Ogah Anaknya Diduakan, Seorang Mertua Nekat Habisi Menantunya di Warung Kopi, Begini Kronologinya!

Rabu, 23 September 2020 | 16:13
Kolase gambar The Straits Times

Ogah Anaknya Diduakan, Seorang Mertua Nekat Habisi Menantunya di Warung Kopi, Begini Kronologinya!

Sosok.ID - Singapura digegerkan oleh pembunuhan pada siang bolong di pusat distrik bisnis.

Pembunuhan yang terjadi tiga tahun silam tepatnya 10 Juli 2017 akhirnya mencapai babak akhir dengan dijatuhkannya vonis kepada pelaku pembunuhan.

Tan Nam Seng divonis hukuman 8,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi Singapura, demikian The Straits Times melaporkan, Senin (21/9/2020).

Pebisnis berusia 72 tahun itu terbukti secara sah dan meyakinkan membunuh Spencer Tuppani (39) di luar sebuah kedai kopi di Jalan Telok Ayer pada pukul 13.20 siang waktu setempat.

Baca Juga: Ceraikan Istri Setelah 8 Tahun Jalani Biduk Rumah Tangga, Pria Ini Pindah Haluan Nikahi Ibu Mertua Meski Terancam Dipenjara

Kemelut hubungan mertua dan menantu Perbuatan kriminal ini tidak sesederhana seperti yang dibayangkan.

Investigasi Kepolisian mendapati bahwa Tan adalah mertua Tuppani.

Tan rupanya sudah lama memendam kemarahan mengenai perlakuan Tuppani terhadap putri tercintanya Shyller Tan yang adalah istri Tuppani.

Pelaku menyebut Tuppani yang sudah dianggapnya sebagai putra sendiri telah mengkhianatinya.

Baca Juga: Tak Terlihat di Pernikahan Audi Marissa, Sang Ibu Mertua Ungkapkan Kesedihannya di Media Sosial, Audi Langsung Angkat Bicara

Persidangan menyatakan keluarga Tuppani termasuk ibu dan adiknya tinggal di rumah Tan.

Tuppani bahkan mempekerjakan mereka di perusahaan yang dipimpin mertuanya.

Tan tidak keberatan dan mengizinkannya.

Hubungan mertua dan menantu itu mulai retak setelah Tan mendapati Tuppani memiliki dua anak dari selingkuhannya.

Baca Juga: Begitu Jadi Ibu Tinggal Ongkang-ongkang Kaki Nikmati Harta Mertua, Lahirkan Cucu Pertama, Menantu Bos Kasino Diberi Hadiah Rp 205 Miliar

Bahkan Tuppani rupanya diam-diam berencana menceraikan Shyller.

Dia merekam pertengkarannya dengan istri yang sudah dinikahinya 12 tahun itu untuk dijadikan bukti gugatan perceraian.

Tuppani mencoba meyakinkan mertuanya, kalaupun perceraian harus terjadi dia tidak akan meminta hak asuh anak.

Kesabaran Tan akhirnya habis ketika dia dan putrinya hanya mendapatkan separuh uang dari hasil penjualan perusahaan yang dipimpinnya.

Baca Juga: Gideon Tengger Ngamuk-ngamuk Hingga Sebut Belum Cerai dengan Rieta Amalia dan Tuntut Ganti Rugi Rp 1 Triliun, Ternyata Bisnis Ibu Mertua Raffi Tak Main-main!

Tuppani adalah sosok yang mendesak Tan untuk menjual perusahaan yang dirintis dengan susah payah pada tahun 1974 oleh Tan.

Adapun alasan penjualan karena kondisi keuangan perusahaan yang tidak begitu sehat.

Tan yang mengakui kemampuan berbisnis Tuppani, memilih mempercayakan segalanya kepada si menantu.

Tan semakin yakin bahwa sejak awal Tuppani telah merencanakan untuk menceraikan putrinya, merebut kendali perusahaan, dan mengambil hak asuh anak.

Baca Juga: Sudah bak Menantu dan Mertua, Kedua Orang Tua Rizky Billar Berbagi Cerita hingga Menangis Tersedu-sedu, Lesty Kejora Tak Segan Tenangkan Rosmala

Kondisi kesehatan fisik dan mentalnya merosot dan dia mengalami susah tidur.

Kronologi pembunuhan berdarah yang dingin Pada siang hari, Tan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya ketika dia melihat menantu sedang makan siang di kedai kopi di Jalan Telok Ayer.

Setibanya di kantor, pelaku menuju ke dapur mengambil sebuah pisau.

Sesampainya di kedai kopi Tan menghampiri Tuppani dan berkata, “Kamu memang keterlaluan.”

Baca Juga: Mati Tragis Gegara Ditakdirkan Tak Bisa Miliki Keturunan, Dendam Kesumat Usai Diusir Mertua Gegara Mandul, Wanita Ini Nekat Bakar Dirinya Beserta Keluarga Suaminya

Tak lama kemudian dia mengeluarkan pisau dari tas dan menghunuskannya ke dada korban tiga kali.

Tuppani sempat coba berlari dengan luka tusuk di dadanya, tapi akhirnya jatuh pingsan di restoran sebelah di Jalan Boon Tat dan meninggal dunia di tempat.

Tan kemudian menendang wajah menantunya itu dua kali dan menghalau kerumuman yang kaget bukan kepalang melihat apa yang baru terjadi.

Pengusaha perkapalan itu memberitahu kerumunan, "Ini menantu saya, tidak perlu tolong dia, dia pantas mati."

Tan dengan tenang meletakkan pisau di samping meja dan kemudian duduk menunggu kedatangan polisi.

Baca Juga: Dituding Jadi Suami Tak Bertanggung Jawab, Mantan Suami Ayu Ting Ting Ungkap Borok Mantan Mertua Sampai Ditinggal sang Biduan Dangdut: Ayu Gerah Sama Saya...

Sambil menunggu dia menelepon putrinya dan berkata, ”Ayah tidak bisa tidur kemarin malam. Ayah sudah melakukannya. Jangan menangis. Ayah sudah tua. Ayah tidak takut masuk penjara.”

Tan kemudian menyerahkan diri tanpa perlawanan kepada polisi yang tiba di lokasi.

Dia mengaku bersalah di pengadilan.

Sepanjang proses pengadilan, Tan terus menyampaikan perbuatannya didasari oleh kasih sayang seorang ayah terhadap putrinya.

Tan diketahui menderita depresi karena kecemasan akan nasib putrinya disertai konflik dengan Tuppani.

“Ayah sangat mencintai keluarganya. Tidak ada yang ingin hal ini terjadi.”

Shyller berkata setelah mengetahui vonis yang harus dijalani ayahanda. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Terima Putrinya Diselingkuhi, Mertua Bunuh Menantu di Kedai Kopi"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya