Jabatannya Dilucuti, Ternyata Otak Utama Penyingkiran Kim Yo Jong Adalah Kakaknya Sendiri, Ini Alasan Kekejaman Kim Jong Un!

Jumat, 15 Januari 2021 | 13:50
Daily Mail

Jabatannya Dilucuti, Ternyata Otak Utama Penyingkiran Kim Yo Jong Adalah Kakaknya Sendiri, Ini Alasan Kekejaman Kim Jong Un!

Sosok.ID - Nama Kim Yo Jong beberapa tahun ini semakin terkenal bukan hanya di Korea Utara tetapi di dunia internasional.

Adik pemimpin Korea Utara ini ternyata memiliki pamor yang besar gegara sifatnya yang disebut kejam dan mengerikan.

Hal itupun menjadikan Kim Yo Jong disebut-sebut menjadi pengganti kuat Kim Jong Un di kursi pemimpin Korea Utara.

Ditambah lagi dengan kabar semakin memburuknya kondisi kesehatan Kim Jong Un yang membuat kesempatan Kim Yo Jong semakin besar.

Baca Juga: Dikatai Militernya Bodoh oleh Korut, Korsel Langsung Tingkatkan Kekuatan Tempur

Namun hal mengejutkan terjadi di perpolitikan Korea Utara di awal tahun 2021 ini.

Secara mengejutkan nama Kim Yo Jong yang sebelumnya menjadi tangan kedua penguasa Korea Utara tiba-tiba lenyap.

Kim Yo Jong yang sebelumnya masuk daftar Politbiro Partai Buruh Korea Utara kini tersingkirkan.

Sosok wanita kejam yang tak takut dengan Korea Selatan ini seperti disingkirkan dari jabatan tingginya.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Presiden Korea Utara Selanjutnya, Adik Kim Jong Un Tiba-tiba Lenyap dari Jajaran Petinggi Partai Buruh, Ini Kata Pakar!

Melansir dari Reuter, Minggu (10/1/2021) Kim Yo Jong tak masuk daftar baru Politbiro Partai Buruh.

Meski namanya masih masuk dalam Komite Sentral di Kongres ke 8 tersebut adik Kim Jong Un seperti disingkirkan dari kursi petiggi Korea Utara.

Ia pun kini tak lagi menjadi orang kedua yang mengambil kebijakan pemerintahan di Korea Utara.

Banyak spekulasi bermunculan mengenai tersingkirnya adik Kim Jong Un dari petinggi negara.

Baca Juga: Donald Trump Lengser, Kim Jong Un Langsung Kibarkan Permusuhan dengan AS dan Minta Ilmuwan Korea Utara Buat Senjata Nuklir Tercanggih, Apa Itu?

Melansir dari AP, beberapa orang mengatakan Kim Jong Un mungkin telah menurunkan pangkat adik perempuannya tersebut.

Hal itu dikarenakan kegagalan kebijakan umum yang diambil oleh Adik Kim Jong Un sewaktu menjadi pejabat.

Namun isu lain juga muncul mengenai pamor kejam adik Kim Jong Un yang semakin meningkat yang mampu mengalahkan ketenaran pemimpin Korea Utara tersebut.

"Rumor bahwa Kim Yo Jong adalah pewaris saudara laki-lakinya bisa jadi berbahaya karena mereka mengangkat masalah kekuasaan dan kesehatan Kim di Korea Utara," kata Oh Gyeong-seob, seorang analis di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional Seoul seperti yang dikutip AP. Hal inilah, katanya, mengapa Kim Jong Un memperlambat peningkatan kekuasaannya.

Baca Juga: Mengejutkan! Untuk Pertama Kalinya Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Pakai Seragam Militer Lengkap dengan Senapan Serbu, Indikasi Siap Perang?

Wanita yang kini diperkirakan berusia 36 tahun tersebut tersingkir dari jajaran Politbiro.

Sebagai diketahui tujuan kongres partai politik penguasa Korea Utara tersebut adalah untuk pembangunan dalam semua sektor di Korea Utara.

"Tujuan kongres adalah untuk memperkuat kepemimpinan Kim Jong Un. Jika Kim Yo Jong telah menjadi anggota Politbiro penuh, semua mata akan tertuju padanya ... dan Kim Jong Un sepertinya merasa itu sebagai beban,” papar Ko Young-hwan, mantan wakil kepala Institut Strategi Keamanan Nasional, sebuah lembaga pemikir yang dijalankan oleh agen mata-mata Korea Selatan, mengatakan dalam program berita TV Senin.

Baca Juga: Siap Perang, Kim Jong Un Pakai Seragam Militer dan Tenteng Senapan Serbu

Selain itu, Kim Yo Jong menjadi terkenal di dunia internasional setelah kakaknya melakukan diplomasi nuklir dengan Presiden Donald Trump dan para pemimpin dunia lainnya pada 2018 dan 2019.

Dalam pertemuan tersebut, kedekatannya dengan Kim Jong Un memicu spekulasi bahwa dia menjabat sebagai kepala staf saudara laki-lakinya.

Tak sampai di situ, nama Kim Yo Jong semakin melambung setelah insiden penghancuran kantor penghubung Korea Utara dengan Korea Selatan di Kashong.

Insiden itupun membuat perjanjian damai kedua negara berakhir dan perang dingin dimulai kembali.

(*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Reuters, Associated Press