30 Tahun Memimpin, Pemerintahan Soeharto Dipertanyakan Sri Mulyani Gegara Banyak Aset Negara Hilang, Menkeu: Salah Satunya Komplek Senayan

Sabtu, 31 Oktober 2020 | 08:13
Dok. Kemenkeu

30 Tahun Memimpin, Pemerintahan Soeharto Dipertanyakan Sri Mulyani Gegara Banyak Aset Negara Hilang, Menkeu: Salah Satunya Komplek Senayan

Sosok.ID-Betapa keras usaha Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengembalikan aset-aset negara yang lenyap di era Presiden Soeharto, salah satunya Hotel Hilton Jakarta yang sudah berubah nama menjadi Hotel Sultan.

Mengisi kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada, Menteri Keuangan Sri Mulyani berkeluh kesah tentang sulitnya menyelamatkan aset-aset negara.

Apa yang disampaikan Sri Mulyani itu diunggah oleh Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman di akun Instagram @jubir_presidenri pada Senin 19 Oktober 2020.

Pada 25 Sepember 2018, Sri Mulyani berdiri di depan mahasiswa FEB UGM sambil mengungkapkan fakta menyelamatkan keuangan negara melalui perbaikan pembukuan aset.

Baca Juga: Bukan Cuma Raul Lemos! Sosok Ini Bongkar Borok Krisdayanti Main Serong dengan 5 Pria, Salah Satunya dari Keluarga Cendana

"Mulainya Republik Indonesia enggak punya neraca," papar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan awalnya barang berharga milik negara, termasuk aset dan properti penting sebelumnya tidak pernah tercatat sebagai milik negara.

"Jadi barang milik negara pun tidak diadministrasikan, tidak di-record," katanya.

Ia menyebutkan hal itu sudah terjadi sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

"Kita asal bangun."

Baca Juga: Dijadikan Madu Salah Satu Anggota Keluarga Cendana, Artis Cantik Ini Harus Terima Nasib Jadi Janda di Usia 20 Tahun Gegara Istri Pertama Tak Sudi Dipoligami

"Waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali, enggak ada pembukuannya," ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

"Jadi waktu terjadi krisis kemudian kita punya Undang-undang Keuangan dan Perbendaharaan Negara, kita baru mulai membangun neraca keuangan," lanjutnya.

Pada proses pembukuan tersebut, Sri Mulyani menyebutkan hal pertama yang dilakukan adalah mencatat aset-aset penting yang menjadi milik negara.

Kompas.com
Kompas.com

Presiden Soeharto

Ia menuturkan dulu banyak aset negara yang diperjualbelikan dengan mudah karena tidak tercatat kepemilikannya.

"Di situ baru mulai muncul, 'Mari kita membukukan dan me-record'."

Baca Juga: Kisah Komitmen Mertua Syahrini Temani Keluarga Cendana di Masa Sulit, Buah Pembuktian meski Kesetiannya Diragukan Jenderal TNI Pengikut Soeharto

"Pertama mengadministrasikan, masukkan dulu dalam buku," tutur Sri Mulyani.

"Belum lagi tanah-tanah, kalau menterinya lagi senang, saya kepengin jual tanah, saya jual tanah saja," lanjutnya.

Akibatnya, banyak aset penting yang hilang begitu saja.

"Karena dulu enggak pernah ada pengadministrasian, sehingga banyak sekali republik itu kehilangan cukup banyak aset strategis," kata Menkeu.

Baca Juga: Kaum Hawa Harus Tahu, Sosok Pewaris Kekayaan Keluarga Cendana Ini Masih Belum Punya Pasangan

Ia memberi contoh pada kompleks Senayan yang dibangun pada era Presiden Soekarno.

Saat itu Bung Karno membangun kompleks Manggala Warna Bakti, TVRI, Hotel Hilton (sekarang bernama Hotel Sultan), Hotel Mulia, sampai Plaza Senayan.

Kompas.com
Kompas.com

Menkeu Sri Mulyani.

Seluruh area tersebut merupakan milik negara.

Baca Juga: Ungkap Pernikahan Sirinya dengan Tommy Soeharto, Model Senior Ini Ngaku Punya Anak dari sang Pangeran Cendana, Kini Putrinya Tumbuh Jadi Seorang Selebgram dengan Bakat Multitalenta

"Salah satu contoh yang barangkali Anda lihat adalah kompleks Senayan Gelora Bung Karno," jelas Sri Mulyani.

Meskipun begitu, negara kehilangan status kepemilikannya karena tidak pernah tercatat dalam administrasi.

Ia memberi contoh pada area Hotel Hilton yang kini bernama Hotel Sultan.

Baca Juga: Pilih Bungkam dan Vakum dari Dunia Hiburan Selama 19 Tahun, Mayangsari Akhirnya Buka Mulut Soal Kehidupannya Sebagai Istri Bambang Trihatmodjo: Hidupku Selalu Dibuat Drama

"Karena tidak pernah dibukukan, suatu saat terjadi kerja sama, tiba-tiba swasta sudah punya titel," ungkap mantan Kepala Bappenas ini.

"Sehingga waktu kita membuat pembukuan, Hotel Hilton itu sudah tidak ada titelnya, kita hilang," tambah Sri Mulyani.

Baca Juga: 12 Tahun Silam Hanya Bisa Tunduk Pasrah Ditolak Mentah-mentah Hingga Digosipkan Diusir Keluarga Cendana, Mayangsari Kini Malah Berikan Wejangan untuk sang Keponakan yang Baru Menikah

Ia menuturkan, pemerintah harus berupaya keras mengembalikan Hotel Hilton menjadi milik negara kembali, dengan syarat boleh dipakai dalam kerja sama dengan swasta.

(*)

Artikel ini pernah tayang di Suar.ID dengan judul "Banyak Aset Negara yang Raib, Sri Mulyani Singgung Era Soeharto: 30 Tahun Beliau Memimpin tidak Ada Pembukuan, Tiba-tiba Tanah Sudah Dijual"

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Suar.id