AHY Tuding Partai Demokrat di-Kudeta Orang Penting Jokowi, Wakil Ketum Gerindra Tantang Sebut Nama: Jangan Cuma Katanya untuk Kesan Seolah Dizalimi!

Selasa, 02 Februari 2021 | 19:00
KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG

Agus Harimurti Yudhoyono

Sosok.ID- Putra dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuding terjadigerakan politik yang merugikan partai yang dipimpinnya.

AHY meyakini ada gerakan yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Ia bahkan menuding upaya kudeta itu dilakukan oleh pejabat penting di lingkaran orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan AHY dalam konferensi pers melalui akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin (1/2/2021), usai rapat pimpinan bersama jajaran Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat.

Baca Juga: Geger Omnibus Law RUU Cipta Kerja, Istri AHY Kena Sentil Ratusan Orang, Anisa Pohan: Sudah Sampaikan ke Pepo

"Kami memandang perlu dan penting untuk memberikan penjelasan secara resmi tentang duduk perkara yang sebenarnya, yaitu tentang adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dikutip dariKompas.com.

Ketua Umum Partai Demokrat itu menyebut gerakanitu juga sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.

"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting Pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.

Baca Juga: Demi Penuhi Ambisi di Pilpres 2024, AHY Disarankan Gabung ke Kabinet Jokowi - Ma'ruf, Pengamat: Dia Sampai Keluar dari Tentara, Harus Cari Panggung

AHY menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam permasalahan tersebut.

"Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada yang terhomat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ujar AHY.

AHY menuturkan, upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat itu diketahui setelah menerima laporan dari para kader Partai Demokrat di tingkat pusat, daerah, maupun cabang.

Ia menyebut ada 5 orang pelaku gerakan yang terdiri dari 1 kader Partai Demokrat aktif, 1 kader Partai Demokrat yang sudah6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat karena terlibat korupsi, dan 1 kader yang keluar dari Partai Demokrat sejak 3 tahun lalu.

Baca Juga: Sempurnakan Jiwa Perwira TNI ke Negeri Paman Sam, AHY Kisahkan Potret Ani Yudhoyono di Sudut Ruang Kepresidenan: Maaf Saya Tidak Bisa Mendampingi Pepo dan Memo..

"Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfimasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," kata AHY.

Kendati demikian, AHY mengaku telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad dari seluruh pimpinan Partai Demokrat di tingkat daerah dan cabang seluruh Indonesia.

"Insya Allah, gerakan ini dapat ditumpas oleh kesetiaan dan kebulatan tekad seluruh pimpinan, baik di tingkat pusat, maupun daerah dan cabang serta seluruh kader Demokrat lainnya di berbagai wilayah Tanah Air," kata dia.

Adapun melansirKompas TV, AHY sempat ditantang menyebut siapa nama pejabat di lingkaran Jokowi yang berupaya mengkudeta dirinya.

Baca Juga: 16 Tahun Berkiprah sebagai Prajurit hingga Rela Mengabdi untuk Pasukan Perdamaian di Lebanon, AHY Sakit Hati dan Sampaikan Hal Ini saat Netizen Sebut TNI RI Kerjanya cuma Tidur-tiduran Saja

Halitu diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Senin (1/2/2021).

"Kalau nggak berani sebut nama, bisa jadi hanya gimik politik picisan," kata Habiburokhman.

Ia menyarankan sebaiknya AHY tidak membuat seolah-olah Partai Demokrat sedang dizalimi.

"Selidiki dulu secara tertutup, agar tidak menjadi isu liar. Apa indikasinya? Jangan info katanya-katanya atau testimonium de auditu dijadikan narasi untuk menimbulkan kesan dizalimi," ujarnya.

Habiburokhman menyoroti, menyelidiki kasus seperti ini sangat penting dilakukan demi tidak menimbulkan spekulasi negatif di masyarakat. (*)

(Candra/GridHot.ID.)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : GridHot.ID

Baca Lainnya