Sosok.ID - Korea Utara memang tak pernah lepas dari sorotan dunia, termasuk akhir-akhir ini lantaran keadaan darurat pangan yang terjadi di negara paling tertutup tersebut.
Bahkan kemunculan Kim Jong Un akhir-akhir ini menjadi bukti makin parahnya keadaan krisis pangan yang ada di Korea Utara.
Sudah bukan rahasia lagi, dalam kemunculan saat sebelum terjadi krisis, Kim Jong Un memang dikenal sebagai salah satu pemimpin negara yang memiliki postur tubuh terbilang makmur.
Dengan perawakan yang cukup berisi dan pipi yang mengembang, Kim Jong Un tersebut menjadi bukti seberapa makmur sang pemimpin Korea Utara tersebut.
Generasi ketiga dari keluarga Kim tersebut kini disebut-sebut tengah dalam keadaan yang cukup memprihatinkan.
Hal itupun jadi rujukan banyak pihak untuk melihat kondisi masyarakat Korea Utara saat ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diyakini kembali kehilangan berat badan lagi melalui foto-foto yang dirilis.
Foto yang dirilis menunjukkan Kim menghadiri pelatihan komandan dan pejabat politik Tentara Rakyat Korea pada bulan ini.
Nampak dalam gambar itu, Kim melambai ke arah perwira yang antusias. Hanya saja, dia nampak lebih ramping di wajah dan pinggang.
Foto ini muncul satu bulan setelah pada Juni lalu, Kim juga muncul dalam keadaan lebih kurus sehingga menuai respons rakyatnya.
Televisi Korea Utara menayangkan perkataan seorang warga yang mengaku "menangis" melihat pemimpin tertinggi mereka kehilangan berat badan.
Si warga mengungkapkan, dia dan penduduk lainnya sangat sedih menyaksikan Kim Jong Un bisa menyusut setidaknya 19 kg.
Analis menerangkan, perubahan tubuh Kim ini merupakan bentuk propaganda untuk merebut kembali simpati rakyat di masa sulit mereka.
Ekonomi negara yang menganut ideologi Juche tersebut tengah kolaps dengan sanksi internasional karena mengembangkan senjata nuklir. Pada bulan ini,
Kim pun mengakui bahwa negaranya mengalami krisis pangan setelah gagal panen yang diakibatkan badai di tahun lalu.
Di saat bersamaan, kesehatan Kim juga dipantau dunia.
Sehingga jika dia meninggal, maka muncul pertanyaan mengenai suksesor dan stabilitas Korea Utara nantinya.
Dikenal sebagai perokok berat, berat badan pemimpin tertinggi Korea Utara sejak 2011 itu terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Tetapi pada foto Juni lalu, pakar menyebut Kim kehilangan bobot antara sembilan sampai 19 kilogram, dilansir Daily Mail Jumat (30/7/2021).
Pakar menjelaskan melalui perubahan berat badan tersebut, Pyongyang ingin menunjukkan Kim sebagai pekerja keras.
Christopher Green, pakar Korea di Universitas Leiden berujar, Korea Utara ingin mempertontonkan Kim bekerja sungguh-sungguh bagi rakyatnya dalam mengatasi krisis pangan.
"Jika pengamat luar bisa melihat ada perubahan dalam penampilan Kim, tentu rakyat Korea bisa melihatnya lebih cepat," papar Green.
(*)