Tangis Susi Pudjiastuti Pecah Saat Demo Omnibus Law, Mantan Menteri Tak Kuasa Tahan Kesedihan Mahasiswa UGM Kena Bogem Sampai Gagang Kaca Mata Patah

Senin, 12 Oktober 2020 | 18:30
Kolase Wartakota/Kompasiana

Tangis Susi Pudjiastuti Pecah Saat Demo Omnibus Law, Mantan Menteri Tak Kuasa Tahan Kesedihan Mahasiswa UGM Kena Bogem Sampai Gagang Kaca Mata Patah

Sosok.ID - Menjadi seorang Menteri selama lima tahun bukan perkara yang mudah bagi wanita asal Pangandaran, Jawa Barat ini.

Namun dirinya meninggalkan kesan cukup mendalam bagi masyarakat saat masih menjabat.

Bahkan kini meski sudah tak menjabat, sorot kameran masih sering tertuju pada sosok wanita tangguh ini.

Susi Pudjiastuti memang disebut-sebut sebagai salah satu menteri di Kabinet Kerja yang cukup sukses.

Baca Juga: Buatkan Puisi Untuk Sang Nenek, Cucu Susi Pudjiastuti Sukses Buat Dirinya Menangis, Ungkap Keinginan Agar Susi Jadi Presiden Tahun 2024

Meski kesuksesan baik dalam bentuk kinerja maupun sosok publik figur tak membuat Susi kembali dipilih untuk menjadi menteri.

Namun baru-baru ini nama Susi kembali mencuat dimedia sosial saat aksi demo mahasiswa hampir serentak terjadi di berbagai kota.

Demo menentang pengesahan UU Cipta Kerja Omnibus Law oleh mahasiswa memang sempat jadi buah bibir sampai ke mancanegara.

Namun kesan menyedihkan baru saja dilontarkan oleh Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Tegas dan Banyak Pendukung, Susi Pudjiastuti Bicara Soal Nyalon Presiden 2024, Hotman Paris: Saya Dukung Bu!

Hal tersebut terkait insiden pemukulan yang dialami oleh seorang mahasiswa saat demo berlangsung.

Bahkan kesedihan Susi diluapkannya di media sosial mengenai kabar mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) menjadi korban pemukulan.

Mahasiswa UGM yang dimaksud berinisial ARN (20).

Dia salah satu peserta ujuk rasa menolak UU Omnibus Law yang ditangkap polisi dan kemudian dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

Tangis Susi tersebut dituangkannya melalui akun twitternya saat menanggapi berita mengenai salah seorang mahasiswa UGM yang dianiaya dan dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

Baca Juga: Diledek Presiden Jokowi di Depan Banyak Orang karena Dikit-dikit Nyebur ke Laut, Susi Pudjiastuti Langsung Bereaksi Seperti Ini!

Bahkan penganiayaan yang diterimanya tersebut membuat gagang kacamata yang ia kenakan sampai patah.

Susi Pudjiastuti tak banyak komentar kecuali memasang emoticon tanda menangis sebanyak 9 buah.

Emoticon menangis itu di-cuitkan di akun twitternya pukul 06:38 WIB, Senin (12/10/2020) pagi ini dan langsung mendapat respon sejumlah netizen.

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, seorang mahasiswa berinisial ARN (20) mengaku dirinya jadi korban pemukulan oleh aparat.

Ia pun juga dipaksa untuk mengakui sebagai provokator dalam aksi demo yang berakhir ricuh tersebut.

Baca Juga: Dukungan Aliansi Nelayan Pada Curhatan Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti Mengenai Peraturan Menangkap Ikan: Melegalkan Cantrang Adalah Suatu Ancaman Besar

tangkapan layar Twitter @susipudjiastuti
tangkapan layar Twitter @susipudjiastuti

tanggapan sedih Susi Pudjiastuti mengenai berita mahasiswa UGM kena pukul aparat saat demo

Peristiwa tersebut diduga terjadi dalam demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).

Kini ARN harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta atas apa yang ia alami.

Selain keluhan sesak napas, juga terdapat luka lebam yang berada di wajahnya.

Melansir dari Kompas.com, saat itu ARN sedang mengendarai sepeda motornya untuk menyusul kawannya dari bundara UGM.

Setibanya di lokasi demo, keadaan mulai tak kondusif hingga demo tersebut berujung ricuh.

Baca Juga: Curhatan Mantan Menteri Jokowi yang Hampir Bangkrut di Tengah Pandemi, Susi Pudjiastuti: Saya Belum Mau Bilang Menyedihkan Tapi Kondisi Ini Menakutkan

“Empat personel diganggu massa, saya yakin anak SMA atau SMK. Satu personel terprovokasi, kebetulan posisi saya pas di belakang personel itu. Mulai bentrok dan ricuh, saya ikut mundur bersama polisi, saya masuk ke aula DPRD,” kata ARN.

ARN sempat berlindung namun tiba-tiba dirinya didatangi oleh seorang petugas dan diinterogasi.

"Mereka anggap chat saya dengan mahasiswi ini untuk provokasi demo Gedung DPRD jadi ricuh,” kata ARN.

Saat itulah ARN mengaku mengalami tindak kekerasan.

"Kepala dan muka saya beberapa kali dipukul sampai gagang kacamata saya patah," tutur ARN.

Baca Juga: Khawatir dengan Kondisi Laut Indonesia, Susi Pudjiastuti Memohon Pada Presiden Untuk Kembali Tenggelamkan Kapal Asing: Saya Mohon dari Lubuk Hati Paling Dalam...

Namun apa yang diungkapkan oleh ARN itu dibantah oleh pihak kepolisian.

"Tidak ada. Yang sudah di Polresta tidak ada pemukulan, mereka kan di lapangan," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Purwadi Wahyu Anggoro.

"Enggak ada, kita sesuai bukti pendukung. Yang tidak sesuai dengan fakta hukum ya kita lepaskan. Sudah bukan zamannya paksa-paksa orang mengaku," ucap dia.

Baca Juga: Dulu Sering Curi Ikan Indonesia, Sekarang Vietnam Kena Karma Hasil Lautnya Dijarah China

ARN kini dikenai wajib lapor usai diizinkan pulang pada Sabtu malam.

"Wajib lapor. Tapi lihat kondisi kesehatan yang bersangkutan," ujar dia. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Twitter

Baca Lainnya