Israel Sedang Main Mata dengan Negara-negara Arab Lainnya, Palestina Dikhianati

Selasa, 01 September 2020 | 07:13
News 24x7 Plus

Israel Sedang Main Mata dengan Negara-negara Arab Lainnya, Palestina Dikhianati

Sosok.ID - Israel sedang melakukan manuver politik kepada negara-negara Arab.

Perundingan damai menjadi kebijakan luar negeri utama Israel supaya mendapat pengakuan dari bangsa Arab.

Lantas apakah semuanya setuju berdamai dengan Israel?

Israel sedang dalam pembicaraan rahasia dengan beberapa negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu (30/8/2020).

Baca Juga: Lancang! Tiongkok Ajak RI Lakukan Pembangunan Bersama meski Natuna Bukan Milik China, Indonesia Jadi Incaran Demi Misi di Laut China Selatan

Ia mengucapkannya jelang penerbangan komersial pertama negara Yahudi itu ke Uni Emirat Arab ( UEA) menyusul terjalinnya kesepakatan normalisasi hubungan.

"Ada lebih banyak pertemuan yang tidak dipublikasikan dengan para pemimpin Arab dan Muslim, untuk menormalisasi hubungan dengan negara Israel," katanya dikutip dari AFP, tanpa menyebut nama negara itu.

Perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat (AS) antara Tel Aviv dengan Dubai untuk normalisasi hubungan diumumkan pada 13 Agustus.

Kesepakatan ini menjadikan UEA sebagai negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang menjalin hubungan dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

Penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA pada Senin pagi (31/8/2020) waktu setempat akan membawa delegasi AS-Israel.

Baca Juga: Kementerian Luar Negeri China Tegaskan Militer Beijing Akan Lawan Provokasi Sembrono Amerika

"Ini akan membuka jalan bagi negara lain untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel," lanjut Netanyahu yang menjabat PM di Israel sejak 2009.

Kantor PM Israel pekan lalu mengatakan, Penasihat Keamanan Nasional Meir Ben Shabbat akan memimpin delegasi Israel.

Pembicaraan di Abu Dhabi akan mencari cara untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk penerbangan, pariwisata, perdagangan, kesehatan, energi, dan keamanan, menurut keterangan kantor PM Israel.

Sejak perjanjian damai antara UEA dan Israel diteken, sering ada panggilan telepon bilateral antara para menteri kedua negara dan penandatanganan kontrak komersial.

Baca Juga: Terkuak Sudah, Keluarga Angkat Bongkar Alasan Ogah Undang Ibu Kandung Nadya Mustika Rahayu ke Pernikahannya dengan Rizki D'Academy, Tak Mau Hal Ini Terjadi

Pada Sabtu (29/8/2020) contohnya, Emirates mencabut undang-undang tahun 1972 yang memboikot Israel.

"(Perjanjian) itu akan mengizinkan masuknya, menukar, atau membawa barang dan produk Israel dari semua jenis di UEA dan memperdagangkannya," bunyi dekrit federal yang dikeluarkan Presiden UEA Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan.Palestina tersakiti Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan lalu melakukan tur regional ke Sudan, Bahrain, dan Oman, dengan harapan meyakinkan negara lain di kawasan itu untuk mengikuti langkah UEA.

Sementara itu Presiden Israel Reuven Rivlin juga meminta "negara-negara Arab dan Muslim lainnya mengikuti jalan persahabatan ini, dan untuk membangun hubungan yang penuh dan hangat dengan Negara Israel - perdamaian antara bangsa dan rakyat, perdamaian untuk perdamaian."

Baca Juga: Terkuak Sudah, Keluarga Angkat Bongkar Alasan Ogah Undang Ibu Kandung Nadya Mustika Rahayu ke Pernikahannya dengan Rizki D'Academy, Tak Mau Hal Ini Terjadi

Sebagai bagian dari perjanjian normalisasi yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, Israel setuju menangguhkan rencana aneksasi Tepi Barat, meski Netanyahu bersikeras rencana itu tetap ada dalam jangka panjang.

Palestina menyebut perjanjian UEA-Israel sebagai "tikaman dari belakang", karena membuka dunia Arab ke Israel sedangkan konfliknya belum terselesaikan.

Kemudian Arab Saudi sesuai kebijakan puluhan tahun oleh sebagian besar negara Arab, mengatakan tidak akan mengikuti jejak UEA sampai Israel menandatangani kesepakatan damai dengan Palestina.Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Usai Damai dengan UEA, Israel Jalin Diskusi Rahasia dengan Negara Arab Lain"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya