dengan jaminan 180.000 dollar AS atau senilai dengan Rp 2,5 miliar.
Nestel menyatakan dalam konferensi pers bahwa saat insiden terjadi ada sejumlah penumpang yang berada di lokasi kejadian.
Namun dalam gerbong tersebut tak ada panggilan darurat ke 911 di Philadelphia.
Hal itu membuat pihak kepolisian curiga apakah panggilan darurat baru dilakukan saat di pemberhentian kereta berikutnya.
Yakni di Delaware Country.
Serangan itu baru terkuak setelah salah satu karyawan SEPTA melihatnya. Aparat merespons tiga menit setelah laporan si petugas.
"Kami ingin publik merasa marah, jijik, dan ikut membangun sistem yang aman bagi semuanya," jelas Nestel.
Karena itu, dia menyerukan supaya publik untuk memberi tahu penegak hukum jika melihat ada kejadian yang aneh.
Berdasarkan affidavit penahanan, Ngoy dan korban naik dari perhentian Philadelphia Utara, dan duduk di samping korban pukul 21.15 waktu setempat.
Pria berusia 35 tahun tersebut mulai memperkosa korban sekitar 40 menit, saat korban berulang kali mendorongnya menjauh.
Petugas kepolisian pun langsung bertindak cepat dengan mengerahkan anggotannya di pemberhentian kereta selanjutnya.
Pelaku pun langsung diringkus di statusin pemberhentian selanjutnya dan langsung diproses.
Menurut pengelola transportasi, seharusnya penumpang menghubungi aparat lewat 911 atau menekan tombol darurat untuk mengerem.
"Ada orang lain yang naik. Mereka bisa menghentikan kejahatan itu lebih cepat lewat 911," jelas SEPTA dikutip NBC News.
(*)