Di Tengah Bengisnya Kekerasan terhadap Palestina, Joe Biden Justru Setujui Penjualan Senjata Besar-besaran ke Israel

Selasa, 18 Mei 2021 | 14:46
whitehouse.gov

Presiden AS Joe Biden

Sosok.ID - Pemerintahan Joe Biden, menyetujui penjualan senjata ke Israel di tengah konflik Israel-Palestina yang terus memanas.

Amerika Serikat (AS) menyetujui potensi penjualan senjata berpemandu presisi senilai $ 735 juta atau sekira Rp 10,4 triliun ke Israel.

Dilansir dari Reuters, sumber-sumber kongres mengatakan pada hari Senin (17/5/2021) bahwa anggota parlemen AS diperkirakan tidak akan keberatan dengan kesepakatan tersebut meskipun ada kekerasan antara Israel dan militan Palestina.

Tiga pembantu kongres mengatakan, kongres secara resmi diberitahu tentang penjualan komersial yang dimaksud pada 5 Mei lalu.

Baca Juga: Ada Asap Ada Api, Israel Kini Tuai Akibatnya,Jokowi Bersama Malaysia dan Brunei Kutuk Agresi di Wilayah Palestina, PBB Didesak Ambil Tindakan

Hal ini sebagai bagian dari proses peninjauan reguler sebelum perjanjian penjualan senjata asing utama dapat dilanjutkan.

Penjualan tersebut pertama kali dilaporkan oleh media Washington Post.

Kongres diberitahu tentang penjualan yang direncanakan pada bulan April, sebagai bagian dari proses peninjauan informal normal sebelum pemberitahuan resmi pada 5 Mei 2021.

Di bawah undang-undang AS, pemberitahuan resmi membuka jendela 15 hari bagi Kongres untuk menolak penjualan tersebut, yang mana tidak diharapkan meskipun kekerasan terhadap Palestina sedang berlangsung.

Baca Juga: Roket Ditembakkan dari Gaza di Hari Ketujuh Perang Hamas vs Israel, Ratusan Warga Palestina Tewas, Mediasi AS Cuma Libatkan Tentara Yahudi

Penjualan Joint Direct Attack Munitions, atau JDAM, yang dibuat oleh Boeing Co (BA.N), dianggap rutin pada saat itu, sebelum dimulainya permusuhan paling sengit di kawasan itu selama bertahun-tahun pada pekan lalu.

Tidak ada keberatan pada saat itu oleh para pemimpin Demokrat dan Republik dari komite urusan luar negeri kongres AS yang meninjau penjualan tersebut, kata para ajudan.

Saat dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mencatat bahwa departemen tersebut dibatasi berdasarkan undang-undang dan peraturan federal untuk memberikan komentar secara terbuka atau mengonfirmasi detail aktivitas pemberian lisensi yang terkait dengan penjualan komersial langsung seperti perjanjian JDAM.

Baca Juga: Pernah Getol Rayu Indonesia, Israel Malah Berakhir Dipermalukan oleh Soekarno

Kendati menyutujui penjualan senjata besar-besaran kepada Israel, AS mengklaim turut prihatin pada kekerasan terhadap Palestina.

"Kami tetap sangat prihatin tentang kekerasan saat ini dan bekerja untuk mencapai ketenangan yang berkelanjutan," kata juru bicara itu.

Dukungan kuat untuk Israel adalah nilai inti bagi anggota Demokrat dan Republik dari Kongres AS, meskipun ada seruan dari beberapa Demokrat yang paling progresif untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemerintah Presiden Israel Benjamin Netanyahu.

Reuters melaporkan, undang-undang AS mengizinkan Kongres untuk menolak penjualan senjata, tetapi tidak mungkin melakukannya dalam kasus ini.

Baca Juga: Terbongkar! Begini Cara Tak Lazim Berdirinya Israel Sebagai Sebuah Negara, Salah Satunya Tak Sebut Batas Wilayah Hingga Diserbu Negara-negara Arab, Begini Kronologinya!

Karena Israel termasuk di antara segelintir negara yang kesepakatan militernya disetujui dalam proses yang dipercepat, jendela umum untuk keberatan akan ditutup sebelum anggota parlemen dapat mengeluarkan resolusi ketidaksetujuan, bahkan jika mereka menginginkannya. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Reuters