Media Australia Sebut Penyembelihan Sapi Saat Idul Adha di Indonesia Sangat 'Barbar' dan Tidak Manusiawi

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 20:35
Grid.ID | Rangga Gani Satrio

Ilustrasi - Penyembelihan hewan kurban.

Sosok.ID - Belum lama ini, media Australia memberitakan tentang cara penyembelihan sapi di Indonesia yang dianggap barbar dan tidak manusiawi.

ABC News pada Selasa (11/8/2020) menuliskan, Pemerintah Federal Australia telah mendapatkan rekaman yang diduga menunjukkan sapi Australia disembelih secara tidak manusiawi di Indonesia.

Rekaman tersebut diketahui berasal dari Aceh, Indonesia. Diambil saat Hari Raya Kurban.

Eksportir hidup melacak ternak yang terlibat, dan beberapa telah menghentikan perdagangan dengan fasilitas di Aceh, Indonesia.

Baca Juga: Anies Baswedan Disebut Media Inggris Cocok Jadi Saingan Baru Jokowi, Penanganan Corona Dianggap Selangkah Lebih Maju Timbang Presiden

Lembaga Animals Australia mengatakan hal itu sangat mengganggu, mengingatkan pada praktik pembantaian yang terungkap pada tahun 2011 silam.

Rekaman yang diduga menunjukkan beberapa sapi Australia diikat dengan tali dan disembelih secara tidak manusiawi di dua tempat pemotongan hewan di Indonesia yang disetujui ekspor telah mendorong penyelidikan baru Pemerintah Federal.

Lembaga Animals Australia mengajukan pengaduan ke Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan (DAWE) dan memberikan rekaman tersebut sebagai bukti dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan di provinsi Aceh, Indonesia.

Menurut laporan, rekaman tersebut diambil saat Indonesia sedang merayakan hari raya Idul Adha di akhir Juli dan awal Agustus tahun ini.

Baca Juga: Angkat Jempol untuk Kebijakan Jokowi Tak Terapkan Lockdown, Erick Thohir Heran Media Asing Hobi Jelekkan Penanganan Corona di Indonesia: Lucu Kalo Kita Disebut Gatot

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, CEO Animals Australia Glenys Oogjes mengatakan hal itu "sangat mengganggu" praktik penyembelihan yang terungkap pada tahun 2011 yang ternyata masih digunakan pada tahun 2020 meskipun telah ada Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS).

ESCAS didirikan oleh DAWE setelah larangan ekspor ternak hidup tahun 2011 ke Indonesia.

"Sapi Australia di Indonesia masih dibunuh melalui kotak yang dilarang Mark I (penahan) dan pemotongan tali harus menjadi perhatian serius bagi semua di industri ternak," kata Oogjes.

"Sangat jelas bahwa sampai sanksi peraturan untuk pelanggaran ESCAS dikenakan penangguhan izin, sistem ini tidak akan secara efektif melindungi hewan dari perlakuan brutal."

Baca Juga: Rapor Merah Kepemimpinan Jokowi Diurai Jurnal Media Asing, Penanganan Virus Corona Indonesia Disebut Terburuk Se-Asia Tenggara

Kendati demikian, Animals Australia menolak untuk merilis gambar atau video tersebut ke ABC.

Beberapa eksportir ternak hidup telah melihat rekaman tersebut, dan satu perusahaan telah menangguhkan perdagangan dengan fasilitas yang terlibat, menurut Dewan Eksportir Ternak Australia (ALEC).

Kepala eksekutif ALEC Mark Harvey-Sutton mengatakan gambar-gambar itu "menyedihkan".

Gambar yang tampak menunjukkan sapi Australia diikat dengan tali dan lehernya dipotong tanpa dibuat pingsan terlebih dahulu.

Baca Juga: Australia Sanjung Anies Baswedan Setinggi Langit karena Tanggap Corona, Presiden Jokowi Dianggap Lelet?

“Dalam situasi ini sepertinya dilakukan mungkin oleh staf yang tidak berpengalaman, tetapi tentunya di luar kendali normal yang ada di Indonesia,” katanya.

Beberapa video dan "sejumlah besar" foto, diambil antara 30 Juli dan 5 Agustus, menunjukkan 10 sapi di fasilitas pemotongan hewan tersebut, menurut Harvey-Sutton.

Dia mengatakan, eksportir mengambil tindakan cepat untuk mengidentifikasi sapi, namun pencabutan ear tag telah menunda upaya pelacakan.

Dia melanjutkan untuk mempertahankan sistem ESCAS dan mengatakan situasi yang "tidak menguntungkan" adalah pengecualian.

Baca Juga: Anies Baswedan 'Ngadu' Dipersulit Pemerintah Pusat Terkait Corona ke Media Asing: Saya Tidak Khawatir Dicemooh

"Saya tidak bisa memaafkannya, saya tidak bisa memaafkannya, tetapi sistemnya berhasil karena kami memiliki sistem yang luas di Indonesia di mana kesejahteraan hewan terjamin," kata Harvey-Sutton.

Juru bicara DAWE mengatakan seluruh eksportir sapi hidup ke Indonesia telah dihubungi untuk informasi lebih lanjut.

"Tidak pantas untuk mengomentari masalah ini saat sedang diselidiki," kata juru bicara itu. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : ABC News

Baca Lainnya