Sosok.ID - Membujuk Korea Utara (Korut) untuk denuklirisasi bukan hal mudah bagi Amerika Serikat (AS).
Terlebih lagi, belakangan hubungan Kim Jong Un dengan pemerintahan Negeri Paman Sam itu bak di ujung tanduk.
Namun Amerika Serikat (AS) yakin jika akan ada masa di mana Korea Utara (Korut) bersedia menyerahkan seluruh pasokan senjata nuklirnya.
Meski dengan harga yang tidak murah.
Ya, diketahui saat ini keakraban Korut dengan AS tengah di ambang permusuhan.
Pasalnya, melansir pemberitaan The Sun, Joe Biden dalam pidatonya di Kongres menyebut program nuklir Korut adalah ancaman bagi AS dan dunia.
Joe Biden bahkan berjanji akan menangani Korut melalui sikap pencegahan dan diplomasi.
Pernyataan Joe Biden ini rupanya membuat Korut begitu berang pada AS.
Presiden AS dinilai telah melukai martabat Pyongyang karena mengusik mereka.
Imbasnya, Pyongyang akan semakin tak ingin menyerahkan nuklir mereka dengan begitu saja.
Padahal Washington menginginkan denuklirisasi bisa tercapai sebelum mereka mencabut sanksi.
Namun menurut mantan Direktur CIA Asia Timur, Joseph DeTrani, AS bisa bernapa lega.
Dikutip Sosok.ID dari Daily Star, Minggu (9/5/2021) karena pada akhirnya Korut akan bersedia menyerahkan seluruh pasokan nuklir mereka.
Tapi tentu saja dengan harga yang tak murah.
Joseph DeTrani yakin Korut bersedia melucuti senjata nuklir mereka, namun harus ada jaminan yang menjanjikan.
“Dengan asumsi mereka mendapatkan jaminan keamanan yang mereka inginkan,"
"Tentu saja mereka butuhkan karena mereka khawatir tentang perubahan rezim, dan mereka menyadari bahwa senjata nuklir memang pencegah,” kata Joseph DeTrani.
"Namun mereka menginginkannya sesuai dengan persyaratan mereka," lanjutnya.
Menurut Joseph DeTrani, saat ini pemimpin Korut, Kim Jong Un tengah menunggu apa yang akan ditawarkan Jo Biden sebagai harga yang pantas.
Jika harga yang ditawarkan pantas, maka Korut dimungkinkan bersedia denuklirisasi.
"Mereka perlu mendengar apa yang diminta dari mereka ketika kita berbicara tentang denuklirisasi yang komprehensif dan dapat diverifikasi, dan mereka perlu mendengar dari kita,” sambung Joseph DeTrani.
“Tetapi, kita juga perlu mendengar dari mereka ketika mereka berbicara tentang jaminan keamanan, bantuan pembangunan ekonomi,” imbuhnya.
(*)