Sosok.ID - Negeri Tirai Bambu, China agaknya tak bisa lepas dari berita militer dunia internasional sampai saat ini.
Salah satu negara yang dianggap kekuatan militer baru di dunia ini memang makin sering bersitegang dengan negara lain.
Bahkan secara terang-terangan, China kerap tantang negara lain seperti halnya Amerika Serikat (AS) ataupun Jepang.
Tiongkok baru-baru ini pun membuat publik dunia geger saat terang-terangan menentang terbentuknya aliansi AUKUS (Australia-Inggris-AS).
Aliansi ini diketahui tengah bekerjasama dalam mengembangkan kapal selam nuklir.
Tak sampai di situ saja, Tiongkok juga tengah bersitegang dengan sejumlah negara karena perebutan batas wilayah di Laut China Selatan.
Perselisihan tersebut bahkan pernah sampai menyeret nama Indonesia yang juga memiliki batas wilayah di Laut China Selatan.
Ternyata konflik ataupun perselisihan China dengan negara lain tersebut memang dianggap karena adanya dukungan dari armada militer mereka.
Sudah bukan rahasia lagi, kekuatan militer China saat ini masuk dalam jajaran negara dengan armada paling kuat.
Bahkan yang terbaru, China memamerkan sejumlah armada udara yang digadang-gadang bisa menghancurkan negara yang dianggap musuh dalam sekejap.
China pada Selasa (28/9/2021) memamerkan armada militer udara barunya yang semakin canggih, termasuk drone dan jet pengintai yang mampu mengganggu peralatan elektronik musuh.
Pertunjukan udara terbesar China digelar di kota pesisir Zhuhai, jelang memenuhi tenggat waktu 2035 untuk memperkuat armada militer dalam perang modern.
China masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal teknologi dan investasi dalam alat perangnya, tetapi para ahli mengatakan kesenjangannya sekarang semakin sempit.
Laporan intelijen AS tahun ini juga menyatakan peningkatan pengaruh China sebagai salah satu ancaman terbesar Amerika.
Pada Selasa, purwarupa CH-6 drone pengintai baru yang mampu melakukan serangan, termasuk dalam deretan teknologi militer yang dipamerkan di Zhuhai.
Dengan lebar sayap 20,5 meter dan panjang 15,8 meter, drone CH-6 dapat membawa rudal dan dirancang untuk operasi pengawasan serta serangan, menurut agen intelijen sumber terbuka, Janes.
Alat baru lainnya termasuk drone penerbangan tinggi WZ-7 untuk pengintaian perbatasan dan patroli maritim, serta jet tempur J-16D yang dapat mengganggu peralatan elektronik musuh.
Keduanya sudah dimasukkan ke angkatan udara, media pemerintah melaporkan.
"Mereka akan memainkan peran utama di Selat Taiwan dan Laut China Selatan," kata komentator militer Song Zhongping kepada AFP.
Diketahui, China memang kerap melaksanakan parade pertunjukkan armada militer udara setiap dua tahun sekali.
Namun pertunjukan yang harusnya berjalan pada tahun 2020 silam terhenti karena adanya pandemi yang melanda hampir seluruh dunia. (*)