Serangan Balik Facebook, Junta Militer Myanmar Dilarang Gunakan Instagram

Jumat, 26 Februari 2021 | 10:13
Xinhua

Serangan Balik Facebook, Junta Militer Myanmar Dilarang Gunakan Instagram

Sosok.ID - Arogansi junta militer Myanmar dalam melakukan kudeta kini mulai menghadapi benturan keras.

Karena junta militer memblokir semua media sosial di negaranya.

Mengetahui hal ini facebook mengambil langkah tegas, dimana junta militer Myanmar dilarang menggunakan facebook dan instagram dalam menginformasikan kegiatannya sampai kapanpun.

Facebook pada Kamis (25/2) mengatakan, telah melarang militer Myanmar menggunakan platform Facebook dan Instagram dengan segera, menyusul demonstrasi selama berminggu-minggu setelah kudeta 1 Februari.

Baca Juga: KBRI Myanmar di Demo Pendukung Aung San Suu Kyi : Indonesia Jangan Bernegosiasi dengan Junta Militer!

"Peristiwa sejak kudeta 1 Februari, termasuk kekerasan mematikan, telah memicu perlunya larangan ini," kata Facebook dalam sebuah posting di blog.

“Kami percaya risiko mengizinkan Tatmadaw (tentara Myanmar) di Facebook dan Instagram terlalu besar,” ujar Facebook, seperti dikutipReuters.
Militer merebut kekuasaan bulan ini setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November tahun lalu yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Junta menahan Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan NLD. Setidaknya, tiga pengunjuk rasa dan satu polisi tewas dalam kekerasan saat demonstrasi.

Baca Juga: Tudingan Elza Syarief Bisa Jadi Senjata Mematikan untuk Nikita Mirzani, Nyai Tak Terima Dituduh jadi Informan, Kuasa Hukum: Ini Sangat Membahayakan

Facebook, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), menyatakan, akan melarang semua "entitas komersial yang terkait dengan Tadmadaw (Angkatan Bersenjata Myanmar)" untuk beriklan di platformnya.

Keputusan itu datang karena "pelanggaran hak asasi manusia yang sangat parah dan risiko yang jelas dari kekerasan yang diprakarsai oleh militer atas masa depan di Myanmar".

Serta, sejarah militer yang berulang kali melanggar aturan Facebook, termasuk sejak kudeta.

Pemerintah militer Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Baca Juga: Keras Tabiatnya Jika Menyangkut Prinsip, Ariel NOAH Diterawang Mbak You Bikin Sophia Latjuba Mikir 2 Kali untuk Naik Pelaminan: Kurang Dihargai ya

Ada upaya membangun kembali jaringan

Facbook banyak digunakan di Myanmar dan telah menjadi salah satu cara junta berkomunikasi dengan orang-orang, meskipun ada langkah resmi untuk melarang platform tersebut pada hari-hari awal kudeta.

Facebook dalam beberapa tahun terakhir telah terlibat dengan aktivis hak-hak sipil dan partai politik demokratis di Myanmar juga melawan militer, setelah menghadapi kritik internasional karena gagal menahan kampanye kebencian online.

Pada 2018, Facebook melarang panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing, sekarang penguasa militer, serta 19 perwira dan organisasi senior lainmenggunakan platformnya.

Baca Juga: PLA Tewas di Medan Perang vs India Jadi Bahan Provokasi Jepang, China Ingatkan Siap Melawan: Liar dan Tak Berdasar!

Facebook juga menghapus ratusan halaman dan akun yang dijalankan oleh anggota militer untuk perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.
Menjelang pemilihan November, Facebook mengumumkan telah menghapus jaringan 70 akun palsu dan halaman yang dioperasikan oleh anggota militer, yang mem-posting konten positif tentang tentara atau kritik terhadap Suu Kyi dan partainya.

Facebook mengungkapkan pada Kamis, ada upaya untuk membangun kembali jaringan yang dijalankan militer yang sebelumnya telah dihapus.

Kini junta militer sedang menghadapi bumerang akan arogansinya.(*)

Sumber : Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya