Ledakannya Setara 3 Ton TNT, Cara Pesawat Ruang Angkasa DART Hancurkan Asteroid Sebesar Stadion yang Sedang Menuju Bumi

Senin, 20 September 2021 | 20:47
Pixabay

Ilustrasi asteroid

Sosok.ID -Benda-benda luar angkas terkadang menjadi ancaman bagi Bumi yang tidak dapat diprediksi.

Termasuk asteroid yangbisa berakibat kehancuran jika terjadi tabrakan.

Asteroid dapat menimbulkan ancaman bagi bumi jika kedatangannya tak segera terdeteksi.

Oleh karena itu, NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat memiliki proyek yang dikenal dengan Double Asteroid Redirection Test (DART).

Pada proyek tersebut pesawat ruang angkasa akan ditabrakan ke asteroid supaya hancur sebelum mencapai Bumi.

Baca Juga: Satu Per Satu Nyawa Melayang Usai Gelar Pesta Miras, 5 Remaja Ini Ternyata Minum Hand Sanitizer, Awalnya Dikira Ciu

Pesawat ruang angkasa DART milik NASA akan menghancurkan asteroid dengan cara menabraknya.

Ketika bertabrakan dengan asteroid, energi tumbukan akan setara tiga ton ledakan TNT, ribuan puing-puing akan bertebaran di luar angkasa.

Mengutip dari Sciencetimes, laporan dari MIT Technology Review, NASA bermaksud dengan sengaja menghancurkan sebuah pesawat ruang angkasa dengan asteroid dalam sebuah gladi resik untuk menyelamatkan Bumi dari potensi ancaman asteroid.

Integrasi pesawat ruang angkasa tersebut hampir disempurnakan oleh para Insinyur, membawanya selangkah lebih dekat untuk diluncurkan.

DART kemungkinan akan diluncurkan pada bulan November 2021, seperti yang dikutip dari Republic World.

Baca Juga: Serangan Tiongkok ke Laut China Selatan Termasuk Indonesia Makin Barbar, JepangPaksa Eropa Tentang Ekspansi PLA

Setelah pesawat tersebut satu tahun transit, ia akan mencapai targetnya, yakni Dimorphos.

Dimorphos merupakan asteroid seukuran stadion yang mengelilingi asteroid yang jauh lebih besar yang dikenal Didymos.

Misi pesawat ruang angkasa DART yang seukuran mobil dan beratnya sekitar 3 ton ini akan menabrak asteroid dengan kecepatan 4 mil per detik (6,5 km/detik).

Bila sesuai dengan rencana, orbit Dimorphos selama 12 jam di sekitar Didymos akan berubah setiap menit.

Dalam studi MIT, Tom Statler yang merupakan ilmuwan dari kantor pusat NASA di Washinton, DC menjelaskan bahwa mereka ingin menghindari bencana alam yang benar-benar menghancurkan.

Para ilmuwan telah melakukan studi signifikan tentang apa yang diharapkan dari perubahan lintasan Dimorphos ini.

(*)

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Kontan.co.id