Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Vladimir Putin Tiba-tiba Ngamuk PBB di Tengah Pandemi Virus Corona, Ada Apa? Putin: Persetan dengan Sanksi!

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 16:10
@putinofficial.ru

Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Vladimir Putin Tiba-tiba Ngamuk PBB di Tengah Pandemi Virus Corona, Ada Apa? Putin: Persetan dengan Sanksi!

Sosok.ID - Pandemi akibat wabah virus corona memang masih melanda hampir seluruh dunia.

Bahkan dalam tahun 2020 ini telah banyak negara yang mengalami dampak buruk yang dirasakan.

Apa yang terjadi di beberapa negara pun semakin memperparah keadaan yang diawali dengan pandemi wabah virus tersebut.

Krisis yang dialami oleh beberapa negara itupun membuat pemimpin Rusia, Vladimir Putin marah besar.

Baca Juga: Bocah 5 Tahun Laporan ke Tante Soal Ayah dan Ibunya yang Tidur Tak Bangun-bangun hingga Tubuhnya Menghitam, Ternyata Orang Tuanya Sudah Tewas 3 Hari Sebelumnya

Belum lama ini Putin secara terang-terangan mengungkapkan kemarahannya.

Kemarahan Putin ia ungkapkan bukan tanpa dasar, tetapi hal tersebut lantaran banyak sanksi yang harus dipatuhi oleh negara-negara.

Putin pun meminta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk bertindak.

Hal itu lantaran apa yang dialami oleh banyak negara tak bisa bertindak banyak saat dilanda wabah covid-19.

Baca Juga: Peduli Setan dengan Sanksi PBB, Rusia Bisa Mengatasi Masalahnya Sendiri

Kurangnya respon banyak negara tersebut menurut orang nomor satu di Rusia tersebut lantaran negara-negara itu masih harus mematuhi sanksi dari PBB.

Melihat apa yang terjadi itupun Putin marah besar dan mengatakan dunia internasional harus realistis dan humanis.

"Kami telah mendesak, khususnya PBB, mencabut semua pembatasan di bidang ekonomi dan kemanusiaan, setidaknya untuk sementara, karena alasan kemanusiaan," kata Putin dalam pertemuan Klub Diskusi Valdai yang berlangsung secara virtual pada Kamis (22/10).

"Tapi, saya tidak bermaksud membahas sanksi terhadap Rusia sama sekali, persetan dengan itu. Kami akan mengatasinya," tegas dia seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Dua Pembom Nuklir Tu-95 Bear Rusia Masuki Alaska, Amerika Kerahkan Jet Tempur Siluman F-22 Raptor

Selain itu, banyak negara masih menderita akibat pandemi virus corona tapi tidak membutuhkan bantuan dari luar.

Namun menurut Putin ia lebih membutuhkan adalah pencabutan sanksi setidaknya dalam penyediaan obat-obatan, sumber kredit, peralatan, dan pertukaran teknologi.

Apa yang dilakukan oleh Putin itu ia sebut sebagai tindakan kemanusiaan yang lebih tepat di tengah pandemi wabah virus corona tersebut.

Desakan yang diberikan Putin pada PBB tersebut lantaran dirinya merasa muak dengan apa yang terjadi.

Baca Juga: Detik-detik Mencekam Saat Dua Bocah Terjungkal di Eskalator Terekam Kamera CCTV, Bermula dari Dorong Kereta Bayi Lalu Terguling hingga Tiga Kali

“Ini murni hal-hal kemanusiaan. Tapi tetap saja, mereka belum menghapus sanksi apapun, bersembunyi di balik beberapa pertimbangan yang tidak ada hubungannya dengan komponen kemanusiaan, meski pada saat yang sama semua orang membicarakan humanisme," ujar Putin.

"Jadi, kita perlu lebih jujur ​​satu sama lain dan singkirkan semua standar ganda ini," imbuhnya.

Rusia sendiri, Putin mengatakan, meskipun mengalami lonjakan kasus virus corona, tidak melihat keharusan untuk kembali ke rezim non-hari kerja alias lockdown.

Baca Juga: Turki Sukses Uji Coba Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia, Amerika Waspada

“Secara umum, situasinya saat ini tidak ada keharusan untuk kembali, setidaknya di negara kita, ke metode yang membatasi seperti musim semi lalu. Misalnya, ketika kita menempatkan orang pada cuti berbayar dan menutup seluruh perusahaan. Tidak ada kebutuhan seperti itu," katanya.

Menurut Putin, sistem perawatan kesehatan Rusia bekerja cukup efektif. "Dan sekarang kami memiliki cadangan tempat tidur rumahsakit, obat-obatan, protokol pengobatan," ujar dia.

"Tenaga medis kami sudah memahami dan tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Jadi, sekarang ada keyakinan bahwa kami dapat mengatasi masalah ini," sebut Presiden Rusia.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : TASS

Baca Lainnya