Sosok.ID - Sniper Indonesia Tatang Koswara tak hanya melegenda di dalam negeri saja.
Di dunia pun, sosok Tatang Koswara juga diakui kehebatannya sebagai penembak jitu.
Tatang Koswara juga adalah satu-satunya sniper Indonesia yang masuk 14 besar dalam urutan Sniper’s Roll of Honour di dunia.
Gelar tersebut tak terlepas dari sederet prestasi yang diraih Tatang Koswara selama menjadi sniper Indonesia.
Adapun, satu kisah menarik Tatang saat beraksi di medan perang.
Pada suatu hari, Tatang ditugaskan masuk ke jantung pertahanan lawan.
Tanpa disadari, Tatang berada di tengah kepungan lawan.
Ada 30 orang bersenjata lengkap di sekelilingnya. Tatang terperangkap dan tak bisa bergerak sama sekali.
Dalam pikirannya hanya ada satu bayangan, kematian.
Namun, sebelum mati, ia harus membunuh komandannya terlebih dahulu.
"Posisi komandannya sudah saya kunci dari pukul 10.00 WIB.
"Tapi, saya juga ingin selamat, makanya saya menunggu saat yang tepat.
"Hingga pukul 17.00 WIB, komandan itu pergi ke bawah dan saya tembak kepalanya," tuturnya, saat ditemui Kompas.com, 2 Maret 2015 silam.
Namun, ternyata, di bawah jumlah pasukan tak kalah banyak.
Tatang dihujani peluru dan terkena dua pantulan peluru yang sebelumnya mengenai pohon.
"Darah mengalir deras hingga sudah sangat lengket.
"Tapi, saya tidak bergerak karena itu akan memicu lawan menembakkan senjatanya," ucapnya.
Tatang baru bisa bergerak malam hari.
Ia mencoba mengikatkan tali bambu di kakinya.
Dengan bantuan gunting kuku, dia mencongkel dua peluru yang bersarang di betisnya. Namun, darah tak juga berhenti mengalir.
Ia pun melepas syal merah putih tempat menyimpan foto keluarga. Sambil berdoa, dia mengikatkan syal tersebut di kakinya.
"Saya memiliki prinsip, hidup mati bersama keluarga, minimal foto keluarga.
"Saya pun berdoa diberi keselamatan agar bisa melihat anak keempat saya yang masih dalam kandungan, lalu mengikatkan syal merah putih.
"Ternyata, darah berhenti mengalir. Merah putih menjadi penolong saya," ungkapnya.
(*)