Bukan Militer AS Atau Sekutu, Jack Ma Terang-terangan Tantang Pemimpin Partai Komunis Sekaligus Presiden China Xi Jinping, Hasilnya Hilang 2 Bulan

Senin, 04 Januari 2021 | 16:50
kolase Intisari Online

Bukan Militer AS Atau Sekutu, Jack Ma Terang-terangan Tantang Pemimpin Partai Komunis Sekaligus Presiden China Xi Jinping, Hasilnya Hilang 2 Bulan

Sosok.ID - Orang yang pernah sandang predikat manusia terkaya di Asia, Jack Ma sedang menjadi sorotan publik beberapa waktu ini.

Miliarder teknologi asal China itu dikabarkan lenyap selama 2 bulan ini dan sampai sekarang belum menampakan diri.

Hal itu terjadi pada pemilik brand Ali Baba ini diketahui melakukan pelanggaran terhadap aturan pemimpin negaranya.

Jack Ma bahkan disebut-sebut berani tantang sosok Xi Jinping sebagai pemimpin partai komunis sekaligus Presiden China.

Baca Juga: Habis Sudah Riwayat Trump, Xi Jinping Akui Kemenangan Biden dan Lontarkan Pesan Damai, Tetapi Tetap Persiapkan Pertempuran

Salah satu taipan China ini diketahui secara blak-blakan mengkritik regulator keuangan yang disusun oleh Xi Jinping.

Kritik pedas itu dilontarkan Jack Ma dalam sebuah pidato pada bulan Oktober tahun lalu.

Ia merasa ada yang salah dengan sistem pegadaian negara komunis dan bank-bank milik negaranya.

Melansir dari Daily Mail, Senin (5/1/2020), Jack Ma dalam pidatonya menyerukan reformasi sistem keuangan negaranya.

Baca Juga: Bangun Rumah Kecil, Pejabat China Ternyata Lakukan Hal Ini Untuk Sembunyikan Uang Hasil Korupsi!

Ia mengkritisi sistem menahan inovasi bisnis dan menyamakan peraturan perbankan global dengan klub orang tua.

Apa yang diungkapkan Jack Ma itupun langsung membuat kuping pemerintah China memanas.

Bahkan pemerintah menganggap perkataan Jack Ma sebagai serangan dan tantangan terbuka terhadap otoritas Partai Komunis.

Tindakan keras pun diambil oleh pemerintah China salah satunya dalam bentuk penjegalan bisnis milik Jack Ma.

Baca Juga: Xi Jinping Tepuk Dada, China Diklaim Jadi Poros Perdagangan Dunia

Mengutip dari Wall Street Journal, bahkan pada November lalu, para pejabat di Beijing mencoba mendandani Jack Ma dan bisnis miliknya.

Diketahui para pejabat tersebut menangguhkan penawaran umun perdana (IPO) senilai 37 miliar dollar AS (Rp 513,9 triliun) dari Ant Group miliknya atas perintah Presiden Xi.

Iki Jack Ma seperti menjadi tahanan pemerintah dan tak diperbolehkan keluar negeri.

Hal itu dilakukan sembari pemerintah melakukan investigasi terhadap dugaan monopoli yang dilakukan oleh perusahaan Jack Ma.

Baca Juga: Tekad Saingi Militer AS Bukan Cuma Isapan Jempol, China Jabarkan Peta Jalan Tekonologi: Ketika 'Pedang' Tak Cukup Tajam, Bangsa Bisa Jatuh

Melansir dari Bloomberg, perusahaan teknologi keuangan milik Jack Ma, Ant Group pun diminta pemerintah untuk mengurangi operasinya.

Apa yang dialami oleh perusahaan milik Ma itu disebut banyak pengamat sebagai serangan balasan atas kritik yang dilontarkan miliarder terhadap pemerintah.

Imbas dari perseteruan Jack Ma dengan Xi Jinping itupun harus dialami oleh perusahaan yang melambungkan nama pebisnis tersebut.

Baca Juga: Padahal Presiden yang Sekarang Musuh Besarnya, Tapi China Ogah Beri Ucapan Selamat kepada Joe Biden, Lebih Suka Donald Trump?

Saham Alibaba diketahui turun drastis, setidaknya seperempat tak lama setelah pidato yang dilakukannya pada bulan Oktober lalu.

Kekayaan Jack Ma juga diperkirakan menurun drastis atas apa yang ia alami tersebut hingga membuatnya kini menempati posisi ketiga orang terkaya di China.

Tak sampai di situ saja, secara misterius Jack Ma juga menghilang dari hadapan publik.

Baca Juga: Dilengkapi Kapal Pendarat Amfibi Type 075, Marinir China Siap Lakukan Serangan Mematikan ke Taiwan

Setidaknya, dalam kurun waktu dua bulan ini Jack Ma tak menampakkan batang hidungnya termasuk dalam acara TV "Dragons 'Den-style Africa's Business Heroes" sejak bulan Nocember.

Selain itu, foto-foto Jack Ma juga ikut lenyap dari halaman panel penjurian acara.

Baca Juga: Xi Jinping Sesumbar Jika China Bisa Jadi Negara Besar 15 Tahun Kemudian

Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Financial Times bahwa Ma tidak bisa lagi menjadi bagian dari panel juri "karena bentrokan jadwal".

Sosok yang biasanya aktif di dunia maya itu juga seperti terdiam tak pernah mengeluarkan cuitan termasuk di Twitter.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Daily Mail, Bloomberg, Wall Street Journal, Financial Times

Baca Lainnya