Sosok.ID - Kerajaan Thailand tidak habis pikir kenapa raja mereka Vajiralongkorn mendapatkan wanita-wanita yang kadang kurang sopan.
Padahal tak sulit bagi raja mencari wanita berbudi pekerti baik yang mencerminkan keagungan kerajaan Thailand.
Namun nampaknya raja tak suka wanita seperti itu.
Ia lebih memilih memuaskan hasrat pribadinya dibanding kehormatan kerajaan.
Selir Raja Thailand, Sineenat Wongvajirapakdi, terancam akan digulingkan lagi oleh intrik istana setelah ia kembali dari pengasingan dan ratusan foto seksualnya tersebar di publik pada November.
Menurut akademisi ilmu politik Puangchon Unchanam dari Universitas Naresuan, Sineenat masih memiliki peran publik, yang dikenal sebagai Koi, yang karenanya pihak kerajaan mempertahankannya.
Meskipun, kerendahan hatinya yang tampak bisa menjadi anugerah bagi sebuah keluarga kerajaan yang telah lama dianggap tidak tersentuh oleh bangsanya sendiri.
“Statusnya tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial anak muda saat ini, yang mempromosikan monogami, kesetaraan gender, dan ideologi feminis dalam masyarakat Thailand,” kata Puangchon.
Generasi baru Thailand juga mempertanyakan penghormatan tanpa syarat terhadap monarki sebagai bagian dari tuntutan yang lebih luas untuk demokrasi dan kesetaraan yang lebih besar di negara ini.
Di Facebook pada November, McGregor Marshall, seorang jurnalis Skotlandia yang telah meliput istana Thailand selama beberapa dekade, menulis bahwa kembalinya Sineenat "ditentang keras" oleh loyalis Ratu Suthida dan Putri Bajrakitiyabha, anak tertua raja.
"Sangat mungkin gambar Koi bocor dalam upaya menyabotase kembalinya dia sebagai selir Vajiralongkorn," kata Marshall.
Ia mengatakan "perebutan kekuasaan yang buruk" di istana karena "kehidupan seks yang rumit" raja dan kemungkinan akan memburuk, karena Sineenat dan Suthida terus bersaing untuk mendapatkan status dan perhatian.
Para wanita raja Ketika Sineenat dicopot dari gelarnya pada Oktober 2019, hal itu secara luas diduga sebagai pekerjaan orang dalam untuk menyabotase reputasinya. Pengumuman itu mengatakan dia telah bertindak dengan arogan dan melakukan "segala upaya untuk membuat dirinya serupa dengan Yang Mulia Ratu".
Sineenat dianggap mengikuti nasib tiga mantan istri raja, yang dipermalukan dan diasingkan di depan umum. Pengabaian raja Thailand Maha Vajiralongkorn terhadap kesucian pernikahan sudah menjadi pengetahuan umum.
Ia menjalin hubungan dengan wanita lain sejak pernikahan pertamanya pada 1977 dengan Putri Soamsawali, sepupu pertamanya dan ibu dari anak tertuanya, Putri Bajrakitiyabha, yang lahir pada Desember 1978.
Beberapa bulan setelah putrinya lahir, raja menyambut seorang putra dengan mantan aktris Sujarinee Vivacharawongse, yang memiliki total 5 anak bersamanya saat dia menikah dengan Putri Soamsawali. Sujarinee, yang menikah dengan raja pada 1994, kemudian menetap di AS bersama putra-putranya.
Mereka telah lama terasing dari istana dan meninggalkan semua gelar mereka. Ketika Chakriwat, salah satu putra Sujarinee, bulan lalu dirawat di rumah sakit karena penyakit serius di New York, dia tidak menerima dukungan apa pun dari ayahnya, menurut laporan tabloid British Daily Mail. Namun, anak bungsu Sujarinee Putri Sirivannavari, bagaimanapun, terus memiliki hubungan dengan ayahnya.
Perancang busana berusia 33 tahun itu baru-baru ini menjadi incaran para pendukung pro demokrasi Thailand saat mereka menggelar demonstrasi untuk mengejek acaranya di Bangkok.
Pada 2014, Vajiralongkorn menceraikan istri ketiganya, Srirasmi Suwadee, setelah banyak anggota keluarganya dijatuhi hukuman atas tuduhan penipuan dan tidak menghormati monarki, dalam salah satu pembersihan kerajaan terbesar. Pasangan itu memiliki seorang putra, Pangeran Dipangkorn Rasmijoti, yang kini bersekolah di Jerman.
"Dia dapat mengedarkannya (selir) di seluruh negeri dalam sebuah media blitzkrieg dalam upaya untuk menyelamatkan citranya dan membangun popularitasnya, seolah-olah dia (selir) hanyalah perpanjangan dari dirinya," kata Tamara. "Artinya tidak ada konsekuensi atas perilaku raja, tetapi konsekuensi yang mengerikan bagi orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang yang menghadapinya," tambahnya.
Hubungan tersebut tidak disetujui secara hukum karena hukum Thailand tidak mengakui poligami. Sementara peran historis seorang selir adalah memberikan ahli waris, koneksi politik, atau kekayaan ke takhta, dan peran Sineenat adalah memperluas dukungan untuk monarki.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Ratusan foto seksual beredar, selir Thailand Sineenat terancam digulingkan lagi"