Sosok.ID - Nama Sintong Panjaitan memang begitu melegenda.
Sebab, jenderal TNI jebolan Kopassus ini pernah dibentak oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto.
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' via Tribunnews, pengalaman dibentak oleh Soeharto membuat Sintong Panjaitan ketakutan.
Peristiwa tak terlupakan itu terjadi saat ia menjabat sebagai Panglima Kodam IX/Udayana.
Insiden yang terjadi pada Minggu tanggal 23 Juli 1989 itu bermla saat ia mendampingi Menteri Hankam Beny Moerdani.
Saat itu, ia mendampingi Benny untuk menghadap Soeharto yang tengah berkunjung ke Bali.
Kemudian Soeharto mengatakan kepada Sintong bahwa ia harus mempersiapkan diri menghadapi Timor Timur sebagai daerah terbuka.
"Kamu sebagai panglima operasi di sana, apakah saran-saranmu supaya masalah Timor Timur lebih cepat selesai," ujar Soeharto kala itu.
Sintong pun menjawab dengan sigap.
Ia menyampaikan aspirasi rakyat Timor Timur yang dikatakan oleh Uskup Diosis Dili Carls Filipe Ximenes Belo.
"Mereka minta agar Timor Timur dijadikan daerah istimewa seperti Aceh," jawabnya.
"Ini permohonan Uskup Belo gubernur atas nama rakyat Timor Timur," terangnya.
Soeharto yang mendengar jawaban itu pun langsung memasang wajah cemberut.
Lalu dengan nada keras, Soeharto membalas, "Apa istimewanya Aceh? Apa istimewanya Yogyakarta? Apa istimewanya Jakarta?"
"Kamu jangan berfikir mundur. Nanti daerah istimewa itu tak ada lagi," tambahnya.
"Saya katakan daerah istimewa itu tidak boleh," tegasnya.
Sintong yang mendengar ucapan itu pun langsung merasa ketakutan.
"Ya sudah begitu saja, jadi dilanjutkan saja yang sudah kamu lakukan," ujar Soeharto lagi.
"Jangan kamu pikirkan daerah istimewa lagi," tegasnya sekali lagi.
Lantas siapakah sosok Sintong Panjaitan ini?
Pria bernama lengkap Sintong Hamonangan Panjaitan ini lahir di Sumatera Utara pada tanggal 4 September 1940.
Sejak lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 63 dengan pangkat letnan dua, ia telah melaksanakan banyak operasi tempur.
Di antaranya:
- Pada Agustus 1964 hingga Februari 1965, Sintong bertugas dalam Operasi Kilat di Sulawesi Selatan dan Tenggara untuk menumpas gerombolan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar
- Pada Februari 1965 hingga September 1965, ia mengikuti pendidikan dasar komando di Batujajar, Jawa Barat. Kemudian persiapan penerjunan di Kuching tapi dibatalkan karena terjadi pemberontakan G30S/PKI
- Pada Oktober 1965, Sintong ditugaskan untuk operasi pemulihan keamanan dan ketertiban di Jakarta dan Jawa Tengah
- Pada awal Januari 1967, ia memimpin tim kopassus untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua
- Tahun 1969 ditunjuk sebagai komandan Prayudha-3 di Manokwari untuk memenangkan Papera
(*)