Sosok.ID - Sebuah kabar yang mengejutkan banyak negara di dunia tersebar belum lama ini.
Kabar tersebut berkaitan dengan pemimpin diktator Korea Utara yang tiba-tiba muncul dan menghilang.
Bahkan kemunculan terakhir dari Kim Jong Un tersebut hanya untuk memandatkan kekuasaan atas negara komunis itu pada sang adik perempuan, Kim Yo Jong.
Padahal sudah menjadi rahasia umum, Kim perempuan memiliki sikap lebih keras dari pada sang kakak.
Tak hanya itu saja, kekejaman dan kenekatan dari Kim perempuan ini memang sedang diwaspadai serius oleh banyak negara termasuk Korea Selatan.
Sudah menjadi rahasia umum, memburuknya hubungan antar negara tetangga tersebut salah satunya dengan tindakan nekat Kim perempuan.
Kim Yo Jong adalah otak peledakan dari kantor perhubungan kedua negara beberapa waktu lalu yang menjadi tanda permusuhan kedua negara kembali ditabuh.
Dan kini Kim Jong Un sendiri memberikan separuh kekuasaannya pada sang adik yang kejam lantaran dirinya dikabarkan stress.
Namun kabar lain diungkap oleh mantan ajudan mendiang Presiden Korea Selatan, Kim Dae-jung.
Chang Song-min mengungkapkan kejanggalan apa yang terjadi pada pemimpin Korea Utara tersebut bukan karena stress semata.
Ia berspekulasi, Kim Jong Un koma saat membagi sebagian kekuasaan kepada adik perempuannya, Kim Yo Jong, untuk menjalankan negara.
Eks pejabat Korsel bernama Chang Song-min itu mengklaim, Kim Jong Un sedang koma, "tetapi hidupnya belum berakhir".
"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo Jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," katanya, dikutip dari Fox News, Senin (24/8/2020).
Melansir dari kantor berita Korsel Yonhap, pendelegasian kekuasaan tersebut bahkan di saat-saat Kim Jong Un dalam keadaan kritis.
Klaim mengenai keadaan pemimpin Korea Utara itu setelah mata-mata Korsel menangkap gelagat aneh dari pemberian kekuasaan di sana.
Pemimpin negara yang baru berusia 36 tahun tersebut dikabarkan tak sadarkan diri atau koma.
Mata-mata Korsel juga menyebut bahwa Kim Yo Jong (33) sekarang menjabat sebagai "orang kedua secara de facto" di Korut, meski belum sah ditunjuk sebagai penggantinya.
Dalam pertemuan tertutup dengan anggota parlemen pekan lalu, Badan Intelijen Nasional Korsel mengatakan, "Kim Yo Jong wakil pimpinan Komite Pusat Partai Buruh, mengarahkan urusan negara secara keseluruhan pada delegasi tersebut."
Akan tetapi, Kim Jong Un masih mempertahankan "otoritas absolut".
Meski begitu, klaim dari Chang masih diragukan kebenarannya karena ini bukan pertama kalinya kondisi Kim Jong Un dispekulasikan akibat lama tak muncul di depan publik.
Pada April, mencuat rumor Kim Jong Un meninggal dunia setelah operasi jantungnya gagal.
Saat itu ia menghilang dari hadapan publik selama tiga minggu.
Pemerintah Korut tidak pernah menjelaskan keberadaan Kim, termasuk alasan kenapa sang Pemimpin Tertinggi itu melewatkan perayaan ulang tahun ke-108 mendiang kakeknya yang juga pendiri Korea Utara, Kim Il Sung.
Lalu, setelah foto-foto dan video Kim Jong Un meresmikan pabrik pupuk di dekat Pyongyang, seorang pejabat Pemerintah Korsel berkata ke Fox News.
"Pemerintah kami percaya tidak ada indikasi bahwa prosedur medis telah terjadi." (*)