Bukan Hanya di Tapanuli, Ternyata Meteorit Pernah Jatuh di Kawasan Prambanan dan Dijadikan Bahan Baku Senjata Tradisional Jawa, Batu Terbesar Masih Disimpan Sampai Sekarang!

Minggu, 22 November 2020 | 17:42
kompas.com

ilustrasi keris. Bukan Hanya di Tapanuli, Ternyata Meteorit Pernah Jatuh di Kawasan Prambanan dan Dijadikan Bahan Baku Senjata Tradisional Jawa, Batu Terbesar Masih Disimpan Sampai Sekarang!

Sosok.ID - Nama seorang pria asal Tapanuli Tengah kini sedang diperbincangkan publik dunia.

Ia menjadi salah satu orang beruntung di dunia saat ini.

Julukan itu disematkan pada pria tersebut setelah ia mendadak kaya raya dan banyak uang.

Bukan karena menang lotre, tetapi pria ini kaya lantaran baru saja menjual batu meteorit kepada seorang kolektor.''

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Tiba-tiba Ketiban Batu Misterius Ketika Buat Peti Mati, Pria Ini Langsung Dapat Tawaran Rp 1 Miliar Setelah Pamerkan Batunya di Media Sosial

Tak tanggung-tanggung, pria tersebut kini jadi miliarder lantaran harga tinggi yang diberikan oleh calon pembeli

Pemberitaan mengenai meteor yang jatuh dan menimpa rumah warga Dusun Sitahan Barat, Tapanuli Tengah mengingatkan peristiwa jatuhnya benda langit itu di kawasan Prambanan sekitar tahun 1700.

Benda langit yang jatuh di kawasan Prambanan itu adalah iron meteorit.

Iron meteorit yang jatuh di kawasan Prambanan tersebut pecah menjadi beberapa bagian.

Baca Juga: Ingin Uji Kesetiaan Calon Istrinya, Miliarder Ini Tawarkan Rp 200 Juta Beserta Fasilitas Mewah untuk Pria Tampan Manapun yang Sudi Goda Kekasihnya

Pecahan kecil ditemukan pada masa Pakubuwana (PB) III dan dibawa ke Keraton Solo.

Lalu pecahan yang lebih besar menyusul pada Pakubuwana (PB) IV.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dany Narsugama mengatakan, iron meteorit berukuran besar itu disimpan di Keraton Solo dan diberi nama Kanjeng Kiai Pamor.

"Di situ kan banyak pecahan kecil-kecil, serpihan yang di Prambanan tempat jatuhnya. Itu dicari masyarakat terus dipakai buat bahan baku keris. Sedangkan yang besar namanya Kiai Pamor dipakai buat persediaan bahan pamor keris untuk Keraton Solo," kata Dany saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Baca Juga: Sudah Kelebihan Harta Sampai Bingung Bagaimana Menghabiskannya, Anak Sultan Ini Nekat Cuci Ban Lamborghini Miliknya Pakai Sampanye Seharga Rp 3,7 Juta, Aksinya Sukses Buat Netizen Elus Dada

Di samping digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, masyarakat mencari serpihan batu iron meteorit itu untuk diperdagangkan.

"Dahulu tahun 1935 harga di pasaran masyarakat itu adalah satu gram iron meteroit sama dengan harga dua gram emas," terang dia.

Dany mengungkapkan batu iron meteorit yang jatuh di kawasan Prambanan tersebut pernah diteliti oleh Badan Tenaga Nuklir (Batan) Yogyakarta.

Oleh Keraton Solo, terang Dany, iron meteorit Kiai Pamor itu disakralkan karena sebagai komoditas bahan baku pembuatan pusaka keraton.

Baca Juga: Sukses Jadi Artis Sekaligus Politisi, Sosok Rieke Diah Pitaloka Ternyata Simpan Kisah Pilu Gegara 9 Tahun Diselingkuhi Mantan Suami, Kini Betah Menjanda dan Jadi Salah Satu Miliarder

Sehingga, dibangunkan cungkup pada masa pemerintahan Raja Keraton Solo Pakubuawana (PB) IX.

"Iron meteorit ini ada kandungan kapur, besi, titanium, dan niobium. Jadi warna pamor keris lebih cemerlang," ungkap dia.

Dikatakan Dany, meteor yang jatuh dan menimpa rumah warga di Tapanuli Tengah tidak memiliki kandungan logam.

Baca Juga: Kelebihan Harta Tapi Bingung Mau Buat Apa Lagi, Miliarder Ini Bagikan Uang Rp 100 Miliar Secara Cuma-cuma Demi Penuhi Rasa Penasaran Apakah Uang dapat Membahagiakan Seseorang

Sedangkan iron meteorit yang jatuh di kawasan Prambanan dan disimpan di Keraton Solo adalah mengandung logam.

"Jadi yang bisa untuk bahan baku pamor keris meteorit yang logam (iron meteorit)," kata Dany.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meteorit Pernah Jatuh di Prambanan, Diberi Nama Kanjeng Kiai Pamor dan Disimpan di Keraton Solo"

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Kompas.com