Sosok.ID -Bencana kelaparan tengah melanda Korea Utara di tengah masa pandemi berimbas maraknya tindakan kriminal.
Melansir Daily Mail pada Kamis (2/9/2021), baru-baru ini dilaporkan tentang kelaparan di bagian-bagian terpencil negara pimpinan Kim Jong Un itu.
Hal ini dikarenakan industri dan pertanian sebagian besar telah terhenti karena kurangnya bahan bakar dan suku cadang.
Ada juga laporan pencurian yang tersebar luas, bahkan di antara wajib militer yang kekurangan makanan yang merupakan bagian terbesar dari tentara negara itu.
Kondisi itu membuat warga sipil menjadi lebih putus asa.
Bulan lalu, seorang gadis enam tahun menghilang saat bermain di tepi sungai di luar rumahnya di Kabupaten Songchon, utara Pyongyang, menurut laporan Radio Free Asia.
"Dia diculik dan disandera oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di desa yang jauh dari rumahnya," kata seorang sumber di Korea Utara kepada outlet yang berbasis di Washington DC.
Penculik tahu keluarganya kaya dan bahkan mendapatkan nomor ponsel orang tuanya sebelum melakukan aksi kejahatan tersebut.
Tujuan mereka melakukan penculikan adalah mendapatkan uang tebusan.
Sumber, yang tidak disebutkan namanya mengatakan penculik telah mengunci gadis itu di sebuah kamar di rumahnya.
Penculik menuntut 500.000 won (sekitar Rp 1 juta) dari orang tuanya.
Polisi dapat melacak telepon yang digunakan oleh pria itu dan menangkapnya.
Anakitu pun dikembalikan dengan selamat ke orang tuanya dan penculiknya sedang menunggu persidangan.
Kontak Radio Free Asia lainnya di Utara melaporkan kasus serupa yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Anak itu dilaporkan sedang berjalan di sepanjang jalan di pusat Kabupaten Yangdok saat kejadian terjadi.
Seorang pria, yang tampaknya berusia empat puluhan, berhenti di samping anak itu dengan sepeda motornya dan menawarkan tumpangan pulang.
Bocah itu kemudian menyadari bahwa dia diculik, tetapi berhasil melarikan diri dan melaporkan kejadian itu ke polisi, yang menahan pria itu.
"Dia mengaku selama penyelidikan polisi bahwa dia meminjam sepeda motor temannya untuk meniru adegan dari film asing, di mana aktor menyandera untuk uang tebusan," kata sumber itu.
“Dia bilang dia tidak punya makanan untuk dimakan dan menderita kelaparan.”
Outlet media Daily NK yang berbasis di Korea Selatan melaporkan dua kasus penculikan anak lainnya di Provinsi Ryanggang, di perbatasan utara Korea Utara dengan China.
Pada 12 Mei, seorang pria mengumpulkan seorang anak laki-laki dari sebuah taman kanak-kanak di kota Hyesan.
Pelaku awalnya mengaku sebagai ayah dari seorang siswa berusia enam tahun. Ibu anak laki-laki itu kemudian menerima permintaan tebusan hampir 600 poundsterling (Rp 11,7 juta), yang kemudian dia laporkan ke polisi.
Pihak berwenang dapat melacak pria itu dan bocah itu dibebaskan tanpa cedera, sekitar delapan jam setelah diculik.
Hingga Juni, polisi masih berusaha mengidentifikasi pria itu berdasarkan deskripsi dari staf taman kanak-kanak.
(*)