Keruntuhan Militer AS di Depan Mata, Diplomat Negeri Paman Sam Sampai Geram Gegara Rudal Hipersonik China dan Rusia?

Rabu, 20 Oktober 2021 | 19:59
Ilustrasi/nationalinterest.org via Intisari Online

Ilustrasi Rudal Hipersonik. Keruntuhan Militer AS di Depan Mata, Diplomat Negeri Paman Sam Sampai Geram Gegara Rudal Hipersonik China dan Rusia?

Sosok.ID - Sebuah ungkapan mengejutkan datang dari seorang diplomat senior Amerika Serikat (AS) soal awal keruntuhan militer negaranya.

Bukan main-main, selama beberapa dekade Negeri Paman Sam memang dikenal sebagai negara yang menguasai semua lini kemiliteran.

Hal tersebut disokong dengan teknologi canggih persenjataan militer yang mereka miliki.

Namun baru-baru ini kabar kehebatan militer AS kian lama kian digeser oleh dua negara yang telah lama jadi seteru mereka.

Baca Juga: Perang Dunia 3, China Tembakkan Rudal Hipersonik ke Seluruh Bumi, AS Ngacir Ketakutan hingga Taiwan di Ambang 'Kiamat'

Dua negara tersebut tak lain adalah China dan Rusia yang kini menjelma menjadi kekuatan militer baru di dunia.

Bahkan diplomat senior AS tersebut mengungkapkan kini militer AS kebingungan gegara disebut tak tahu cara bertahan dari senjata terbaru China dan Rusia.

Senjata terbaru China dan Rusia tersebut tak lain adalah rudal hipersonik yang sangat mematikan.

Pernyataan itu muncul setelah "Negeri Panda" dilaporkan mengetes persenjataan yang kecepatannya hingga lima kali suara manusia itu.

Baca Juga: Akhir Kejayaan Angkatan Udara AS? Ini Bukti Kekuatan Militer Paman Sam Sudah Tak Lagi Sehebat Dulu Hingga Digeser China!

Dalam laporan itu, disebutkan "Negeri Panda" pada Agustus mencoba rudal hipersonik yang bisa memutari dunia, tapi melewati target hingga 32 km.

Beijing kemudian mengeluarkan bantahan atas laporan itu, dan berdalih mereka tengah menguji coba wahana luar angkasa.

Duta Besar Robert Wood, perwakilan AS di Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa mengatakan, teknologi hipersonik kini jadi perhatian serius mereka.

"Kami tidak tahu bagaimana cara bertahan dari teknologi itu. Begitupun dengan China maupun Rusia," papar Wood.

Baca Juga: Militer AS Kecolongan, Insiyur Perancang Kapal Selam Nuklirnya Jual Informasi Rahasia Hingga FBI Turun Tangan, Begini Detik-detik Penangkapannya!

Wood menyoroti laporan uji coba senjata Beijing itu sebagai katalis dari perlombaan persenjataan hipersonik.

"Kami sudah melihat China dan Rusia secara aktif menggunakan penerapan teknologi tersebut. Jadi, kami juga harus menanggapinya," kata Wood.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian berkata, mereka mencoba teknologi daur ulang luar angkasa.

Menurut Zhao, uji coba ini bisa mengurangi biaya produksi pembuatan pesawat, dan menyediakan alternatif transportasi luar angkasa yang murah.

Baca Juga: Ada Apa? RUU Pendanaan AS Hapus Bantuan Militer untuk Israel, Tetapi...

Meski begitu, analis dan pejabat AS berargumen rudal balistik antar-benua mempunyai teknologi hampir serupa dengan program wahana luar angkasa.

Dilansir Washington Examiner Selasa (19/10/2021), Pentagon menyatakan mereka sudah memperhatikan dugaan uji coba tersebut.

"Kami sudah menekankan perhatian kami atas ambisi militer China yang hanya meningkatkan tensi di kawasan dan sekitarnya," ujar juru bicara John Kirby.

Baca Juga: Saatnya Semesta Bersatu Hajar China, Hukum Kapal Asing di Laut China Selatan Picu Ketakutan 'Perang Dunia'

Dengan pengembangan yang dilakukan supaya senjatanya bisa menghindari sistem pertahanan AS, analis berpendapat China bisa memodifikasi agar mampu menghantam AS.

John Lewis dari Middlebury Institute menjelaskan, "Negeri Panda" kini punya 100 rudal balistik yang bisa menghantam mereka.

"Sebuah sistem baru hanya mengancam jika kita juga berencana untuk mencegat senjata musuh, yang belum kita lakukan," tulis Lewis di Twitter.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Washington Examiner

Baca Lainnya