Sosok.ID - Timur Tengah sebentar lagi membara.
Hal ini lantaran Iran sedang meningkatkan status militernya menjadi siaga.
Penyebabnya tak lain tak bukan karena Amerika Serikat (AS) mengirim pesawat bomber B-52 Stratofortress ke Timur Tengah.
Tujuan pengiriman bomber tersebut ialah untuk menekan Iran.
Teheran tentu tak terima dengan ini, mereka langsung menyiagakan militernya.
Satu saja tindakan gegabah dari kedua belah pihak, maka perang bisa meletus.
Amerika Serikat dan Iran saling tuduh telah meningkatkan ketegangan di Teluk Persia di saat kekhawatiran tentang potensi konflik meningkat beberapa hari sebelum Iran menandai satu tahun sejak AS membunuh tokoh militer paling kuatnya dan kurang dari tiga minggu sebelum Presiden terpilih Joe Biden mulai menjabat.
Iran meminta Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan AS melakukan apa yang mereka sebut peningkatan "petualangan militer" di Teluk dan Laut Oman, termasuk pengiriman pembom bersenjata nuklir ke wilayah tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan konflik tetapi akan membela diri jika perlu.
Presiden Donald Trump, yang dilaporkan meminta opsi militer untuk menangani Iran pada November, men-tweet minggu lalu bahwa dia akan meminta pertanggungjawaban Iran jika ada orang Amerika yang terbunuh.
Dan media Israel memperkuat laporan surat kabar Arab yang mengutip sumber-sumber AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan Israel dan Arab Saudi sedang melobi Trump untuk menyerang fasilitas nuklir Iran sebelum dia meninggalkan jabatannya.
"Iran merupakan ancaman nyata bagi keamanan nasional AS, terutama selama periode peningkatan risiko akibat peringatan pembunuhan Soleimani yang akan datang," kata Sam Vinograd, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional dan analisCNN.
"Saya pikir Iran akan mengkalibrasi setiap serangan yang terkait dengan peringatan ini karena mereka tidak ingin menutup diri sebelum Biden menjabat dan seolah-olah memulai kembali negosiasi nuklir yang akan mengarah pada pencabutan sanksi," lanjutnya.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Kian panas, Iran dan AS tingkatkan aktivitas militer di Teluk Persia"