Sosok.ID - Alih-alih memilih cara yang mudah, pria ini justru menyulitkan dirinya sendiri saat hendak membatalkan pernikahan yang hendak digelar beberapa hari lagi.
Dilansir Sosok.ID dari Oddity Central, ialah seorang pria berusia 55 tahun asal Kolombia.
Pria yang tak disebutkan namanya itu rencananya akan menikahi tunangannya pada bulan Januari 2020 lalu.
Tetapi, menjelang hari pernikahan, pria dari kota Pitalito, Kolombia itu ketakutan.
Karena itu, ia mengaku kepada teman-temannya bahwa ia akan membatalkan pernikahannya itu hanya beberapa hari sebelum ijab qobul dilaksanakan.
Calon pengantin pria dan teman-temannya pun langsung membuat skenario penculikan.
Mereka kemudian menelepon polisi dan mengarang cerita tentang bagaimana sekelompok orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor menculik sang calon pengantin.
Tak disangka, drama yang mereka buat justru mendapat tanggapan serius dari pihak berwajib.
Sebab, sebelumnya pernah terjadi insiden serupa yang berujung pada aksi pemerasan.
Pihak kepolisian kemudian mengerahkan seluruh pasukannya serta tentara Kolombia untuk menangani kasus penculikan itu.
Komandan Polisi Pitalito, Nestor Vargas memerintahkan agar akses keluar masuk kota ditutup dengan harapan untuk mencegah penculik melarikan diri.
Operasi juga dilakukan di jalan-jalan kota untuk mencari korban.
Melihat hal itu, teman-teman sang calon pengantin pria itu pun mengakui kebohongannya ke polisi.
"Mereka mengarang cerita tentang penculikan itu karena seorang teman mereka ingin membatalkan pernikahannya.
"Dia berubah pikiran dan bersembunyi untuk menghindari pernikahannya di gereja," kata Vargas kepada wartawan.
Pihak berwajib akhirnya memutuskan untuk merahasiakan identitas pria itu agar tak diamuk massa.
Mengingat insiden ini adalah kedua kalinya pria itu meninggalkan calon istrinya di altar.
Calon pengantin pria dan teman-temannya pun terancam hukuman penjara hingga enam tahun.
Sayangnya, tak ada kabar baru yang melaporkan bagaimana nasib mereka kini.
Menariknya, kasus serupa juga pernah terjadi pada 2014 silam.
Di mana seorang pria sampai harus memalsukan kematiannya agar tak jadi menikah dengan tunangannya.
(*)