Sosok.ID - Bocah 13 tahun tewas usai dihukum guru gegara tak mengerjakan PR.
Dilansir Sosok.ID dari The Nation, nyawa bocah dari Thailand yang tak disebutkan namanya itu melayang setelah dipaksa melakukan squat jump 100 kali pada Kamis (3/9/2020).
Padahal, tiga hari sebelumnya, tepatnya pada hari Senin, 31 Agustus 2020, ia dibawa ke rumah sakit karena jatuh sakit.
Ia baru masuk sekolah pada hari Rabu, tapi satu hari kemudian ia dihukum oleh gurunya karena tidak mengerjakan PR.
Walaupun kondisinya masih belum pulih sempurna, namun sang guru bersikukuh untuk menghukumnya.
Setelah menjalani hukuman itu, keesokan harinya, tepatnya pada hari Jumat, bocah itu jatuh sakit lagi.
Oleh keluarga ia hanya disuruh istirahat di tempat tidurnya.
Namun, keesokan paginya, ia ditemukan sudah tidak bernyawa.
Dokter percaya bocah itu telah meninggal dunia dalam tidurnya sekitar pukul 3 pagi karena mengalami gagal jantung.
Paman korban, Pramot Eiamsuksai, mengatakan pihak sekolah baru menghubungi keluarganya pada Selasa (8/9/2020).
Mereka menyampaikan minta maaf dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Meskipun marah, pihak keluarga bocah itu hanya ingin kasus ini menjadi pelajaran bagi guru agar tak seenak jidat menghukum siswanya.
Kejadian serupa
Tak hanya di Thailand, kejadian siswa meninggal usai menjalani hukuman di sekolah juga pernah terjadi di Indonesia.
Pada bulan Oktober 2019 lalu, seorang siswa SMP Kristen 46 Mapanget Barat, Manado, Sulawesi Utara menjadi sorotan.
Sebab bocah 14 tahun bernama Fanli Lahingde itu tiba-tiba jatuh pingsan saat menjalani hukuman yang diberikan oleh gurunya.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Fanli diberi sanksi untuk berlari mengitari lapangan sekolah karena terlambat masuk sekolah.
Tapi setelah keliling dua putaran, Fenli tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri.
Sebelum pingsan, Fenli sempat izin untuk istirahat tetapi tak diperbolehkan oleh guru piket yang menghukumnya, CS.
Setelah jatuh pingsan, Fenli kemudian dilarikan ke Rumah Sakit AURI yang kemudian dialihkan ke Rumah Sakit Prof. Kandou.
Sayang, Fenli menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Prof. Kandou.
(*)