Sekadar Minta Nasi Kecap untuk Sarapan Saja Tidak Diberi, Beginilah Akhir Pahit Soekarno di Detik-detik Terakhir Kepemimpinannya

Rabu, 19 Mei 2021 | 18:30
Tribun Jabar

Soekarno menangis di pusara Ahmad Yani

Sosok.ID - Sosok Soekarno hingga kini masih melekat di ingatan masyarakat Indonesia.

Mengingat Presiden Pertama Republik Indonesia ini memiliki jasa besar bagi kemerdekaan Indonesia.

Dialah sang Bapak Proklamator yang memproklamasikan kemerdekan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dan bulan Juni esok akan menjadi hari bersejarah bagi pahlawan bangsa yang akrab disapa Bung Karno ini.

Baca Juga: Kharismanya Ditakuti Dunia, Soekarno Nyatanya Punya Kebiasaan yang Kini Banyak Dianggap Memalukan, Hobi Lakukan Hal Ini Sekalipun Sudah Menjabat Sebagai Presiden

Ya, bulan tersebut menjadi hari lahir Soekarno sekaligus hari kematiannya.

Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan meninggal dunia di Jakarta pada 21 Juni 1970.

Kendati sudah tiada, namun era kepemimpinan Soekarno masih menjadi kenangan tersendiri bagi masyarakat.

Bagaimana tidak? Soekarno adalah pemimpin yang berhasil membuat Indonesia disegani oleh dunia.

Baca Juga: Gemetar Saat Tahu Soekarno Jadi Presiden, Terungkap Cara Amerika untuk Taklukan Indonesia, Harus Ngemis Bantuan ke Pihak Ini

Bahkan, julukan Macan Asia disematkan pada Indonesia di era kepemimpinannya.

Padahal saat itu negara kita baru saja menrdeka dan masih mengalami ketidakseimbangan di berbagai bidang.

Walaupun demikian, dilansir dari Intisari Online, akhir kepemimpinan Soekarno tak begitu indah.

Bahkan sekadar meminta sarapan saja ditolak.

Baca Juga: Pernah Getol Rayu Indonesia, Israel Malah Berakhir Dipermalukan oleh Soekarno

Kisah itu diceritakan dalam buku berjudul "Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno" terbitan Penerbit Buku Kompas 2014 dan ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana, Hendri F. Isnaeni, M.F. Mukti.

Diceritakan bahwa Soekarno tak diberikan pelayanan layaknya seorang pemimpin negara kala itu.

Pada suatu pagi di Istana Merdeka, Soekarno minta sarapan roti bakar seperti biasanya.

Langsung dijawab oleh pelayan, "Tidak ada roti."

Baca Juga: Di Balik Semboyan Kapal Selam RI, Dari Pidato Presiden Soekarno di Atas KRI Tjandrasa, Wira Ananta Rudhiro: Sekali Menyelam, Maju Terus -Tiada Jalan Untuk Timbul Sebelum Menang, Tabah Sampai Akhir!

Soekarno menyahut, "Kalau tidak ada roti, saya minta pisang."

Dijawab, "Itu pun tidak ada." Karena lapar, Soekarno meminta, "Nasi dengan kecap saja saya mau."

Lagi-lagi pelayan menjawab, "Nasinya tidak ada."

Akhirnya, Soekarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.

Baca Juga: Kenang Masa Lalu, Ratna Sari Dewi Ungkap Proklamator Indonesia Kalahkan 3 Miliarder Asal AS dan Filipina Demi Taklukan Cintanya

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya